Ngedai bareng AYESHA ZHANAR
Pak Tyqnue Azbynt
Liburan semester telah mendamparkan aku ke kampung halaman yang damai. Otak kembali segar dan tenang dengan sendirinya dengan healing di kota kecil Bondowoso. Sore hari keliling di bilangan main road dengan menunggang motor listrik dengan santai. Bergerak dengan senyap lebih memprioritaskan telingaku menangkap semua suara. Kota kecil masih lumayan damai dari kepadatan lalu lintas apalagi di hari Sabtu dan Ahad.
Ahad 2 Maret aku ke Orilla Cafe tuk menghadiri temu penulis Griya Literasi Bondowoso yang biasanya kami hanya temu lewat maya. Di lantai dua lumayan sepi, dan sedikit privasi karena sekat ruangnya yang semi tertutup. By the way saya memilih di tempat itu tuk sekedar nyantai sembari membaca-baca karya para sahabat literasi sebelum peserta lainnya tiba.
Takdir memang sulit dinyana, buktinya aku bisa bertemu dengan si manis Ayesha yang selama sepekan berwisata ke Kawah Ijen dan beberapa spot wisata lainnya di Bondowoso. Memang kakek neneknya tinggal di bilangan kota kecil ini, ya mungkin sekalian berkunjung ke kampung bapaknya dulu. Kopi Raung Arabikalah yang telah membawa si cantik ke kedai Orilla Cafe.
Ayesha kini dah jadi WNI mengikuti kewarganegaraan sang ayah. Walaupun sang ibu tetap memilih kewarganegaraan Uzbekistan, Lidah Ayesha lebih mengindonesia dan makannya lebih banyak menu lokalnya.
Operasi yustisi merusak suasana. Entah sedang sial atau apalah, tetiba saja ada operasi yustisi di tempat kami sedang bercengkrama menikmati suasana. Pol PP, scurity kedai itu dan seorang polisi mengintrogasi kami semua. Semua KTP disuruh tunjukkan, termasuk punya Ayesha yang baru menjadi warga +62 ini. Beruntunglah dia telah naturalisasi beberapa Bulan yang lalu. Sialnya kami berdua diborgol dan dinyatakan sebagai pengedar sabu. Berbagai argumen dan alasan kami mentah di mata mereka. Ayesha menangis sejadi-jadinya dan sedangkan aku marah semarah-marahnya. Suasana kian tak terkendali ketika banyak HP yang menyorot kami. Di tempatkan di ballroom dan disaksikan banyak orang. Tetiba pemilik cafe memohon maaf atas ketidak nyamanan pada para pengunjung, "Saudara-saudari sekalian sebagai owner kami mohon maaf atas situasi ini, dan khusus untuk mas Nano serta bak Ayesha selamat ulang tahun, kalian berdua ulang tahun di bulan yang sama, anda kena prank, dan untuk pengunjung sekalian hari ini kami gratiskan semua hidangan karena hari ini juga ulang tahun saya", bersamaan dengan hal itu Ayesha yang menangis tersedu hanya pasrah dan rebahan di pangkuanku dengan tangan yang masih terborgol.
--
Bondowoso, 2 Ramadhan 1446
Tidak ada komentar:
Posting Komentar