SEPTEMBER BIRU
Pak Tyqnue Azbynt
Jika ada kado indah boleh kusematkan di jari manisnya, sebentuk cincin bertuliskan 'September 18th' 2022, lalu kulum senyum membuncah di bibir manis itu Saat kugamit jemarinya darah mengalir di seluruh nadiku, kutersenyum, dan dia pasrah rebah di bahuku.
Hari itu Ahad selepas ashar di sebuah rumah makan etnik bertajuk Waroeng Joglo kulihat dia sedang dibersamai geng sekolah tempatnya mengajar sedang menyelenggarakan pesta kecil ulang tahunnya. Dari bocoran salah satu temannya aku pun pergi ke warung yang ada di kaki Argopuro itu. Walau aku tak diundang dan memaksakan diri tuk menyelinap di acaranya. Karena pemilik warung itu masih ada hubungan keluarga denganku, dan juga hubungan sesama pengabdi seni, segala sesuatunya bisa aku setting agar bisa menciptakan moment yang dramatis.
Dari bilik tengah akulah yang membawakan tumpeng dengan sajian bebek ungkep plus lalapan kesukaannya kuantar di meja yang sudah di booking oleh gengnya. Dengan masker di mulutku yaa lumayan bisa tersamarkan. Mereka sudah nyanyi-nyanyi dan ber happy-happy. Salah seorang temannya menyanderaku agar aku menyanyikan lagu untuknya. " Boulevard " kulantunkan tuk memagnetkan perhatian padaku. Sembari bersimpuh kaki sebelah kupegang tangannya, dia tetap saja tak sadar siapa sebenarnya jati diriku. Lagu pun usai. Sesaat kemudian kukeluarkan sebentuk cincin platinum bertuliskan September 18th, yaa hanya itu, karena aku bukan sesiapanya. Tapi kulum senyumnya bisa kusimpan baik baik di bilik hatiku.
____
Kaki Argopuro, 17 9 22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar