T I A R A
Pak Tyqnue Azbynt
Bermula dari seringnya bertemu di gerbang sekolah yang disambut patung Betarakala itu Arman dan Tiara menjadi takdir pertautan cinta antara keduanya. cowok pemain voli itu memang cukup tampan walaupun kulitnya agak gelap, begitupun cewek mayoret marching band sekolah itu wajahnya yang bening dan tubuhnya yang aduhai menjadi idaman banyak cowok di sekolahnya. Beda kelas beda jurusan dengan kesibukan ekskul masing-masing naris percintaan mereka hanya melalui media sosial belaka.
SMA Negeri 02 Bondowoso merupakan salah satu sekolah favorit di kota kecil itu, banyak prestasi siswanya yang menjadi kebanggan masyarakat Bondowoso yang berjuluk Republik kopi. Tidaklah heran jika siswa siswinya begitu sibuk dengan kegiatan kurikuler, kokurikuler maupun ekstra kurikuler. Hanya mereka yang berduit bisa masuk di sekolah itu atau kalaupun tak berduit asalkan anaknya berprestasi.
Tiara primadona sekolah itu di samping giat di ekskul marching band dia juga aktif di kegitan modeling. Faktor tampilan yang elok yang dibarengi dengan kekayaan orang tuanya yang memiliki beberapa Cofee Shop dan cafee membuatnya nyaris tak punya kesulitan apa pun tuk melakoni hobinya. Kariernya begitu cepat melejit, tampil di berbagai catwalk di berbagai event telah membuatnya kian tersohor. Wajahnya banyak menjadi cover majalah dan ramai endorse di akun-akun media sosialnya.
Kesibukannyalah yang menjadikan cinta kedua anak manusia itu hanya terjalin dalam dunia maya, tapi jalinannya begitu kuat. Jika sehari saja Arman tak menyapa via gawainya kontan saja Tiara muring-muring pada cowok atletis itu. Bukan tak ada waktu bagi Aman tuk menemuinya namun Aman merasa minder bila harus ke rumahnya yang bagai itana itu. Yaa alasan sibuk latihan voli dan sengaja dibenturkan dengan waktu senggang Tiara telah menjadi cinta mereka hanya dalam sintasan maya belaka.
Di malam inagurasi perpisahan sekolah merupakan hal yang tak bisa terlupakan bagi kedua insan itu. Para siswa-siswi penyandang predikat terbaik dan para penyandang prestasi dipanggil ke atas panggung megah sekolah favorit itu. Si cantik Tiara benar-benar menjadi sorotan publik, bukan karena cantiknya saja tapi banyak pretasi yang diraihnya. Arman hanya sebagai top scor player of the match saja. Tapi di atas panggung itulah Tiara sempat membisikkan kata, aku akan ke Jogja studi di sana, temui aku bagaimana pun caranya . Pesan itu telah membuat Arman tak menemukan jalan lapang, tampaklah deduri di angannya.
**************************
Sudah hampir setahun Tiara dan Arman mulai renggang dalam sua maya. Tiara sibuk dengan kuliyah dan kariernya. Dunia kampus memberikan nuansa baru, dunia baru lebih-lebih di kota pendidikan dan kota wisata itu telah menjadi passion yang mengindahkan bagi Tiara. Zona nyaman itu perlahan menyingkirkan tautan cinta saat di SMA dulu.
Di belahan lain si Arman masih beusaha mengumpulkan receh dari kontrak main di klub volli lain. Di kota kecil itu dia memang sudah terbiasa dipanggil tuk menjadi pemain undangan, dan dari event itulah dia memundikan receh-recehnya, namun belumlah cukup tuk mengejar langkah si Tiara yang hidupnya sudah bagai Sultanah saja. Sebuah janji belum tertunaikan, tautan cinta yang terlalu mendalam itu benar-benar telak merasuk terlalu mendalam di hatinya. Tekatnya masih menyala saja, baginya lelaki pantang mundur sebelum akad dengan siapapun diucapkan.
Pergi ke kota Gudeg dengan para pekerja bangunan adalah bukti perjuangannya. Sebagi pemain voli dia tinggalkan, menjadi kuli banguan di sebuah pembangunan rumah sakit. Terik tidaklah menyiksa baginya tapi tenaga yang dia keluarkan namun ternyata raganya terasa lebih berat tinimbang hanya menyambar bola melayang di atas bibir net. Niat tuk bertemu gadisnya mulai kian berat saja, karena bekerja sebagi kuli bangunan telah memporak-porandakan tekatnya. Dia malah semakin malu jika nantinya bertemu Tiara.
Bila layar sudah berkembang, pantanglah surut dari pelayaran begitulah yang tergambar di dadanya. Nyali masih saja menyala walau geram angin menghantamnya. Bekerja berat dilakoni juga walau gaji tak sesuai dengan harapan semula. Kerja yang berat taklah bisa dia nyambi sebagai pemain voli panggilan, apalagi dia tak dikenal siapa-siapa.
Saat Agustus tiba, pertandingan antar kampung marak juga di tempatnya kerja. Saat itu tak di sia-siakan olehnya, diupayakannya agar dia bisa bermain mewakili kampung tempat dia kost kerja itu. And finally dia menjadi menjadi sorotan orang-orang kampung. Bahkan postingan oleh penonton di media sosial telah menjadikannya kembali menemukan asa.
Beberapa event telah dia ikuti, dan lumayan buat tambahan pundi-pundinya. Twitan dari si cantik pasca postingan warga itu seperti mengalirkan energi baru baginya. Namun untuk bertemu dengannya terlalu sulit karena Tiata kegiatannya telah diatur oleh managernya.
Bulan Oktober ada event tanding antar kampus se Indonesia, dilalahnya Arman menjadi salah satu yang diundang kampus Tiara karena di evet itu diperkenankan ada 3 pemain non mahasiswa tetapi yang boleh turun ke lapangan hanya satu orang saja. Arman kembali menjadi sorotan publik dan sesekali dia bisa meghubungi Tiara via gaway karena dia sudah mulai kembali respect.
Jalan sudah mulai lapang namun sang manager itu sepertinya membatasi temu Arman dan Tiara. Sepertinya terlalu dibuat-buat deh oleh sang manager. Di hatinya hanya berkata beda level memang tak akan bisa bersanding di pelaminan, dan aku harus tahu diri . Pada Tuhan hanyalah satu-satunya tempat berharap atas segalanya, batinnya.
Pagi itu Arman disomasi oleh pemborongnya bahwa dia telah menjual barang materialan di tempat kerjanya. Karena uang yang dia punya melebihi dari kalkulasi kerjanya. Entah harus berkata apa dan semuanya berakhir di bui. Tak ada keluarga yang tahu dan memang disembunyikan. Arman tak bisa menunjukkan bukti atas uang-uang yang dia punya. Uang yang didapatkan dari undangan even ternyata telah berakhir mengenaskan bigini.
Dari bilik penjara terdengar kabar akan pertunangan Tiara dengan Anton sang manager yang ternyata anak pemborong tempatnya kerja. Hatinya kian tersiksa, tak bisa berbuat apa-apa. Hanya ada bebrapa temannya yang sesekali membezuknya di bui. Pada akhirnya dia harus mengalah dan pasrah sambil menangisi nasibnya.
Keberadaan Arman di bui rupanya terdengar di telinga Pak R.M. Singodimejo sang kepala sekolahnya dulu yang kini sudah purna tugas dan kembali ke kampung halamannya Jogjakarta. Saat beliau membezuk salah satu murid kesayangannya itu, ditanyakanlah kronologis ceritanya hingga dia ke Jogja dan berakhir di bui.
Berkat jasa Pak R.M. Singodimejolah nasib Arman bisa didampingi pengacara untuk menghadapi masalahnya. Akhir cerita dia berhasil lolos dari jeratan hukum, walau pun sudah bisa dikata terlambat. Kekasih yang dikejarnya harus rebah dipangkuan orang lain orang yang lebih segalanya.
Pas tanggal 28 Oktober Arman diundang ke Wisma mantan kepala sekolahnya itu. Karena dia diperkenankan untuk membawa teman-temanya, maka berangkatkan bersama geng kuli bangunannya yang sudah pindah kerja ke tempat lain. Tiara yang juga diundang tanpa sepengetahuan Arman, sejatinya akan menjadi kejutan baginya. namun kehadiran Tiara yang dibersamai oleh Tunangannya yang membawa Ferrari itu telah semakin menyungkurkan Arman. Dan mantan kepala sekolah itu sepertinya kaget dengan kenyataan itu.
anak-anakku... bapak mengundang kalian untuk mempertemukannya di sini, untuk menjalinkan kekuatan cinta kalian yang tak bisa tertuntaskan masa sekolah dulu. Ternyata takdir cinta itu begini akhirnya...Dan untukmu Arman hempaskanlah rintanganmu sebagaimana kamu menyambar tiap bola yang datang di bibir netmu, untukmu Tiara bapak berharap kau jalani jalanmu berhati-hatilah di menara gadingmu anakku....
__________
Bondowoso, 12 September 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar