BINCANG BUDAYA
Bareng Mas Doktor Oemar Faruq
Pak Tyqnue Azbynt
Mencumbu sajian kopi dan sedikit kudapan adalah saat yang indah bila disela dengan cengkrama. Senyum kecil hingga gelak terbahak menuansai bincang kami.
Mas Faruq melepas sebuah tanya perihal sapaan 'priyayi' muda di pesantren. Apakah karena egosektoral hingga mereka menggelari kelompoknya dengan sebutan sendiri-sendiri seperti Si Naga Bonar menyematkan gelaran tertentu pada dirinya.
Gus, Mas, Lora seringkali kita temui gelar 'Pangeran' penerus trah pesantren di bilangan Jawa timur. Semula kami menganggap itu adalah panggilan ala ala saja, tapi saat Kang Hanif memberi pencerahan barulah kami tahu. Gus ( Gusti Sayyid ), Mas ( Maulana Syarif ), dan Lora ( Lo olona Oreng Rajjhah) merupakan penanda trah yang sengaja disamarkan demi menghindari penekanan oleh pihak kompeni pada jaman dahulu. Dari sanalah bisa ditilik klan atau marga mereka muaranya, apa Syarif, Sayyid, atau Bendoro ( blasteran Sayyid/Syarif dengan wanita Ningrat lokal, Rara /Roro ). Syarif atau Sayyid bermuara pada Sayyidina Husain dan Hasan cucu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Karena sapaan yang begitu akrab ditelinga maka mereka lebih akrab dengan masyarakat lokal sekitar. Dan inilah yang menjadi kunci kesuksesan Dakwah Islamiyyah mereka di Bumi Nusantara ini.
__
Bondowoso, 4 9 23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar