photo by Google
MENGASINGKANKU
Pak Tyqnue Azbynt
Di bulan kelahirannya kucoba menelisik jauh tentang kabarnya. Adakah langit di atas rumahnya masih mendung bagai dulu?, atau bahkan terik kian menyiksa raganya. Kuberharap angin yang membawaku adalah penyejuk raga penyegar suasana, namun semua pintu telah ditutupnya rapat-rapat tak ada sedikit pun celah untukku.
Kuteringat saat-saat dia begitu pasrah, tumpahkan semua gundah, semua canda tanpa sekat tanpa jeda. Tak ada tabir yang menyekatnya karenanya dari desir napas hingga keluh kesahnya tumpah semua ke dadaku. Entah kaukus apa yang telah mengenyahkanku dari benaknya. Aku hanya bertanya pada alam mengapa semuanya begitu beda.
Semua memori tentangnya kutulis di blogku agar tiap rasa terjejak di tumpukan diksi-diksiku. Karena semua tulisan kubuat dengan sepenuh hati segenap rasa. Banyak viewer dan apresiator dari para budak literasi telah menakdirkan aku menjadi salah satu nominee penulis terbaik. Kuharap dia tahu tentang semua kisah ini, namun sayang berjuta sayang dia telah mengasingkanku. " Selamat yaa atas keberhasilan anda...", cuitnya. Ya terima kasih masih bisa berujar ' selamat' , tapi kekata "anda", berarti dia telah mengasingkanku ke antah berantah yang tak tahu bagaimana menemukan jalan pulang.
___
Bondowoso, 22 9 22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar