Total Tayangan Halaman

Sabtu, 03 Juni 2023

MELEPAS GUNDAH PADA SENYUM ARUTALA

 


MELEPAS GUNDAH PADA SENYUM ARUTALA

Pak Tyqnue Azbynt


Langit kamarku serasa runtuh saat panggilan sidang di PN Situbondo, kabupaten tetangga. Tak pernah terbayangkan aku harus mencatat sejarah di Meja Hijau gegara telah melayangkan nyawa seorang bocah di sebuah jalan utama kota itu. 

Sorot-sorot mata tajam telah mempersekusiku dalam pandang. Seakan mereka hendak menghunjamkan meja sidang itu. Maklum saja anak kesayangannya harus mati di tanganku. Mereka tak percaya bahwa mati itu adalah takdir yang terniscayakan. Dan benar saja akhirnya yang kucemaskan terjadilah. Setelah 2x sidang aku ditetapkan bersalah. Alasanku ditampik saja oleh majlis hakim. Bagaimana cara menghindarkan dari peristiwa meninggalnya si bocah ? Di sebuah tikungan menuru tetiba dia menyebrang karena mengejar layangan putus. Dan akhirnya nyawanya tak tertolong karena kepalanya terbertur bamper depan. Darah berceceran keluar dari hidung dan telinganya, dan nyawa pun melayang. 


Di dalam sell aku menemukan dunia lain, dunia yang liar penuh kekerasan walaupun bernama Lembaga Pemasyarakatan. Adu pukul, kekata tak senonoh hampir tiap hari aku temui. Ada juga yang hanya diam dalam persekusi para napi yang lain. Setidaknya ada 3 yang kuanggap damai, dan merrkalah yang menjadi tempat curhatku. 


Seorang Polisi yang sedang piket menemani Sipir pada saat itu datang menjadi makmum saat aku ngimami di Musala tahanan. Mungkin karena bacaanku yang lumayan bagus, dia rela berbetah-betah di sana. sebatang rokok sempat diberikan padaku pun begitu pada 2 temanku yang juga salat bersamaku. 


Pak Ganjar begitulah nama Pak Pol itu. Saat dia kenalkan diri dan mengulik-ngulik kenapa aku terdampar di bui itu. Dari sanalah aku kenal lebih dekat dengannya. Konon dia punya saudara yang ternyata menjadi tetanggaku di Bondowoso. Kenal dengan Pak Pol itu sedikit memberikan ketenangan bagiku. Setidaknya sebungkus rokok selalu dia berikan padaku tiap pekan.

Pulang mondok dari bui aku bagai lahir kembali, duniaku kini bebas. Dapat kutemukan lagi suara ayam di halaman belakang, suara anak-anak berteriak gembira. Namun masih ada sisa yang tak bisa kuhapus dengan segera. Sematan mantan napi menjadi titelku. Semua mencibir tanpa melihat alasannya. Karenanya aku ke rumah Pak Pol yang baik itu, agar dijadikan sebagai pekerja apapun di rumahnya. 


Atas jasa Pak Ganjar Pak Pol itu, aku didapuk sebagai sopir pick up saudaranya yang justru tetanggaku itu. Kerjaanku kini menjadi pengangkut barang yang mangkal di area kota kulon. Ketela, kayu, pasir dan lain-lain menjadi penumpangku. Semula aku memang ragu kembali bekerja di belakan kemudi mobil, karena lantaran kerjaan sopir itu aku harus dibui. 


Aku layani majikanku dengan sepenuh hati, bahkan setoran penghasilan harian sengaja aku sisihkan dan kusimpan di Bank untuk.biaya perawatan mobilnya. 7 tahun sudah aku bekerja dan nyaris biaya perbaikan mobil tak pernah minta pada juraganku. 


Anak juragan yang sudah SMA itu pun sering kali aku yang mengantarkan ke sekolah atau ke tempat les. Kuanggap seperti saudaraku, hingga aku betul-betul perhatian terhadapnya. Ketika ku tahu dia berpacaran dengan anak Genk yang tak baik aku selalu mencegah dan melindunginya. Namun sayang seribu sayang, keluarganya menganggap aku hendak memilikinya. 


"Kamu jangan macam-macam pada anakku, biarkan dia bergaul dengan orang yang pantas dan se-level dengannya, bukan mantan napi sepertimu!", katanya tegas. "Tapi mereka anak Genk yang tak baik", Boss. 

"Kamu jangan sok suci, mantan napi aja belagu".  

Demi melindungi hati dan perasaan kupilih untuk hengkang dan pamit berhenti. Aku memilih menjadi tukang bakso keliling walaupun hanya tukang Sorong gerobaknya. Saat rehat sembari menunggu pembeli di trotoar Alun-alun kuadukan semua pada angin malam.sembari melepas Gundah pada Senyum arutala.

___

Bondowoso, 3 Juni 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...