REFRESHING
Pak Tyqnue Azbynt
"Kang aku perlu refreshing, aku perlu healing," tuturnya penuh harap tuk mengenyahkan gundah di dada yang menghimpitnya. Aku tahu beban moral, dan kesulitan finansial sedang menderanya. Otaknya seakan full memory itu tampak dari senyumnya yang tak lagi mengembang indah. Matanya kuyu, semangat menurun yang ujung-ujungnya bad mood.
Walaupun sebagai seorang dosen dia tak mampu mengkamuflasekan kecewa pada dirinya. Dari tuturnya via WhatsApp ia mencoba menggelayutkan perasaanya di benakku. Aku dan dia yang beda kampus, memang hanya bisa sharing via medsos di antara kesibukan masing-masing. Dan entah kenapa malam itu kusempatkan membawanya ke taman kota tuk sekedar saling berbahasa hati dengan saling pandang, tanpa kata. Kutangkap maknanya, dia ingin bermanja.
Selepas nyantai di kursi taman kami bergerak menyusuri jalanan kota dengan ber-Vespa ria. Dingin malam tak mampu membekukan gejolak di dada kami. Saat dia merapat dan menggelayut mesra, ada gemuruh di dadaku. Menepi di sebuah outlet dia fixing sebuah leather Jacket buatan Korea, diperlihatkan padaku sembari bergaya manja. "It's fix to you," timpalku. "I see,"jawabnya."We must buy it." Selepas membayarnya kami kembali susuri jalanan kota tuk mencari road food tuk makan malam kami. Kulingkarkan tanganku di pinggangnya sembari kukecup keningnya. "Beib I can't stop loving you." Pandangan pasrahnya melumat keangkuhan hatiku.
___
Bondowoso, 17 Juli 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar