Total Tayangan Halaman

Rabu, 31 Agustus 2022

Menemukan Rindu yang Tersandera

 


MENEMUKAN RINDU YANG TERSANDERA

Pak Tyqnue Azbynt


Bertahun sudah kubiarkan jejakku di kaki Argopuro. Semenjak menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi swasta, nyaris catatan-catatan cinta kami terbenkalai gegara perbedaan pandanganku dengan orang tuanya. Kenyataan itu menjadi kian hilang sejak perjodohannya dengan perangkat desa di desanya. 


Agustina gadisku lebih memilih tetap di desanya sebagai guru sebuah SD Negeri sedang aku memilih melanjutkan studi di luar kota. Sejak saat itu hubungan kami patah seketika, tanpa berita dan aku memilih membunuh rindu yang dulu pernah menyanderaku. Selepas S2-ku, sebuah perguruan tinggi swasta telah menampungku tuk menjadi budak penjaja ilmu.


Agustus ini aku pulang kampung. Ternyata anak-anak bangsa di desaku telah mendaulatku menjadi narator dalam gelaran Pawai Budaya Bhumi Argopuro. Berada 1 nomor dari nomor terakhir membuat kami lelah sebelum berjalan karena masa tunggu yang lama. Dari sisi sebelah kiri kami ada salah seorang peserta dari desa sebelah yang kebetulan sebagai maskot itu dibopong ke depanku. Sambil dikeplok-keplok yang diiringi lagu ulang tahun gadis itu didorong-dorong ke hadapanku. Karena macaknya yang ala Ratu aku tak tahu siapakah gerangan dianya. Tapi saat dia tersandung dan jatuh di tangkapan tanganku aku seperti mengenal suara manjanya. 

" Agustina?", Tanyaku sepontan.

" Benar mas...apa masnya masih ingat bidadarimu yang dulu?, Aku masih jomblo dan tetap menunggu kangmas...", pungkasnya sembari menempelkan gambar bibir yang berlipstillk merah itu di dada kiriku.

___

Kaki Argopuro, Ultimo Agustus 2022

Selasa, 30 Agustus 2022

Pulang Kampung

 


PULANG KAMPUNG

Pak Tyqnue Azbynt


Nyatanya rinduku masih ada walaupun sudah berpuluh tahun melepaskan diri dari tuba senyumnya. Anak gadis berkacamata sebelah rumahku itu mesih saja menjadi mahluk yang meyintas rinduku sejak dulu. Di tempat belajarku bukan tak ada bidadari-bidadari cantik, banyak bahkan dari berbagai daerah dengan keimutan sendiri-sendiri. 


Dhini ya panggil saja Dhini. Gadis bernama Novia Dwi Andhini itu masih bersarang di pojok hatiku. Mendengar kabar bahwa dia telah dipersunting lelaki dari kampung sebelah telah membuatku mati gairah di bangku S2-ku. Teori-teori yang dipelajari menjadi noktah-noktah yang lamur dan sulut kucerna. Apakah kecemburuan ini harus merusak toriqah ilmiyahku? Jangan! Jangan sampai terjadi agar ratusan juta yang telah kukeluarkan demi cita-cita tak hanya sekedar memperoleh gelar saja. Ilmuku harus bernas berisi. Begitu bantah otakku, tapi nyatanya aku kalah. 


Dari Songkla University Thailand aku memaksa pulang demi melihat gadis yang telah dipersunting orang lain. Ah nekat yang sia-sia. Tiba di kaki Argopuro sebuah desa yang sejuk itu menjadi keasyikan tersendiri. Kujabat semua tangan orang-orang di rumahku. Dan...benar saja Dhini benar-benar telah berubah, dia sama sekali tak menampakkan batang hidungnya. Hatiku terasa hampa dan merasa pulang sia-sia. Selepas shalat Ashar kulihat sulur-sulur anggrekku yang hijau ranau dan ginuk-ginuk. Di tengah keasyikanku, dari belakang ada tangan yang menjulur dan memelukku erat-erat. "Kang...aku kangen kakang, aku pengen naik sepeda menyusuri jalan kampung berdua bagai dulu ", pintanya. Aku terhenyak seketika kala Dhini merepek manja. "Tapi kamu kan sudah berjodoh dengan orang lain ", sergahku. 

"Aku tak peduli pokoknya aku hanya ingin denganmu kakang", gerutunya dengan wajah sedikit ngambek. " Kalau kakang masih cinta ma Dhini? hayo kang perjuangkan !" Pintanya memaksaku. 

____

Kaki Argopuro, 30 8 22

Senin, 29 Agustus 2022

PE and MAY



 PE and MAY

Pak Tyqnue Azbynt


Perseteruan dua cewek antar negara ini menjadikan penyemarak Ome Tv Internasional. Saling bully tapi tidak rasis dan hanya seru-seruan belaka. Seperti tanpa beban bagi kedua cewek Turki vs Indonesia ini membuat heboh jagat Ome Tv internasional.


Takdir pertemuan kedua cewek imut itu bertemu saat sama-sama liburan ke Mandalika , bertemulah  di Mandalika Internasional Sirkuit tuk ambil gambar dengan moto spot di ajang MotoGP sembari berbelanja kuliner lokal. Saling vlog ternyata ketika mereka berpapasan yang justru tak bisa berbicara langsung tanpa Google translator, apalagi Pe yang bahasa Inggrisnya belepotan itu. Akhirnya hanya saling senyum saling tatap dan akhirnya berpelukan juga walaupun hanya dengan bahasa terbata-bata dan bahasa isyarat sebisanya. Untungnya dibersamai oleh Mas Vicky sebagai photographer-nya. Kedua cewek beda bangsa itu punya kegemaran yang sama, travel dan berburu kuliner yang asing bagi mereka. Tapi, saling bully di dumay ternyata tak sama di dunia nyata, mereka justru sangat kikuk saat berdialog. Dan inilah yang membuatnya berakhir saling badmood dan menjadi travel yang membosankan.


Akibat angin yang sangat kencang, May dan temannya tak bisa mengambil gambar, berkali-kali tripodnya dijungkalkan angin. Dengan langkah sedikit ogah-ogahan Vicky photographer Pe itu bela-belain tuk membantu May dan temannya. Mungkin karena kelelahan si May ambruk terkapar di depan pitlane sementara temannya yang sama cewek itu tak.mampu berbuat apa-apa. Dan lagi-lagi Vicky harus membopongnya. Antara sadar dan tidak Vicky justru merasa iba. Perlahan dilonggarkan kerudung May si gadis Turki itu demi memberikan peluang udara segar ke tubuhnya.  May tersadar dan marah-marah dengan bahasa Inggris, cilakanya Vicky justru tahu dari kata-katanya. " Please move overthere, You're not my husband...”, Katanya ngasal aja. "But I Will be..., I'm so glad to help you, because You are look like the angle...", jawab Vicky dengan segera.  Gegara moment itulah kini May and Pe justru menjadi musuh "bully" ipar yang mengasikkan.

Kamis, 25 Agustus 2022

Malam Pertempuran

 


MALAM PERTEMPURAN

Pak Tyqnue Azbynt


Kuingat hari itu pas Senin Pahing selepas lohor, kami masih asyik corat-coret di atas tanah mengatur strategi. Gambar arah penyerangan sudah disepakati oleh kami para gerilyawan. Malam harinya akan bergerak menuju tangsi meliter kompeni di tengah kota. 


Shalat magrib di mushala pesantren desa kami diimami oleh Kiyai Abdullah Syamsul Arifin. Kami semua minta restu pada beliau dan tak lupa juga minta disuwuk agar kami dilindungi oleh Allah. Satu persatu diberikan secangkir air untuk diminum dengan didahului pembacaan Fatihah. Selepas itu semangat juang kami bertambah.


Langkahku terasa berat saja saat hendak berangkat berjuang, karena istriku seperti hendak melahirkan. Aku benar-benar pusing, karena aku sebagai pimpinan laskar dan tak mungkin aku lalaikan tugasku. Namun restu dari istriku sedikit melegakanku. 

"Kakang silahkan minta petuah dari wak Kiyai tentang situasi ini ", katanya sambil mencium dadaku dengan manjanya. Akhirnya aku meng-iyakan pintanya. 

" Le... Dul Koliq berangkat saja biar istrimu ditemani oleh Mak Nyaimu, tapi insyaallah bentar lagi istrimu dah lahir...pulanglah anakmu sudah menunggu, beri nama dia Satrio Palagan", pintanya. Dan benar saja pas aku pulang, tangisan bayi sudah menyambutku. Malam itu kami berangkat berjuang dengan disemangati anak dan istriku serta Kiyai Abdullah.

__

Bondowoso, 25 8 22

Jumat, 19 Agustus 2022

Ustaz Zain

 


USTAZ ZAIN

Pak Tyqnue Azbynt


Selepas Zuhur kami masih saja leyeh-leyeh menuntaskan malas yang biasa menjajah semangat para kuli ilmu. Tetapi beda dengan Ustaz Zain yang sudah terbiasa melayani anak-anak muridnya dengan penuh ketelatenan. Membersamai saat bersih-bersih, saat menunggu makan dan lainnya sudah menjadi habitualnya. Beberapa bulan ini tampak kali perubahan dari kebiasaan anak-anakku. 


Sebagai orang yang cukup berumur aku merasakan betul gelagat dari beberapa dewan guru yang tak menyukainya, dan menganggapnya tak permisif pada anak-anak, juga dianggap terlalu otoriter. Mereka menganggap tak memerdekakan anak. Namun ustaz Zain justru menganggap anak perlu diayomi, dibersamai karena kemerdekaan itu butuh komandan yang mengomandaninya. 


Ustaz Zain yang hanya S1 itu menjadi terpojok dalam ruang rapat dewan guru, gegara ada beberapa guru yang dari sisi stratanya di atasnya merasa lebih mampu. Meraka rata-rata S2 dan merasa konsep-konsep pendidikannnya lebih visioner dan lebih memerdekakan. Akhirnya  ustaz Zain lebih mengalah walaupun sejatinya dia beranggapan bahwa anak didiknya adalah anaknya sendiri. Dia lebih pasif dari biasanya namun justru semenjak itu sekolah kembali menjadi kotor, pembelajaran lebih banyak delay dan cendrung main-main. 

____

Bondowoso, 19 8 22

Kamis, 18 Agustus 2022

Black Sumatera Ilham

 


BLACK SUMATERA ILHAM

Pak yqnue Azbynt

          Sore iu mendadak wajah Ilham macam mendung di senja hari saja. Tak ada senyum tak ada tawa, mulut merengut dengan tatapan kesal. Beberapa kali ibunya bertanya, namun tak sedikitpun diindahkannya. Sang ibu paham betul watak bocah kelas 3 SD itu. Semenjak ditinggal sang ayah dia menjadi begiu perasa bahkan naris introvert. Jika sudah begitu, tumbuhan dan hewanlah yang diajaknya untuk dicurhatinya. Tanaman anggrek pemberian ibu sahabatnya yang sudah pindah luar kota itu dirawatnya betul-betul, begitu pula ayam hitam yang diberi sopir truk yang tak dikenalnya beberapa tahun silam. 

          Tiap bangun pagi ayam dan anggreknya diajak bicara bak manusia saja. Sang ibu membiarkan kelakuan bocah kecil itu. Bebrapa anggrek Catalea dan Phaenopsis ditanamnya di pokok pohon jambu air depan rumahnya. Saat mulai berbunga seyum Ilham begitu sumringahnya, berkali-kali dilihatnya. Dengan kasih sayangnya anggrek-anggrek itu begitu suburnya. Tiap hari air cucian beras ibunya ditampung untuk minuman si anggrek itu. Kulit pisang, air kelapa, kulit telur selalu dijadiakan nutrisi untuk anggrek-anggreknya. Teori itu tahu dari Bu Alvi si pemberi bunga itu. Dan anggreknya tumbuh dengan gembul-nya.

           Selepas bercengkrama dengan tanamannya dia pun tak lupa pada sepasang ayam hitam pemberian sopir truk yang tak ia kenalnya itu. Ayam-ayamnya tak kalah manjanya dngan si anggrek, makannya selalu tomat, pepaya, jagung pun harus jagung manis. Untunglah di sebelah rumahnya ada kebun pepaya milik Pak Munir yang selalu ada buah yang jatuh. Kalaupun tak jatuh jika sudah matang selalu diberikan pada orang di sekitar kebunnya karena buah yang tua dan belum matang saja yang dipanen tuk dikirim ke luar kota.

           Ilham, hayo makan nak! Kenapa mulai tadi siang kamu kok selalu murung? Ada apa? , tanya ibunya.

           si hitam bu..., dia tak pulang kedua-duanya. Ibu jual yaa? Kan ibu mau bayar uang buku sekolahku?, jawab Ilham sambil melemparkan tembikar dengan kesal di depannya.

            Aaah enggak kok le..., memangnya tak pulang?, tanya ibunya serius. 

          Ibu Ilham mulai mengerti gelagat anaknya, tapi kok tumben si hitam tak pulang, biasanya kan selau nunggu Ilham pulang, pikir sang ibu. Dia pun curiga pada anak-anak remaja yang setengah siang sebelumnya menyabung ayam di pekarangan tetangga. Jangan-jangan sudah diambilnya. Dia mulai panik, karena sang ibu itu tahu betul kecintaan bocahnya pada si hitam. Semua tetangga telah ditanyai mengenai perihal si hitam. Tak satu orang pun tahu. Tak biasanya si hitam menjauh dari teras rumahnya, paling jauh di bawah pohon jambu dekat tanaman anggreknya. 

          Kali ini sang ibu mulai ikut merasakan kehilangan itu. Semakin terasa kesedihan ketika Ilham sudah sepekan ini tak mau sekolah. Surat teguran sekolah telah diterimanya, tapi bocah itu tak mau bergeming sedikitpun. Dan puncaknya guru kelas dan kepala sekolahnya datang berkunjung ke rumah Ilham.

          Apakah si hitam bisa kembali kalau aku sekolah bu guru?, tanyaya dengan asal saja.

          yaa pasti asal kamu sekolah besok pagi , bu guru itu meyakinkan.

Ditanyalah sang ibu tentang ciri-ciri si hitam, dngan harapan bu guru akan menggantinya dengan ayam lain.  Dan benar saja malam-malam bu guru kelasnya bela-belain berkunjung kembali dengan membawa sepasang ayam hitam yang justru lebih besar dari pada milik bocah itu. Namun sayang seribu sayang kecintaan anak pada si hitam tak bisa ditukar dengan hitam yang lainnya. 

          Untuk kali kedua bu guru kelas datang ke rumah Ilham. Tapi kali ini dia didampingi Pak RT dan Pak BABINKAMTIPMAS, dengan harapan agar bocah itu segan dan mau sekolah lagi. Namun si Ilham sudah benar-benar patah semangat. Syaratnya satu, dia akan sekolah asal si hitam kembali. 

          Bujukan Pak RT, Pak Babin dan Bu Guru sia-sia belaka. Bersamaan dengan itu HP pak Babin berdering. Ternyata panggilan dari Pak Lurah mengenai perusakan kebun hidroponik Pak Haji Nyoto yang diacak-acak pairaan warga. Karena kerusakannya itulah Pak Haji meminta ganti rugi sebesar Rp.2500.000,- Ditengarai sang perusak adalah sepasang ayam hitam. Begitulah dari pembicaraan via HP pak Babin. 

           Bu Guru kayaknya kita sudah menemukan jawabannya, tapi maslahnya malah kian rumit. Denda Rp.2500,000,- itu taklah sedikit bagi ibu Ilham yang hanya sebagai PRT itu, kata Pak Babin. 

          Wajah Ilham mulai cerah. Dia yakin kalau si hitam bakalan ketemu. Dengan segera mereka bersama-sama berangkat ke kebun sayur Haji Noyto, karena Pak Lurah sudah menunggunya di sana. Tak seberapa lama mereka pun sampai di kebun itu. Tak tampak ak ada ayam di situ. Ilham mulai curiga kalau-kalau si hitam disembelihnya. Dia kembali murung.

          Pak RT mulai menanyakan kronologi kejadian rusaknya kebun sayur Haji Nyoto. Dari perbincangan itu diketahui bahwa ayam itu terbang dari pegangan  pemuda yang berboncengan  beberapa hari yang lalu. Rupanya si hitam menyelamatkan diri dari pencurian orang asing yang bermotor itu. Untuk menyocokkan perihal ayam yang merusak itu, mulailah Pak RT menanyakan pada Ilham. 

          Ayamku itu, bulunya hitam kehijauan, mengkilat, jenggernya sumpel,pilanya kokoh, dan yang jantan di tiap kakinya ada jalu rentang 3. Dan itulah yang membedakan dengan ayam lain Pak erte.., jawab Ilham.

           duh gustiii...gimana kalau yang merusak kebun itu adalah ayammu? Kan harus bayar denda.? . Sambung Pak RT.

            tapi ayam saya tak nakalan Pak RT .

           Diam-diam Pak Babin mencari tahu tentang ciri ayam yang disebut Ilham via Google.  Dari situlah dia menduga kalau ayam itu adalah ayam Black Sumatra hewan endemik yang justru untuk mendapatkannya harus berburu ke luar negeri, karena pada tahun 70an telah diekspor besar-besaran ke Eropah.

            Le...Ilham, ayam apa yang kau punya , kuak Pak Babin.

            Ayam hitam, namanya si hitam pak.., pungkas Ilham. 

            Maksudku jenis ayam apa? . 

            Yaa jenis ayam hitam pokoknya , sergah bocah itu sdikit kesal.

            Tapi...kalau itu benar-benar ayammu, kamu harus bayar denda pada Pak Haji, jelas Pak RT.

