KONSPIRASI
Pak Tyqnue Azbynt
Konsultasi laporan penelitianlah yang membuatku kembali ke kampus di Malang. Menemui academic advisor menjadi peretas otak buntuku. Berhari-hari di kota kelahiran justru banyak membuang waktu bersama ciwi ciwi yang samasekali memperlambat tugas kampus.
Selepas salat Zuhur kutemui bak kantin tuk charge perut yang sudah low batt. Di kantin itu aku sudah terbiasa bercanda bar-bar, bercengkrama santai atau meregangkan otak yang sudah lama kejang-kejang oleh tugas. Bidadari-bidadari kampus yang sering mangkal di situ menjadi pencuci mata bagi mahasiswa mata keranjang macam aku.
Aneh bin ajaib ternyata geng bidadari itu semua cuek padaku. Zara, Iseh, Ayesha dan Inar macam tak kenal padaku. Mereka bersama seorang cowok keturunan Arab ngantin bareng. Sapaanku diacuhkan oleh mereka. Dan terpaksalah menemui Bak Mery seorang clerk kampus yang sedang beli air mineral. Kuajak dia bincang sekenanya agar hatiku yang getir sedikit terhambarkan. Cindy bak kantin ikutan nimbrung. Dari dialah aku tahu kalau semua ini direncanakan oleh Zara and the gang, katanya mereka sudah pada dongkol dengan sikapku yang plintat plintut macam tali kolor saja. Ternyata sakit juga kalau ada cemburu yang menimpa.
___
Bondowoso, 15 Ramadhan 1446
Tidak ada komentar:
Posting Komentar