Total Tayangan Halaman

Selasa, 12 Juli 2022

Little India

 



Little India

Pak Tyqnue Azbynt


Pasca hilangnya HP-ku di saat memasuki kota Medan, sontak saja saya kehilangan hampir 100% info tentang kota itu terutama alamat yang harus kukunjungi. Sebagai orang dari tanah Jawa saat masuk di kota terbesar setelah Jakarta dan Surabaya itu, saya benar-benar mati akal karena sumber informasiku musnah. Yang kuingat hanya nama teman yang hendak kukunjungi yaitu Arifin Nasution. Hanya itu.

Tanpa banyak pikir dalam kebingunganku kuberikan gelang tangan Rado agar aku diantar ke tempat singgah sementara. Bersama seorang driver aku diantar ke jalan Zainul Arifin kampung Madras hulu. Dia berpikir Arifin yang kumaksud adalah alamat jalan padahal yang aku tuju rumah temanku Arifin Nasution. Hari kian sore saja, tak banyak yang bisa kuperbuat, no money no mood. Akhirnya aku memasuki gapura bertuliskan welcome to Little India. Aku seperti berada di negara lain, semua bak Bollywood, makan, dandanan dan tempat ibadah. Seorang gadis berkulit agak gelap tapi kemolekannya tampak jua, sambil membenahi saree-nya dia datang dan menyapaku."Selamat datang di kelurahan Madras hulu, ada yang bisa kami bantu?", Sapanya sopan kali sembari menyatukan kedua telapak tangannya bagai orang bertapa. Aku sampaikan ikhwalku hingga aku terdampar ke kampung itu. Berkat bantuannyalah aku bisa kenyang setelah disajikan nasi biryani buatannya. Di kedainya aku sempat bincang banyak dan kesopananya itu membuatku begitu betah apalagi wajah imutnya plus bodi langsingnya, pokonya more and more than before. Dari bilik tengah muncul sesosok lelaki gempal dengan kulit agak gelap juga menyapaku. Wah ini suaminya, pikirku. Ternyata dia adalah kakak beradik yang terlahir sebagai yatim. Mereka sangat baik. 

Sore kian rebah, shalat harus kutunaikan. Dengan sangat berhati-hati aku sampaikan hajatku untuk ibadah. Ternyata mereka segera mengajakku ke masjid Tajul Madras yang ala masjid Iran itu. SubhanAllah ternyata mereka juga muslim sepertiku. Aku disuruh menjadi imam shalat asar.Usai shalat sang kakak menawarkan aku untuk bermalam di rumahnya sebelum alamat yang kutuju ketemu. Tanpa banyak pikir kuiyakan saja tawarannya, apalagi senyum Hanisha nama gadis itu telah menyiksa dadaku, apalagi numpang gratis. Sembari berbincang di perjalanan pulang ke kedainya si cantik ini tanpa ragu malah mintaku untuk tinggal selamanya di Madras. Signal ini kutangkap penuh, tapi aku ragu sama  Raju sang kakak. 

Belum aku berkata, " tinggallah sama kami, jadikan adikku permaisuri...kalau masnya mau, atau kalau dia mau biar dibawa ke Jawa sebagai permaisuri tangkapan dari Madras ", kelakarnya. 

Kulihat si  Hanisha tersipu sembari pamerkan senyum manisnya. "Alhamdulillah.....tak perlu istikharah...aku yakin ini jodohku ", timpalku bahagia sambil menggamit erat tangan Raju kakaknya sebagai tanda kesungguhanku.

____

Bondowoso, 12 Juli 2022


2 komentar:

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...