            Ya enggaklah, kan dia ada yang bawa ke sini bukan aku.., coba deh keluarin kalau ada, ilham pengen tahu... kata Ilham.

Pembantu Pak Haji Nyoto kemudian pergi ke halaman belakang untuk mengambil sepasang ayam itu. Menurut Pak Haji, kalau ditotal kerugiannya lebih dari 4 juaan, tapi karena pemiliknya bukan orang berada, dia hanya minta 2,5 juta saja. 

            Pak Babin rupanya serius tentang jenis ayam itu. Terbukti beliau mencoba menawarkan via online setelah memotret sepasang ayam itu. Ternyata ditawar 15juta. Demi meyakinkannya beliau kemudian video call. Dan benar saja tawaran tetap 15 juta. Karena harganya yang tinggi akhirnya, Pak Babin-lah yang mengganti rugi Pak Haji Nyoto, dengan perjanjian kalau menetas anak ayamnya nanti harus diberikan pada Pak Babin. Memang ayamnya baru nelor 2 butir, tapi demi ayam endemik itu, dan demi membanu Ilham, Pak Babin pun bersedia.

        ______________

Bondowoso, 17 8 22

Minggu, 14 Agustus 2022

Nyala Bara Malam Minggu



 NYALA BARA MALAM MINGGU

Pak Tyqnue Azbynt


Tampak dari jari jauh kerlip cahaya bara api di halaman rumah si bungsu adikku. Kelebat bayangan hitam yang menghalangi cahaya itu. 2 orang lelaki tampak bagai lukisan siluit dalam bingkai remang malam di depan rumahnya. Sesekali ada yang berdiri sambil menyedot asap rokoknya dalam-dalam. 


Demi menuntaskan rasa penasaran aku langkahkan saja kakiku. Ternyata mas Cip dan adikku sedang menggoreng belalang sawah dengan tungku bata yang tampak dibuat asal saja. Dari candanya aku sedikit terhibur. Bayangkan..., belalang yang mereka goreng dijulukinya 'udang angkasa'. Canda tawa renyah menjadi penambah kehangatan malam itu. Hingga goreng belalang itu matang aku masih tetap membersamai mereka. Sajian yang rasanya lumayang aneh itu, nyatanya membuatku juga bisa menikmatinya walaupun terasa aneh.

Satu piring tuntas sudah kami lahap. Pukul 02.40 Mas Cip bergegas pulang, karena mau tahajjud katanya. Sementara kami masih asyik mencumbu rokok yang sudah lebih separuh perjalanan. Mulutku iseng saja tanya, " Dari mana idemu, malam-malam nangkap belalang and trus menggoreng gini ?". 

Dia menunduk dengan bibir bergetar, " Ini bukan camilan hiburan..., perutku mulai pagi belum kemasukan makanan sedikitpun. Ibunya anakku tak sengaja tak kuberi tahu, dia saja yang makan karena masih menyusui. Kubilang sudah makan di warung selepas beli tembakau dan beli pempers anakku. Aku tak ingin istriku beban mental karena tak ada rupiah se-sen pun tuk beli beras, soal besok tunggu rejekilah ", katanya sambil menyedot asap rokoknya dalam-dalam. Hatiku runtuh seketika melihat kenyataan itu. Begitu berat beban yang harus dijalaninya sebagai kepala rumah tangga yang masih baru. Akupun pulang saat nida' subuh berkumandang, air mataku banjir tak tertahankan. 

____

Bondowoso, 14 8 22

Jumat, 12 Agustus 2022

SAPI HITAM

 

Foto milik om google

SAPI HITAM

Pak Tyqnue Azbynt


Agustusan semarak dengan multi event, dari gang, pojok kampung hingga ke lingkungan elit tanpa terkecuali. Bondowoso yang masyarakat rural taklah mungkin terlepaskan dari  atmosfer kehidupan warga desa. Hewan ternak, kebun, sawah adalah fenomena alam dan sosial yang menyatu begitu indahnya. Sapi yang banyak di piara masyarakat pun ingin tampil dalam gelaran Kontes Sapi Merdeka.


Di galangan yang sudah berkavling-kavling itu tampillah sapi-sapi sehat yang memanjakan mata bagi penyuka hewan yang satu ini. Semula aku kira hanya warga cowok saja yang merapat ke galangan itu, ternyata banyak ABG cantik yang juga ikut merapat walaupun hanya ingin narsis-narsis dan selfi ria. Dari arah tenggara kulihat 4 cewek belia  berpakaian ala cowboy dengan sumringahnya menuju area galangan. Wow cantik bingitz, begitu pikirku. 


Entah apa yang salah dengan gadis-gadis itu hingga sapi milik Pak Haji Sastro menerobos dan mematahkan bambu galangan. Sontak saja orang-orang pad berhamburan menyelamatkan diri. Animal keepernya pun bersusah payah menyiasati situasi ini. Terpaksalah pihak penyelenggara menembakkan suntikan bius untuk menangkap sapi hitam yang perkasa itu. Dan situasi pun bisa kembali tenang setelah sekitar 1 jam bergumul dengan si hitam. Semua pengunjung panik dan bajunya sudah pada kotor, tapi kotor di bajuku  justru lain dan bukan karena tanah atau lainnya. Seorang gadis narsis tersebut masih saja memelukku ketakutan, sementara wajahnya dibekapkan ke dada kiriku. Nina namanya,  setelah kutanya dia malu-malu manja setelah kutunjukkan bekas lipstik di bajuku. 

" Maafin deh yaa mas..., habisnya Nina takut, gegara aku sapinya ucul...",

" Kamu mesti bayar denda ma aku".

" Apa itu mas, pasti kulakuin  asal dimaafin", pintanya. 

Dengan sok galak kusuruh dia mendekat, " sini...!".  Lalu kucium punggung tangannya yang halus sembari aku berucap, " kamu harus jadi pacarku!". 

" Iiih nggak ah. .nggak nolak, capa takut...., Masnya kan bukan sapi hitam nakal itu.. ".

___

Bondowoso, 12 8 22

Selasa, 09 Agustus 2022

BENDERA OH BENDERA

 


BENDERA OH BENDERA

Pak Tyqnue Azbynt


Masuk awal Agustus kulihat madrasahku seperti masih tidur panjang. Tak ada bendera terpancang seperti biasanya. Hanya tiang bendera berdiri kesepian. Karena itulah kupanggil salah seorang anggota Seksi Trantib dan menanyakan perihal bendera. Memang madrasahku upacaranya pertanggal 17 aja tiap bulannya. Tapi..., di bulan kemerdekaan ini kok malah tak ada kibarannya di angkasa. 


" Kamu ke sini, dan lihat tiang bendera itu ! Sekarang bulan apa! ", sindirku padanya. Dia pun menyadari keteledorannya, tapi sayang seribu sayang bendera itu telah raib dari etalase OSIS. Aku memintanya untuk bertanggung jawab, dan aku tak.mau tahu. Besok pagi harus sudah berkibar. 


Pagi menjelang, saat Garda Wiyata ( SATPAM Madrasah ) menguak pintu sudah kulihat bendera besar masih baru dengan bahan kain satin tebal berkibar dengan gagahnya, bahkan sampai-sampai tiangnya bergoyang ketika digoda angin. Demi mengapresiasi atas kerja sang Sei Trantib, kupanggil dia dan dihadapkan pada pengasuh pesantren yang menaungi madrasah kami. Aku berharap beliau berkenan memberikan penghargaan padanya, karena kas OSIS untuk beli bendera sudah tak ada, justru dia bisa mengupayakannya. 

" Namamu siapa dan sebagai petugas apa?", Tanya Kiyai ( pengasuh ).

" Syarif, Abuya", jawabnya.

" Saya bangga padamu bisa mengupayakan pengadaan bendera itu, dan sebagai tanggung jawabmu telah kau tunaikan. Tapi ngomong-ngomong dari mana kamu dapat bendera yang apik itu".

" Anu...anu Abuya, saya mencuri di halaman Pegadaian dekat alun-alun, selepas subuh tadi ". Jawabnya ketakutan.

" Lho kok bisa kan dekat pos Polisi?", Imbuhnya sudah mulai tampak jengkel.

" Enggih Abuya...di sana benderanya gak pernah dientas, siang malam selalu ada di tiangnya, tak ada petugas yang menaikkan dengan upacara". Antusiasnya tanpa menyadari bahwa pangasuh sudah mulai marah. 

" Kamu besok pergi ke kantor pegadaian dengan membawa bendera itu, dan jangan lupa lapor serta minta maaf",. 

Aduh duh duuuuuh, aku jadi malu, mangkel, dan bingung atas kenekatannya itu.

___

Bondowoso, 9 Agustus 2022

FIDA Kemerdekaan yang Tersandera

 




F I D A 

Kemerdekaan yang Tersandera

Pak Tyqnue Azbynt


Menjadi pembelajar adalah cita-citanya sejak masa kecil dulu, semua jalan telah dia tempuh hingga gelar sarjana pendidikan diraihnya. Ustazah Fida begitulah murid-murid memanggilnya. Maklumlah dia dipanggil ustazah karena dia dari keluarga pesantren, wajar walaupun mengajar di SD Negeri masih saja dipanggil ustazah. 


Menjadi guru tidak tetap dengan gaji ala kadarnya tetap saja dia syukuri bahkan dia tetap bangga dengan mengenakan seragam ala PNS. Ibu muda yang sudah punya anak seusia SD ini harus memenej waktunya dengan baik, apalagi anaknya disekolahkan di sebuah madrasah ibtidaiyah yang tentunya sidak dibersamainya. Namun justru malang menimpanya, sang kepala sekolah justru menggap Fida tak bekerja sepenuh hati di SD-nya, lantaran anaknya harus sekolah di madrasah. Bu kepala tak memakluminya, akan basicnya dia dari keluarga pesantren. Dengan tekanan phsikhis  harus dijalaninya. Dikeluarkan dari grup WhatsApp guru dan wali murid telah benar-benar menyudutkannya. Perjuangan dengan inovasi edukatif, pembuatan media pembelajaran yang update serta memudahkan anak tak dihargai oleh sang kepala. Bukanlah alasan yang tepat kalau menjadikannya sebagai bullyan karena di sekolah itu sudah overload siswanya. Tapi begitulah kadang keotoriteran masih saja menjadi bagian dari mental pemimpin. 


Suatu siang Bu Fida lebih memilih pergi ke perpustakaan tinimbang ke ruang guru karena khawatir Bu kepalanya juga ada di situ. Sebagai wali murid aku yang sedang membuat lukisan di beberapa spot sekolah itu tahu betul situasi yang tak memerdekakan sang ustazah. Saat itu sedang ada kunjungan pejabat dari propinsi, beliau melihatku yang sedang berperan sebagai  masyarakat peduli pendidikan ditanyakan banyak hal. Kesempatan itu kusampaikan bahwa ada yang lebih peduli dariku yaitu salah seorang guru yang berada di perpustakaan, walaupun hanya guru tidak tetap tapi inovasinya patut diacungi jempol. Dilalah sang pejabat malah mantan santri dari abah Bu Fida. Dengan santun sang pejabat menyalami Bu guru itu. Dari perbincangannya kuketahui agar Bu Fida pindah ke lembaga yang ia kelola, agar menjadi Kepala Sekolah. Swasta memang tapi sekolahnya sangat bonavide. 

_____

Bondowoso, 9 Agustus 2022

Minggu, 07 Agustus 2022

Agustusan

 AGUSTUSAN

Pak Tyqnue Azbynt


Kibaran bendera Merah Putih selalu saja melambaikan pesan cinta padaku. Di gelaran Agustusan itu kurekam jelajah cintaku yang teramat dalam.


Tanggal 1 Agustus multi event telah bermula, dari pojok-pojok kampung hingga ke halaman istana. Bagiku ini adalah bentuk kesyukuran yang patut diapresiasi. Medio Agustus kian menjadi penoktah rindu, mulai tanggal 14 yang selalu saja ada perkemahan antar sekolah di Bumi Perkemahan Tasnan Bondowoso. Di gelaran itu sanggaku selalu bikin heboh dengan berbagai kreasi dan tampilan super gokil. Rival abadi kami adalah SMK 1 yang hampir semuanya wanita  maklumlah kejuruan tata boga dan tata busana. Anggotanya yang manis-manis plus sedikit barbar. 


Masih kuingat saat jurit malam, tepatnya malam Jum'at dengan godaan angin yang lumayan kencang. Percikan api unggun yang menjajah tenda kecil di depan tenda utama anak SMK itu dijajah percikan api yang dibawa angin. 2 anak SMK yang sedang jurit panik karena retsluiting doornya sudah ditutup rapat, saat dipanggil-panggil tak satupun temannya menanggapinya. Tak ada air yang bisa dijadikan pemadam, akhirnya salah satunya menghubungi kami  sangga putra. Segera saja aku bangunkan beberapa teman dengan membawa beberapa handuk yang sudah diguyur air. Dengan cepat  kami bisa mengatasinya, namun saya Laila salah satu dari sangga SMK itu jatuh pingsan karena kelelahan. Bersamaan dengan itu ada keamanan yang sedang patroli, tanpa tanya mereka membawa kami dan menginterogasinya karena merambah ke sangga putri.

Kami di tahan di post kakak panitia hingga esok paginya. Usai subuhan kami diintrogasi lebih mendetail, cilakanya justru Laila bikin issue bahwa dia pingsan gegara dicium aku. Laila kembali ke tendanya sedang aku dihukum panitia. Tapi sebelum kembali ke tendanya, Laila sempat menuliskan pesan pada kertas notebook kecil, " aku sengaja memojokkanmu untuk menguji kesabaran, jika kau marah datanglah ke rumahku selepas kemahan....kan kusampaikan pada orang tuaku bahwa aku mencintaimu karena telah tulus menolongku saat kebakaran di tenda".   

Marahku tak jadi, justru aku bahagia diuji Laila. Malam 17 Agustus aku bertamu ke rumah Laila, namun sebelum dia mempersilahkanku masuk, di pintu depannya dia mencuri pipiku ...dan ciuman nakal itu tak pernah kulupakan.

___

Bondowoso, 7 Agustus 22


022

Sabtu, 06 Agustus 2022

Sungai



 SUNGAI

Pak Tyqnue Azbynt


Mendengarkan canda air ada perasaan tenang di hatiku. Riak-riaknya saat mencumbu batu dan bibir sungai itu selalu saja berkecipak lagukan damai. Dulu aku sering mengadukan keluh kesahku pada aliran air di sungai itu. 

Bertahun-tahun sudah aku tak bermain di sungai gegara kesibukan yang mendera-dera. Tapi kali itu aku benar-benar ingin melepaskan semua kesibukan yang menyanderaku. Aku harus pulang kampung tuk bertemu dengan sungai tempatku dulu melepaskan segala gundah. Sesampai di kampung kutemui sungai itu, kupandangi kelok tubuhnya, bibirnya yang selalu basah dicumbu air. Tak banyak berubah, bahkan cenderung rerumputannya tambah lebat, sementara beberapa pohon dipinggirannya sudah hilang entah kemana. Kutemui kembali dia tuk melabuhkan segala rasa.

Sudah tak banyak orang mencuci ke sungai karena sudah tiap rumah ada MCK, walaupun ada di pedesaan. Namun airnya masih bening seperti dulu. Wajarlah khas pedesaan yang berada di kaki gunung. 


Entah sudah berapa lama aku menikmati belaian angin dan celoteh riak air, pandanganku tertuju pada seorang wanita yang dengan tenangnya menyusuri bantaran sungai itu. Andai saja dia Nawang Wulan maka kan kupaksa aku menjadi Jaka Tarub, lalu mengintip dari semak-semak dan kunikmati kemolekan tubuhnya. Aaah hayalku terlalu jauh, dia orang biasa kok; tapi kok cantik jelita?. Perlahan kufokuskan pandanganku, ternyata dia Jamilah anak Haji Syukri yang pernah ngaji selanggar denganku. Yassalam wajahnya tetap saja ayu alami bagai dulu saat sering kuusili. Aku pura-pura saja tak melihatnya lalu kulemparlan batu sekepalan tangan dan memerciklah padanya.

" Astaghfirullah..., Kang Dullah yaaa?...huh tetap aja nakalan kayak dulu..", gerutunya sembari melempari aku dengan kerikil. Saking nafsunya sampai dia tercebur jatuh ke sungai, dan kakinya kramp karena terbentur batu. Terpaksalah aku dapat bidadari yang terjatuh. Dengan pura-pura menyesal atas kelakuanku, dia kugendong menuju rumahnya. Ternyata sungai yang kurindu mempertemukan aku dengan bidadari teman ngajiku dulu.

___

Bondowoso, 6 Agustus 2022

Kamis, 04 Agustus 2022

Penyintas Rindu



 PENYINTAS RINDU

Pak Tyqnue Azbynt


Sudah lebih dari 30 jerawat di pipiku proklamirkan rindu yang kian menjadi-jadi. Takkah  dia merasakan sukmaku terpenjara?. Kalau begitu dia telah berubah menjadi penjajah, merampas hatiku, membekap semua rasa yang kupunya. 


Langit di barat kembali menjingga tetanda malam kan kembali menyiksa jiwa. Kembara imaji ke sangkar penyekapku, aku terpasung lumpuh di tirani cintanya.  Siksa malam adalah aku yang terbantai dalam keterasingan. Senyumnya yang memesonaku, berubah menjadi racun yang menyiksa nyiksa. 


Di kedalaman malam tak mampu kulantunkan dedoa karena aku telah gila pada senyumnya. Jika bisa kugadaikan hatiku biarlah kulakukan itu. Agar rinduku tak lagi tersintas dan aku bebas merekahkan senyum. Malam ini siksanya kian menjadi, tak adakah suara angin yang bisikkan suara desah napasnya?. Ah aku sudah gila. 

____

Bondowoso, 4 8 22

Gadis Pemetik Kopi



 GADIS PEMETIK KOPI

Pak Tyqnue Azbynt


Lereng Argopuro yang eksotik itu sering dijadikan wanawisata oleh para muda yang lebih menginginkan suasana menantang. Alurnya yang masih alami menjadikannya keindahan yang masih perawan. Jauh sebelum Indonesia merdeka ternyata di sana telah dijadikan area perkebunan kopi oleh tuan tanah Belanda. Kini yang tersisa masih ada perkebunan itu walaupun  di tangan warga sudah tak seintensif dulu pengelolaannya, apalagi masyarakat Bondowoso lebih melirik ke wilayah perkebunan kopi di Ijen dengan Raung Arabicanya. Perkebunan yang besar juga bermula sejak jaman kompeni. Layaklah kalau Bondowoso disebut Republik Kopi. 


Beda Ijen beda Argopuro.  Ijen di belahan timur sedangkan Argopuro di belahan barat. Ada yang tak biasa saat kami merambah lereng Argopuro ketika melihat gadis gadis pemetik kopi dengan wajah tak seperti yang biasa kulihat tiap hari. Gadis bermata biru, kulit putih namun mengenakan jilbab ala muslimah yang cantik. Dadaku bergetar keras, apakah ini peri gunung, ataukan penampakan Noni-noni Belanda. Hingga temanku agak jauh aku tak sadar bahwa aku tetap tak melangkah. Rupanya aku terperanjat dan terpaku akan keelokan wanita itu.

"Mau ke  puncak ya kang? ", Tanyanya dengan suara yang lembut kali apalagi dibumbui sedikit senyum tulusnya. Aku tak bisa berkata apa-apa, bahkan terdiam agak lama, hingga aku tertinggal jauh dari rombongan. Aku sadar setelah Handy Talky-ku ada yang memanggil-manggil. Aku jawab bahwa aku hendak rehat di pos 1 dengan alasan less oxygen.


"Kang...kenapa diam, apa  kekurangan oksigen? tak biasa muncak yaa?", Sambungnya. Kujawab sekenanya saja karena  hanya itu yang aku bisa. 


Dari perbincangannya aku baru tahu kalau dia bernama Fateema Barlemans yang katanya masih keturunan Belanda  sang pemilik kebun kopi itu. Menyusuri jalan setapak yang sesekali kakiku dicumbu rumput-rumput nakal hingga melukainya. Sakit dan gatal kuabaikan saja karena berjalan dengan beberapa gadis gunung itu sangat menyenangkan apalagi si gadis etnis Belanda yang super imut . Di sebuah bale-bale aku duduk di atas balai-balai bambu sembari bincang banyak hal tentang suasana di lereng gunung .Karena kecapaian aku terlelap tanpa sadar, dan tahu-tahu ketika aku terbangun kepalaku sudah beralas bantal. Ada suguhan kopi kental panas di sebuah meja kecil yang disajikan saat aku terbangun. 


Hari sudah mulai condong, sementara teman-teman masih belum kasih info keberadaannya terkini. Karenanya aku mulai gelisah, dan taklah mungkin aku harus pulang sendirian. Namun tetiba ada pemberitahuan via HT ternyata teman-teman justru memilih jalan lain tuk pulang. Pulang lewat gunung piring yang melintasi lereng selatan yang itu artinya aku harus mencari cara lain. Di tengah kebingunganku    si Fateema menyuruhku untuk mandi air hangat yang telah dibuatkan agar relaks katanya tradisi itu adalah tradisi dari orang tuanya. Di bak kamar mandi telah ditaburi bunga-bunga khas pegunungan yang beraroma menyegarkan. Ada perasaan tenang di griya orang Belanda itu. Hingga sore kian menjadi   aku tambah kebingungan hendak pulang. Tapi ketika ada tawaran agar menunggang kuda piaraannya aku sedikit lega. Kendala berikutnya justru aku tak bisa menunggang kuda. Dan terpaksalah Fateema menjadi Jokinya sedang aku menjadei pemboncengnya. Dadaku bergetar ketika punggung kuda naik turun saat menyusuri jalanan. 

" Kenapa kok kulitnya terasa panas kang....tegang yaa, relaks aja...gak bakalan jatuh", jelasnya. Aku mesti jawab apa, lah wong tegangku bukan karena takut di punggung kudanya, justru aku takut kesurupan cinta padanya.

___

Bondowoso, 4 Agustus 2022

Rabu, 03 Agustus 2022

Gadis Berniqab

 


GADIS BERNIQAB

Pak Tyqnue Azbynt


Bu Fatimah wanita yang terbiasa menjadi peramu wisma di rumahku, kini sering sakit-sakitan karena usianya yang sudah mulai senja. Kejujuran dan kinerjanya yang totalitas telah menjadikannya manusia kepercayaan keluarga kami. Walaupun sudah sering sakit-sakitan tapi masih saja ikhlas bekerja di rumah kami. 


Sudah 4 semester aku berada di tempat kost karena harus menjadi dosen di luar kota, lagian bagi jomblo itu semacam plessir mukim saja. Entah karena apa aku sangat rindu pulang. Ketika ada liburan tahun akademik baru aku memilih pulang kampung demi bersemuka secara langsung dengan manusia-manusia di kampung halaman.


Seperti biasa aku selalu minta dilayani oleh Bu Fatimah saat di rumah. Kali itu aku tak bisa bertemu beliau dan ketika kutanya pada mama ternyata beliau digantikan oleh putrinya yang kinerjanya lumayan apik. Seorang wanita berhijab dengan memakai niqob sehingga aku tak tahu wajahnya. Tapi karena aku terbiasa santuy dan bebas bersemuka dengan siapapun. Karenanya aku dengan semena-mena memerintahkan pada gadis yang bernama Putri Juliana itu agar membuka niqobnya.  Walaupun semula dia berkeberatan akhirnya nurut juga. Ya Allah yaa Rabb ternyata dia adalah salah satu mahasiswiku yang sedang libur kampus. "Masya Allah cantik kali", begitu pikirku. Padahal di kampus taklah memesonakanku, kenapa sekarang hatiku justru terperangkap oleh pesonanya. 

" Maaf  kamu kan mahasiswiku kan?, ...maaf ya kalau salah duga”

" Oh yaa bapak saya mahasiswi bapak yang sekarang mengganti posisi ibuku yang sedang rehat demi penyembuhan. Senyampang liburan saya menggantikan ibu", 

" But...tapi saat di kampus kan tak pakai niqob?".

Ternyata alasannya karena takut diketahui olehku. Sebab pesonanya itulah saya sampaikan pada papa dan mama untuk meminangnya. Alhamdulillah karena kami sudah tahu keluarganya, orang tua kami pun langsung saja meng-Acc-nya. Dan saat itu nakalku kambuh untuk mengusilinya, agar mau aku cium keningnya sebagai tanda keseriusanku. Dengan malu-malu dia pun merapat, and ...aku cium keningnya sembari mencubit hidungnya. Dia hanya menunduk dan bibirnya gemetar tapi diakhiri dengan senyum sumringahnya.

___

Auditorium Kampus Attaqwa Bond, 3 Agustus 2022

Selasa, 02 Agustus 2022

Ciwul yang Gemesin

 


CIWUL YANG GEMESIN

Pak Tyqnue Azbynt


Temanku yang enerjik ini ternyata sudah ada di Singapura sebagai trainer dalam banyak hal bagi nakerwan para pejuang dollar di negeri orang. Tutur katanya yang ceplas ceplos membuatku asyik bila bercanda dengannya. Apa yang dia suka.dan dia benci disampaikannya secara terbuka, bagiku ini hal yang teramat istimewa. Namanya sih Citra Wulansari, tapi aku sering menyebutnya dengan sebutan si Ciwul agar lebih akrab, dan kalau dia malah marah justru aku senang saat lihat dia nyablak asal nyemprot aja bak senapan, tapi kalau dia memanja ...uuuh asyik gemesin pokoknya. 


Suatu hari saat aku ber-Ome Tv, tetiba bertemu si criwis imut Ciwul. Bicaranya yang tegas dan asal itu membuatku ingin berada di sampingnya tuk menjiwit pipinya yang dipesonakan oleh lesung pipinya. Entah sebab apa aku justru ingin bercanda lepas bagai dulu saat dia masih satu bangku sekolah denganku. Saat di kantin sering minta trakstir sembari menggelayut manja bagai saudara saja. 


Si manis ini kembali memesonaku, bibir tipisnya, dan suara manjanya membuatku kian betah ber- Ome Tv dengannya. Tuturannya tentang banyak hal di Singapura membuatku ingin melancong menemuinya. Alangkah kagetnya saat dia mengundangku ke apartemennya di Singapura, bahkan kiriman Dollar Singapura telah menjadikan gairahku kian bertambah saja. And, kan kugendong lagi kujiwit lagi pipi mulusnya kayak waktu kami SMA dulu. Ciwul I miss you. 

____

Bondowoso, 2 Agustus 2022

Senin, 01 Agustus 2022

LELAKI DI SAMPING LANGGAR

 


LELAKI DI SAMPING LANGGAR

Pak Tyqnue Azbynt


Aku masih ingat si Abdullah yang sering usil padaku. Tiap berangkat ke langgar ustaz Abdurahman guru ngajiku dulu. Aku benar-benar dongkol saat dia mengejarku sambil mencolek lenganku. Antara marah dan malu jadi satu, tapi anehnya kala malam tiba aku selalu terbayang kumis halusnya dan senyumnya yang menawan itu. 


Malam Jum at langgar libur ngaji dan biasa diganti dengan pembacaan shalawat atas nabi serta hafalan doa-doa. Bagi orang di desa kadang malam itu djanggap malam mistis, dan itu terasa.di perasaanku. Dadaku terasa berdengup kencang seperti akan terjadi sesuatu. Benar saja selepas shalat isya si Abdullah memohon pamit pada ustaz kami karena hendak pindah ke Jawa barat. Semua bersalan padanya termasuk aku. Hatiku tak karuan rasanya, entah itu apa namanya yang jelas aku tak tenang. Sesampai di rumah tetap saja aku tak tenang malah tak bisa tidur.

7 tahun berlalu sudah, tiada kabar tentangnya, dan ternyata hatiku telah terjajah rindu. Hanya pada tulisan-tulisan lepas yang aku tumpahkan pad lembar-lembar buku memoriku. Pada malam Jum at lagi aku mendengar kabar melalui undangan pernikahan yang ditujukan pada ustaz kami. Ustaz Abdurahman memberitahu pada kami dan dilanjutkan dengan doa keselematan untuknya. Hatiku benar teriris perih tersiksa. Hampir tak bisa dilangkahkan kakiku, saat berita itu disampaikan oleh ustaz. Rupa-rupanya putra sang ustaz yang baru beberapa bulan pulang nyantri itu, memahami betul kondisi psikologisku. Dan pada malam itu pula mas Hilmi putra ustaz Abdurahman itu, memohon agar ayahnya juga memintakan untuk doa bersama lagi tapi kali ini dengan tujuan yang beda. Dia meminta doa agar direstui untuk menghitbahku. 

"Dengan memohon perkenan dan restu Abah agar dinda Hidda dijadikan sebagai tunanganku", jelasnya.

Bak pintu mobil klasik yang ditutup dengan kerasnya, 'gedebug' begitu bunyi di dalam dadaku saat mendengar pinta Gus Hilmi putra ustaz di langgarku itu. Aku kaget dan bahagia yang bercampur dan tak bisa digambarkan dengan kata-kata.

____

Bondowoso, 1 Agustus 2022

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...