APA LAGI
Pak Tyqnue Azbynt
Marak sudah banner dan Flyer di berbagai ranah demi menjaring siswa siswi baru. Berbagai kelebihan ditampilkan dengan gaya promo yang memikat demi meraih simpati massa.
Ajang kejuaraan dari lokal hingga internasional menjadi daya pikat tersendiri. Semua lembaga mangajukan semua kelebihannya, sementara madrasahku hanya santai berjalan natural saja. Alasan yang paling masuk akal adalah karena madrasahku sering mengabaikan event lomba, toh kalaupun ikut itu hanya iseng belaka. Dapat ditebak hasilnya, hanya mendapat lelah dan menghabiskan waktu saja. Semula aku protes atas sikap lembaga, tapi setelah mengetahui trik dan intriknya kami semua maklum.
Beberapa murid dan sekaligus santri di tempatku mengajar ternyata mendapat fasilitas yang super ekstra dari pengasuh atau pimpinan pondok. Beberapa bulan lalu 8 orang diberangkatkan umroh gratis dari pondok, belum lagi yang lanjut studi ke Mekkah, Mesir, Hadramaut, dan juga Madinah. Ini bukanlah hal yang kaleng-kaleng. Pesan pengasuh bahwa pendidikan di pesantrennya memperioritaskan hal yang membanggakan Rasulullah adapun hal lain hanya sampingan belaka. Dus, apakah tatakelolanya asal-asalan?, tentu tidak. Fasilitas gedung yang bisa dikata lebih, ratusan tenaga pengajar termasuk para dosen di beberapa fakultas di bawah naungan pesantren merupan jawaban tanpa kata yang bisa dirasakan. And finally, bagaimana kalau sekolah dan lembaga lain pamer prestasi?, kami tetap bersikap santai menjalani habitual kami yang secara berkelanjutan membersamai anak bangsa dengan bekal yang matang dari tingkat dasar. Seringkali kedatangan ulama dari Mekkah, Maroko, Mesir dan lain-lain juga menjadi penguat kebahagiaan kami menjadi bagian dari Pondok Pesantren Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki Bondowoso. And so, tak ada alasan untuk berpaling darinya.
___
Bondowoso, 6 2 23
Mantab selali
BalasHapusTengkiyu Bu dijah
BalasHapus