BLACK SUMATERA ILHAM
Pak yqnue Azbynt
Sore iu mendadak wajah Ilham macam mendung di senja hari saja. Tak ada senyum tak ada tawa, mulut merengut dengan tatapan kesal. Beberapa kali ibunya bertanya, namun tak sedikitpun diindahkannya. Sang ibu paham betul watak bocah kelas 3 SD itu. Semenjak ditinggal sang ayah dia menjadi begiu perasa bahkan naris introvert. Jika sudah begitu, tumbuhan dan hewanlah yang diajaknya untuk dicurhatinya. Tanaman anggrek pemberian ibu sahabatnya yang sudah pindah luar kota itu dirawatnya betul-betul, begitu pula ayam hitam yang diberi sopir truk yang tak dikenalnya beberapa tahun silam.
Tiap bangun pagi ayam dan anggreknya diajak bicara bak manusia saja. Sang ibu membiarkan kelakuan bocah kecil itu. Bebrapa anggrek Catalea dan Phaenopsis ditanamnya di pokok pohon jambu air depan rumahnya. Saat mulai berbunga seyum Ilham begitu sumringahnya, berkali-kali dilihatnya. Dengan kasih sayangnya anggrek-anggrek itu begitu suburnya. Tiap hari air cucian beras ibunya ditampung untuk minuman si anggrek itu. Kulit pisang, air kelapa, kulit telur selalu dijadiakan nutrisi untuk anggrek-anggreknya. Teori itu tahu dari Bu Alvi si pemberi bunga itu. Dan anggreknya tumbuh dengan gembul-nya.
Selepas bercengkrama dengan tanamannya dia pun tak lupa pada sepasang ayam hitam pemberian sopir truk yang tak ia kenalnya itu. Ayam-ayamnya tak kalah manjanya dngan si anggrek, makannya selalu tomat, pepaya, jagung pun harus jagung manis. Untunglah di sebelah rumahnya ada kebun pepaya milik Pak Munir yang selalu ada buah yang jatuh. Kalaupun tak jatuh jika sudah matang selalu diberikan pada orang di sekitar kebunnya karena buah yang tua dan belum matang saja yang dipanen tuk dikirim ke luar kota.
Ilham, hayo makan nak! Kenapa mulai tadi siang kamu kok selalu murung? Ada apa? , tanya ibunya.
si hitam bu..., dia tak pulang kedua-duanya. Ibu jual yaa? Kan ibu mau bayar uang buku sekolahku?, jawab Ilham sambil melemparkan tembikar dengan kesal di depannya.
Aaah enggak kok le..., memangnya tak pulang?, tanya ibunya serius.
Ibu Ilham mulai mengerti gelagat anaknya, tapi kok tumben si hitam tak pulang, biasanya kan selau nunggu Ilham pulang, pikir sang ibu. Dia pun curiga pada anak-anak remaja yang setengah siang sebelumnya menyabung ayam di pekarangan tetangga. Jangan-jangan sudah diambilnya. Dia mulai panik, karena sang ibu itu tahu betul kecintaan bocahnya pada si hitam. Semua tetangga telah ditanyai mengenai perihal si hitam. Tak satu orang pun tahu. Tak biasanya si hitam menjauh dari teras rumahnya, paling jauh di bawah pohon jambu dekat tanaman anggreknya.
Kali ini sang ibu mulai ikut merasakan kehilangan itu. Semakin terasa kesedihan ketika Ilham sudah sepekan ini tak mau sekolah. Surat teguran sekolah telah diterimanya, tapi bocah itu tak mau bergeming sedikitpun. Dan puncaknya guru kelas dan kepala sekolahnya datang berkunjung ke rumah Ilham.
Apakah si hitam bisa kembali kalau aku sekolah bu guru?, tanyaya dengan asal saja.
yaa pasti asal kamu sekolah besok pagi , bu guru itu meyakinkan.
Ditanyalah sang ibu tentang ciri-ciri si hitam, dngan harapan bu guru akan menggantinya dengan ayam lain. Dan benar saja malam-malam bu guru kelasnya bela-belain berkunjung kembali dengan membawa sepasang ayam hitam yang justru lebih besar dari pada milik bocah itu. Namun sayang seribu sayang kecintaan anak pada si hitam tak bisa ditukar dengan hitam yang lainnya.
Untuk kali kedua bu guru kelas datang ke rumah Ilham. Tapi kali ini dia didampingi Pak RT dan Pak BABINKAMTIPMAS, dengan harapan agar bocah itu segan dan mau sekolah lagi. Namun si Ilham sudah benar-benar patah semangat. Syaratnya satu, dia akan sekolah asal si hitam kembali.
Bujukan Pak RT, Pak Babin dan Bu Guru sia-sia belaka. Bersamaan dengan itu HP pak Babin berdering. Ternyata panggilan dari Pak Lurah mengenai perusakan kebun hidroponik Pak Haji Nyoto yang diacak-acak pairaan warga. Karena kerusakannya itulah Pak Haji meminta ganti rugi sebesar Rp.2500.000,- Ditengarai sang perusak adalah sepasang ayam hitam. Begitulah dari pembicaraan via HP pak Babin.
Bu Guru kayaknya kita sudah menemukan jawabannya, tapi maslahnya malah kian rumit. Denda Rp.2500,000,- itu taklah sedikit bagi ibu Ilham yang hanya sebagai PRT itu, kata Pak Babin.
Wajah Ilham mulai cerah. Dia yakin kalau si hitam bakalan ketemu. Dengan segera mereka bersama-sama berangkat ke kebun sayur Haji Noyto, karena Pak Lurah sudah menunggunya di sana. Tak seberapa lama mereka pun sampai di kebun itu. Tak tampak ak ada ayam di situ. Ilham mulai curiga kalau-kalau si hitam disembelihnya. Dia kembali murung.
Pak RT mulai menanyakan kronologi kejadian rusaknya kebun sayur Haji Nyoto. Dari perbincangan itu diketahui bahwa ayam itu terbang dari pegangan pemuda yang berboncengan beberapa hari yang lalu. Rupanya si hitam menyelamatkan diri dari pencurian orang asing yang bermotor itu. Untuk menyocokkan perihal ayam yang merusak itu, mulailah Pak RT menanyakan pada Ilham.
Ayamku itu, bulunya hitam kehijauan, mengkilat, jenggernya sumpel,pilanya kokoh, dan yang jantan di tiap kakinya ada jalu rentang 3. Dan itulah yang membedakan dengan ayam lain Pak erte.., jawab Ilham.
duh gustiii...gimana kalau yang merusak kebun itu adalah ayammu? Kan harus bayar denda.? . Sambung Pak RT.
tapi ayam saya tak nakalan Pak RT .
Diam-diam Pak Babin mencari tahu tentang ciri ayam yang disebut Ilham via Google. Dari situlah dia menduga kalau ayam itu adalah ayam Black Sumatra hewan endemik yang justru untuk mendapatkannya harus berburu ke luar negeri, karena pada tahun 70an telah diekspor besar-besaran ke Eropah.
Le...Ilham, ayam apa yang kau punya , kuak Pak Babin.
Ayam hitam, namanya si hitam pak.., pungkas Ilham.
Maksudku jenis ayam apa? .
Yaa jenis ayam hitam pokoknya , sergah bocah itu sdikit kesal.
Tapi...kalau itu benar-benar ayammu, kamu harus bayar denda pada Pak Haji, jelas Pak RT.
Ya enggaklah, kan dia ada yang bawa ke sini bukan aku.., coba deh keluarin kalau ada, ilham pengen tahu... kata Ilham.
Pembantu Pak Haji Nyoto kemudian pergi ke halaman belakang untuk mengambil sepasang ayam itu. Menurut Pak Haji, kalau ditotal kerugiannya lebih dari 4 juaan, tapi karena pemiliknya bukan orang berada, dia hanya minta 2,5 juta saja.
Pak Babin rupanya serius tentang jenis ayam itu. Terbukti beliau mencoba menawarkan via online setelah memotret sepasang ayam itu. Ternyata ditawar 15juta. Demi meyakinkannya beliau kemudian video call. Dan benar saja tawaran tetap 15 juta. Karena harganya yang tinggi akhirnya, Pak Babin-lah yang mengganti rugi Pak Haji Nyoto, dengan perjanjian kalau menetas anak ayamnya nanti harus diberikan pada Pak Babin. Memang ayamnya baru nelor 2 butir, tapi demi ayam endemik itu, dan demi membanu Ilham, Pak Babin pun bersedia.
______________
Bondowoso, 17 8 22
Mantap..keren
BalasHapusHatur tengkiyu ...mas
Hapus