21 FEBRUARI DI SMA ISLAM MIFTAHUSSAADAH
Pak Tyqnue Azbynt
Pagi buta kulintasi Jalan Pakuwon Km 10 Sukabumi agar bisa kunikmati kenangan indah dulu sebelum aku hijrah ke Bondowoso Jawa Timur. Tekatku hanya tuk menemui Si Cantik Nih R Hayati. Liburan kami sekeluarga, digunakan tuk menemui keluarga yang jauh gegara bapakku pindah tugas ke Jawa Timur. Maklumlah pegawai kemenag memang tergantung dari kewenangan pusat yang harus siap ditempatkan di mana pun di Indonesia ini. Kepindahan kami benar benar menyisakan rindu pada kampung yang damai itu.
Salah satu siswi cantik yang menjadi idola di SMA itu adalah Nih.R. Hayati. Wajah oriental bumi Pasundan menyempurnakan keelokannya. Hanya kegilaanku saja yang beling berkorespondensi dengan murid perempuan, padahal di lembaga itu begitu ketatnya. Satu hal yang tak mudah kulupa saat aku memberikan hadiah ultahnya, yang kemudian ketahuan salah seorang ustaz, yang mengakibatkan aku disuruh menghadap di bagian BK. Finalnya saat upacara bendera hari Senin aku didaulat untuk menyatakan permohonan maaf di hadapan siswa siswi yang lain. Mungkin karena aku sudah terlanjur kebelet cinta, sama sekali aku tidak nervous. "Bapak ibu dewan Asatiz wal ustazaad, mohon maaf atas pelanggaran saya yang telah berkhalwat dengan salah seorang siswi yang sedang memberi surprise di ulang tahunnya. Sekali lagi mohon maaf, jika lain kali aku mengulanginya saya siap dinikahkan dengannya”. Entah karena apa, mulut saya berujar begitu, karenanya halaman sekolah menjadi riuh. Cilakanya, Hayati justru semaput tak sadarkan diri. Mungkin karena malu atas ulahku yang dibully peserta upacara. Upacara menjadi kacau. Dan, aku diskorsing selama sepekan tidak boleh masuk sekolah.
Setelah dipikir-pikir ternyata kekonyolanku memang terlalu gila. Bapakku yang juga sebagai guru di tempat itu terdampak akan ulahku. Mungkin karena itulah beliau mengajukan mutasi ke Jawa Timur tepatnya di Bondowoso tempat tanah lahirnya. Dilalah tak sampai satu bulan, kami pun pindah meninggalkan tanah kelahiran ibu yang asli Sukabumi itu.
Kali ini aku liburan mengikuti cuti bapak untuk menjenguk nenek sedang sakit parah. Aku sengaja ikut walau pun sekolah masih aktif, apalagi kelas 12 yang harus bersiap asesmen akhir. Ah aku tak pedulikan itu semua. Niatku kembali menemui si cantik, yang sempat menyandera hatiku dulu. Jum at pagi 21 Februari 2025 aku kembali ke sekolah itu setelah satu tahun aku tinggalkan. Aku sengaja memakai masker dan menyamar menjadi pengantar paket. Kutemui kepala sekolah dan guru-guru sembari memohon maaf, aku katakan sebagai alumni di sekolah itu. Masker tetap aku pakai saat membawa paket yang kutulis "Untuk. Nih.R.Hayati kelas 12 IPA". "Mohon maaf bak, mau difoto dulu sebagai laporan". Saat hendak aku foto, kubuka maskerku, terbelalaklah matanya sembari berujar,"Yaa Allah". Sontak saja mengundang perhatian warga sekolah yang saat itu sedang rehat pertama. Dan, sekolah menjadi ramai, teman-temannya melempari kami. Tapi aku segera ke bapak ibu guru sembari meminta maaf setulusnya. Mereka hanya geleng-geleng atas sikapku. Mungkin karena bapakku sempat menjadi teman merekalah yang masih mentolerir gilaku. Sebelum aku pamit pulang kusempatkan menjabat tangan Hayati. Wiiih lembut cuy, terasa sampai ke ulu hati. Senymnya itu lho yang kini masih kubawa ke Jawa Timur. "Hayati, hidupku” begitulah gumamku saat kulepas jabat tangannya. Getar bibir dan nanar tatapnya menyiksa dadaku. Moga dia tak tersakiti hatinya gegara ulahku. Hayati-hidupku.
____
Bondowoso, 19 April 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar