Total Tayangan Halaman

Sabtu, 07 Juni 2025

WINDY TYASMARA

 WINDY TYASMARA 

Pak Tyqnue Azbynt 

Sebuah motor matic trouble telah mamanikkan si empunya, sedangkan awan kian berat menggantung di langit. Entah karena terdorong oleh kemanusiaan atau kerana terjerat pesona cantiknya aku spontan saja membantunya. Sayang seribu sayang, motornya tak kunjung bisa kebenahi, phone mekanik tak ada yang siap layani on the road. Akhirnya kami pilih meneduh dulu karena hujan mulai mendera kami. Motorku dan motornya cukuplah ditutup jas hujan sedang kami beranjak ke halte warna biru putih di sisi trotoar jalan. 

Sembari menunggu hujan reda kami asyik bertutur kata saling mengulik jati diri. Windy Tyasmara nama yang enak didengar tersemat pada wanita di sampingku. Seakan kami telah kenal lama. Deras hujan yang menampias justru memperdekat kami demi tak kebasahan. Dari bincang itulah aku tahu kalau wanita muda di sampingku adalah seorang janda yang sudah 2x cerai. Otakku mulai bernalar kemana mana, ini kesempatan atau justru warning? Semuda itu sudah dua kali cerai berarti type cewek pemilih dan posesif. Namun dugaanku salah, dia cerai pertama setelah hartanya diporoti mantan suaminya untuk bisnis, tapi saat sukses justru memilih cewek lain. Cerai keduanya karena sang suami terlebih dahulu telah menghadap sang Kuasa karena kecelakaan. Tuturnya yang menyiratkan ketulusan menjadikan aku iba. Nafsu asmaraku tumbuh seketika dan menafikan semua logika dan sakwasangka yang bukan-bukan tentangnya. Ketika hujan mulai reda kusegerakan memperbaikinya namun tetap saja tidak bisa. Finally kupersilahkan dia bawa motor tuaku sementara motor kudorong mencari bengkel terdekat. Demi kepercayaan, kutitipkan KTPku. Mungkin karena itulah dia pun membawa motor tuaku. 

ICU motornya bermasalah dan harus ganti. Setelah diganti motor pun aman. Saatnya aku kembalikan dan sekalian memuaskan hasrat tuk memandangi wajah ayunya saat tiba di grianya. Eng ing eng, dia muncul dari pintu depan dengan wajah cantiknya yang natural. Aku hendak duduk diberanda namun dia justru menyilakan aku masuk di ruang tamu yang tertata rapi dengan polesan tembok hijau muda monokromatik.

Anggrek catalea hijau muda berulas putih bersih teronggok di atas meja kecil pojok ruang itu. Sejenak perhatianku tertuju pada rekahnya yang memesona. Suara cangkir beradu ditatakan yang mengejutkanku saat Windi menaruh di dekatku.

 "Mas, ngelamun ya?", tegurnya lembut. 

" Hm, iya, itu si catty bagus banget, hanya saja..." 

Dia pun menatapku sembari bertanya, "kenapa?" Lanjutnya penasaran.

"Tak seelok si mpyunya"

"Halah gombal, aku dah kenyang rayuan sampah macam itu", timpalnya serius. 

Karena pujianku, dianggap rayuan gombal aku pun berhenti basa basi. Perbincangan berubah menjadi datar hingga aku pamit pulang. Aku meminta kontak motor, dan sengaja meninggalkan KTP agar aku bisa kembali lagi di lain waktu.

Malam Minggu sengaja aku calling dia demi mengambil KTPku. Kubahasakan dengan serius, tanpa basa-basi seakan aku tak peduli padanya. Dia pun menanggapinya dengan datar, agar aku segera mengambilnya selepas salat isyak. Yassalam gaun biru muda berulas kuning pucat yang dikenakan telah membuatku terpaku. Aku tetap berlagak angkuh tak butuh tapi sebenarnya hmmm gak tahu deh maknanya. Yang di luar dugaanku dia justru berkata kalau KTPku rusak di mesin cuci. Perasaan mau marah, tapi aku tahan, karena dia memohon maaf atas kesalahannya. Sebagai ganti penyesalannya dia bersedia menemaniku ke kepolisian untuk membuat laporan dan berlanjut ke dukcapil. Aku mengiyakan saja. Heh asyik ne tapi rada ribet juga. Sembari berbincang bab KTP, aku coba mencari cara untuk berbasa-basi, namun dia sok panik dan bersalah. 

Senin pagi kami ke kantor polisi, lanjut ke dukcapil. Dia kupaksa ikut motorku. Di perjalanan masih saja cuek dan no coment. Di kantor posisi Windi menjelaskan duduk masalahnya bahwa pembuatan Surat Keterangan Kehilangan hanya formalitas saja karena sejatinya KTP rusak di mesin cuci dan bangkai rusaknya terbuang. Anehnya polisi mengamininya. Perjalanan menuju kantor dukcapil baru suasana mulai cair, dia mulai sedikit tanya-tanya bla bla bla. Di kantor dukcapil kami bertemu Sulaiman seorang pegawai yang ayahnya adalah temanku. Dia melah bisik bisik, "Nemu mangsa di mana kang?"

Setelah kujelaskan dia hanya manggut-manggut. Pukul 13 urusan kami baru kelar. Demi menuntaskan lapar kami berlanjut ke warung bakso Kangen Roso. Dilalah di tempat itu justru Windy bermanja-manja agar disuapinya, katanya sih tuk manas-manasi cewek saingannya di pojok selatan yang duduk dengan cowoknya. Bagiku ini kesempatan walaupun terasa deg-degan. Saat ada respon dari cewek di pojokan malah dia merapat dan bersandar di bahu kiriku. " Lah kok dredeg kencang dadamu mas?", bisiknya. "Aku tegang". "

"Yang mana ne yang tegang?"

" Husss" timpalku sembari mencolek dagunya. Namun dia malah mengigit lenganku manja. 

Pukul 14 aku segera mengantarnya pulang. Anehnya dia malah merangkulku mesra. Duh gimana neh? Pikirku. Di rumahnya aku disuguhi teh hangat di mug besar dengan 2 sedotan. " 1 mug untuk bersama celetuknya". Dan candaan tak penting pun kemana-mana. Usai canda-canda aku pun pamit pulang. 

" Entar dulu mas, ada sesuatu yang mau aku titipkan" dia masuk kamar seperti mengambil sesuatu.

"Traaam tamtammm, ne KTPnya gak rusak Yee, aku sengaja agar aku mendapat id card mu mas, silakan marah, terserah" crocosnya.

"Huuh dasar kamu, aku kena jebak ne" 

" Yang ini untuk aku, masnya kan sudah punya yang baru, oh yaa sini mendekat aku bisikin sesuatu". Ternyata hanya menempelkan bibirnya yang berlipstik coklat muda itu di dada kiriku. Yaaa noda stempel bibir di bajuku. Finally aku pun pulang, namun sebelum pulang aku mengambil hotpantsnya yang bertuliskan Reebok di jemuran beranda samping. Sembari aku kibas-kibaskan ke mukanya, " Ne aku Sandra sebagai ganti KTP". Dia hanya memonyongkan bibirnya sembari melempaiku dengan jepitan baju.

____

Bondowoso, 7 Juni 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...