MENYINTAS HUJAN DI JALAN FLAMBOYAN
Pak Tyqnue Azbynt
Lima puluh menit sudah aku berteduh di halte jalan Flamboyan. Gegara tak membawa jas hujan terpaksalah aku berteduh. Tampak olehku beberapa pemotor yang masih lalu lalang melintas di depanku. Yang menjadi sudut telisikku pada seorang rider yang mendorong motornya. Usut punya usut ternyata hanya kekurangan bahan bakar saja.
Kuajak dia sejenak merapat tuk berteduh di halte tempatku berada. Dia pun mau, dan barulah aku tahu ternyata dia seorang gadis, saat membuka helmnya. Seorang gadis berjilbab lady biker ? Yaa sangar dengan kelembutan khas wanita tapi garang menerabas jalan yang menantang. Motornya macet katanya kekurangan BBM saja. Pikirku langsung saja tuk menyuplainya. Apotek di sisi jalan menjadi sasaranku tuk membeli selang infus. And... Aku sedot BBM motorku yang kutampung dengan botol air mineral. But, motor pun tetap saja tak mau nyala. Dugaanku mungkin sistim ECU-nya yang bemasalah.Akhirnya kutitip di parkiran Rumah sakit sementara cewek cantik itu aku antar ke hotelnya .
Motor GSX S-ku yang bergenre motor touring dengan side-box di buritannya sedikit menyulitkan untuk berboncengan. Gegara itulah si gadis yang bernama Bening Permata Rinjani itu memberikan solusi kalau dia yang hendak menjadi rider-nya. Tak elok juga kalau dia yang ngankang menunggangi side box nya. And langsung di-gaspol tapi gaya ridingnya yang liar membuatku cemas. Kusampaikan kalau pahaku sakit gegara ngangkang melebar. Mungkin dia juga kasihan akhirnya dia mau berbagi jog yang single seater itu. Dan justru aku lebih khawatir tinimbang yang ngankang tadi. Pikiranku melayang hingga ke planet Mars. Sampailah di beranda lobi hotel dan kami disodori handuk besar.
" Ngopi dulu bang di bar hotel ini agar sedikit hangat", katanya.
Tapi kan baju dan celanaku basah tak mungkinlah aku turuti pintanya. Dia pun masuk kamarnya dan aku tetap berdiri di teras lobi hotel.
" Tunggu sejenak aku masih mau ganti baju dulu", pintanya.
Belum sempat aku jawab dia pun nylonong begitu saja. Saat dia kembali dengan membawa kaos abu-abu bertuliskan Lacoste dan celana kasual Adidas. Tapi kan CD-ku basah?,pikirku.
"Segera saja Abang ganti baju dulu di kamar B 12 kamarku, dan aku menunggu di sini", celetuknya.
Aku pun menuruti maunya, dan ternyata di dalam lipatan kaosnya ada bokser bertuliskan Hawai. And finally aku memakainya.
Duduk bersebelahan dengannya ditemarami lampu cafe plus instrument Kanne G menjadikan sajian kopi Raung Arabika menjadi kian berasa. Serasa ada di dunia lain diriku saat itu, tapi karena sudah menjelang Maghrib aku pun segera memohon diri.
" Bang pakaian Abang yang ada di kamar kecil hotel itu biarkan saja, dan baju yang Abang pakai jadikan sebagai penukar dan sebagai tanda persahabatan kita", katanya.
" Yaah nggak ah", sergahku
"Oh maaf kalau masnya tak berkenan".
" Yaa aku tak mau sebagai sahabat, mauku sih kita bisa riding hingga ke pelaminan, aku penasaran sama seorang crosser yang bisa mengajakku menjelajah tantangan ", godaku.
"Okee gaspol bang", katanya sambil menempelkan bibirnya di dadaku, dan berstempel lipstik merah dekat tulisan Lacoste itu.
____
Bondowoso, 2 Desember 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar