Total Tayangan Halaman

Rabu, 06 Maret 2024

Pasukan Terakhir

 PASUKAN TERAKHIR

Pak Tyqnue Azbynt

     Agustus tiba, semarak 79 tahun Indonesia merdeka terasa di mana-mana begitu pun di kampung Ilham. Ilham bocah SD Curahami yang masih kelas 4 itu ikutan sok sibuk menyemarakkan gangnya. Tak seperti biasanya bocah seusianya yang terbiasa punya teman sekomunitas sekolahnya tapi justru berkawan dengan teman di SD desa lain yang saling kenal melalui game kids via internet. Setidaknya ada 5 sampai 6 SD luar yang dia kenal akrab semi saling bully. Kebiasaan buruk itu mulai berakhir saat ada pekan olah raga dan seni tingkat kecamatan. Kecurigaan guru masing-masing telah mengislahkan mereka pasca pekan porseni berakhir. Bullying yang bar-bar saat menjadi supporter pertandingan volly yang bisa membongkar permusuhan dalam persahabatan game kidsnya.



     Game kids sudah tak mereka lakukan, kini justru saling unjuk postingan semarak Agustusannya via Tik Tok masing-masing. Opik anak desa Penambangan pamer-pamer lampion di gangnya yang sangat menarik, begitu pun Fadly anak Curahpoh tak mau kalah eksist, dia posting barisan bendera merah puih berjajar sama tinggi dengan rapi diselingi umbul-umbul warna-warni. Vian anak desa Sumbersuko memamerkan patung Singo Ulung dari kertas semen yang berdiri kokoh di sisi kanan dan kiri menuju gang rumahnya. ILham hanya bisa memamerkan barisan penjor bambu dengan janur sintetis menuju gangnya, tapi jika dilihat-lihat masing-masing postingan itu ada kelebihan dan kekurangan masing-masing.

     Selepas tanggal 10 Agustus masing-masing saingan itu sedang speak up, via Tik Toknya tentang persiapan mengikuti kemah hari PRAMUKA yang dimulai 12 hingga 14 Agustus. Apesnya si Ilham justru tak menjadi utusan sekolahnya untuk berkemah. Anak yang rada bandel itu mencari cara agar dia bisa ikut mewakili sekolahnya, namun lagi-lagi usahanya gagal belaka. And finally Ilham kehilangan muka di hadapan teman medsosnya itu. 

     Tak mau dipermalukan oleh teman luar desa, ia dan ce es- ce esnya tengah melakukan rencana illegal. Mereka tanpa sepengetahuan gurunya hendak mengikuti kemah itu dengan swadana. Tenda telah mereka pinjam pada bapak Tarmizi seorang tentara yang menjadi BABINSA di desanya. Menderikan tenda yang besar dari yang paling kecil punya meliter tak akan mungkin dilakukan oleh Ilham dan kawan-kawan. Terpaksa Pak Tarmizi mengajak bapaknya Ilham, Imam, Holil, dan Ubaid untuk memancangkan tenda. Entah rumus apa yang dipakai Ilham and the Gank, hingga mereka diperknankan mingikuti perkemahan itu. Usut punya usut ternyata Pak Tarmizi telah minta ijin pada Bapak Abu Ahmad ketua korwil sebagai penanggung jawab. Semula beliau menganggap bapak Tarmizi membantu pihak sekolah, sementara pihak sekolah menganggap itu tenda panitia. Karena tenda telah terpancang terpaksalah panitia memberinya nomer tenda 41sebagai tenda terakhir di paling pojok bumi perkemahan Lapangan Victory kecamatan Curahdami. Dan, tenda nomer 41 diberi nama Regu Garangan. Aneh memang, bendera regunya saja mereka pesan sendiri di Mona bordir, sebuah industri garmen dan bordir di desanya.

     Agar tak memalukan sekolah dengan tepaksa mereka didampingi Pak Edy guru olah raga yang tegas itu. Rupa-rupanya mereka telah tahu jnis pelombaan yang akan diadakan, karenanya mereka melakukan latihan mandiri melalui bimbingan di You Tube. Tarian tradisional, smaphore, keterampilan tali temali, dan terakhir penjelajahan dengan busana adat yang diiringi musik enik dengan alat yang mudah mereka bawa. Khusus musik ini Ilham and The Gank jusru menggunakan alat masak sebagai instrumennya. 

     Nun di tenda, Opik, Vian, Fadly, justru semua peralatannya disiapkan sekolahnya. Maklum saja mereka adalah sebagai duta sekolah, Ilham hanyalah peserta illegal dari sekolahnya tapi ternyata tak malu-maluin sekolahnya saat unjuk aksi di perlombaan kemah itu. Lomba smaphore juara 2, keterampilan tali temali juara 3, teater justru nomer 1, dan tinggal lomba penjelajahan yang belum mereka ikuti. 

     Seperti dugaan dewan guru SDN Curahdami 01, pastilah tampilan mereka akan mengecewakan. Regu lain tampil dengan pakaian adat yang menarik membawa alat musik etnik, sementara Regu Ilham dan kawan-kawan malah berpakaian serba hitam plus wajahnya coreng moreng dengan cat kulit yang biasa dipakai pak tentara tuk berkamuflase. Sontak saja Bu kepala sekolah dongkol dibuatnya. Sudah tampil seram, alat musiknya perkakas dapur, masih saja membawa lastok ( tongkat yang ukurannya melebihi dari ukuran biasa.

     Pasukan terakhir nomer 41 saatnya menuju area penjelajahan di sekitar hutan pinus terus melintasi perkebunan jagung milik warga. Nun jauh di sisi lain sedang ada latihan tentara Raider. Pak tentara latihan perang sedangkan Si Ilham menjelajah sambil memainkan musik mereka sambil menyanyi ala tentara, ya maklum saja bocah-bocah tengil itu selalu ingin merdeka dengan kemauannya. 

     Tampak pasukan mereka kian menjauh bahkan sudah melewati hutan pinus, dan suara alat musik mereka mulai sayup dari kejauhan. Pak Edy yang memantaunya mulai dongkol, karena dari pasukan terakhir itu tampak sedang membakar rumput kering yang asapnya dikibaskan dengan berkala ke udara. Dari ujung tongkat mereka dikibarkan 4 bendera Setangan Leher yang berulis huruf S, O, S, dan yang terakhir bertuliskan kata HELP. Pak Edy kian mangkel saja takut terjadi kebakaran lahan dan menganggapnya main-main saja. Niat untuk menghukumnya sudah direncanakannya, ikutan sudah dengan cara illegal masih saja bikin ulah.

     Belum lagi tiba di pangkalan panitia, ada 2 orang tentara sedang menginterogasi panita terkait dengan berita udara S O S yang disampaikan oleh pasukan terakhir pimpinan Ilham. Karena pasukan itu masih di perjalanan kakak pembina pendamping yaitu Pak Edy dipanggil ke stand Panitia untuk menjelaskan tentang kelakuan anak-anaknya. Tak berselang lama mereka pun datang dengan kelelahan karena kebagian di waktu terakhir yangsedang panas-panasnya. 

Selama siang adik-adik, mohon ijin saya bertanya perihal, kode genting dengan asap, tulisan S O S, dan Help di Setangan Leher yang kalian pancang di tongkat kalian, oh ya apakah apinya sudah dimatikan, tanyanya tegas.

Bocah-bocah itu tampak tegang karena Pak Edy melotot mmberi kode marah, akhirnya Ilham sebagai ketua menyuruh Holil untuk menceritakan maksudnya.

Maaf pak, begini..., tapi plis jangan marah, kata Holil ragu. Akhirnya Ubaid yang memberanikan diri.

Gini pak, pas Holil pingin pipis di tengah ladang jagung itu, melihat beberapa orang laki-laki sedang mabuk. Ada dua motor yang sedang dipereteli, beberapa botol berserakan di sana, jelasnya.

 Lalu kenapa kali mmbuat kode SOS, kata pak tentara.

 Heemm, begini karena Holil sempat melihat mereka, rupanya tak suka kami mengetahuinya. Ada yang mengacungkan golok agar kami menjauh, tapi suruh jalan biasa agar ak mencurigakan. Lalu kami berinisiatif membuat kode pertolongan seperti saat kami main Game War di HP.

Baik adik-adik, terima kasih, pungkasnya, dilanjut dengan mengontak temannya yang lain untuk menuju ke area yang di tunjukkan oleh pasukan terakir itu.

     Selepas apel malam, tibalah kini penyalaan api unggun plus unjuk kebolehan di atas pentas.Di sela-sela pementasan diumumkan pula para pemenang lomba dan menerima hadiah dari panitia. Kejutan yang tak terduga dari semua peserta saat komandan Raider 514, dan Kapolsek Curahdami memberikan hadiah khusus untuk Pasukan Terakhir yang berhasil memebrikan informasi SOS dan menjadi perantara tertangkapnya kawanan pencuri motor yang lama diincar pihak kepolisian. ***********************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...