DEDOA SELEPAS KERJA
Pak Tyqnue Azbynt
Bersama kuaknya mentari kudapati dia roomboy tengah serius menikmati kerjanya. Membersihkan semua Meubeler serta mengepel lantai bilik anggrek tempat istriku dirawat inap di RSUD Kota Tape Bondowoso. Kuodorkan 20 ribuan tuk sekedar uang tip di pagi itu. Ucapan terima kasihnya yang begitu mendalam adalah bukti atas kesyukuran pada Nya sang penguasa jagad. Kemudian ia beranjak di bilik sebelah yang didiami pasien kecil dengan seorang ibu muda yang membersamainya. Tanpa tip tanpa ucapan terima kasih dari penghuni ruang itu, tapi sang roomboy tetap saja enjoy dengan kerjanya.
Kulihat jam di HP-ku menunjuk ke titik 6.25 saat dia menuntaskan kerja di deretan bilik anggrek itu. Dari jauh kutelisik pandang padanya. Rupanya dia sedang komat kamit sedang berdoa sembari tengadahkan tangan di pojok teras yang sedikit terhalang oleh dedaunan tanaman hias itu. Di bilik sebelahku kucermati ibu muda yang sedang membersamai anaknya itu sedang membiarkan air matanya banjir di pipi beningnya. Dugaku dia sedang bersedih karena anaknya yang masih balita itu sedang sakit. Iba rasanya aku melihat kenyataan itu. Dengan sangat berhati-hati kutanyakan pada ibu muda yang imut itu. Rupanya dia hatinya sedang luruh saat melihat mas roomboy itu sedang munajat dalam dedoa.
Keesokan hari saat istriku hendak pulang karena sudah sembuh, kembali kutelisik pandang pada sang roomboy itu. Lagi dan lagi dia sedang berdoa selepas kerja. Entah apa yang ada di benakku, saat kupanggil agar kami didoakan berikut juga di bilik sebelah. Dan kembali ibu muda itu menangis. Dari tuturnya kutahu dia butuh sentuhan rohani. Dari semua yang dia pakai serba branded menandakan dia orang tak biasa. Saat dia menyatakan butuh penyamangat ruhaniyah kutawarkan saja pada sang roomboy. Dia mengelak karena beda level, namun si ibu muda itu memaksa-maksa agar bisa membawanya dalam dedoa. " Mas nya kalau boleh dan berkenan sudilah kiranya datang ke rumahku di bilangan Kota Kulon Bondowoso..", pintanya.
" Maaf bak saya takut disangka macem-macem sama suami baknya", jelasnya.
" Owh, suamiku sudah meninggalkanku gegara tergoda anak mahasiswi yang kost di sebelah rumahku, dan kami resmi cerai kok. Oh yaa masnya kalau Sudi menjadi ayah dari anakku ini, masnya ga usah kerja di sini karena aku hanya butuh suami yang membimbingku dalam doa", pintanya. Dengan pertimbangan yang begitu mendalam, akhirnya mereka pada titik kesepakatan penuh keharuan. Tangisnya kembali pecah saat menyatukan harapan dalam balutan dedoa.
____
Bondowoso, 11 10 22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar