MALAM PERTEMPURAN
Pak Tyqnue Azbynt
Kuingat hari itu pas Senin Pahing selepas lohor, kami masih asyik corat-coret di atas tanah mengatur strategi. Gambar arah penyerangan sudah disepakati oleh kami para gerilyawan. Malam harinya akan bergerak menuju tangsi meliter kompeni di tengah kota.
Shalat magrib di mushala pesantren desa kami diimami oleh Kiyai Abdullah Syamsul Arifin. Kami semua minta restu pada beliau dan tak lupa juga minta disuwuk agar kami dilindungi oleh Allah. Satu persatu diberikan secangkir air untuk diminum dengan didahului pembacaan Fatihah. Selepas itu semangat juang kami bertambah.
Langkahku terasa berat saja saat hendak berangkat berjuang, karena istriku seperti hendak melahirkan. Aku benar-benar pusing, karena aku sebagai pimpinan laskar dan tak mungkin aku lalaikan tugasku. Namun restu dari istriku sedikit melegakanku.
"Kakang silahkan minta petuah dari wak Kiyai tentang situasi ini ", katanya sambil mencium dadaku dengan manjanya. Akhirnya aku meng-iyakan pintanya.
" Le... Dul Koliq berangkat saja biar istrimu ditemani oleh Mak Nyaimu, tapi insyaallah bentar lagi istrimu dah lahir...pulanglah anakmu sudah menunggu, beri nama dia Satrio Palagan", pintanya. Dan benar saja pas aku pulang, tangisan bayi sudah menyambutku. Malam itu kami berangkat berjuang dengan disemangati anak dan istriku serta Kiyai Abdullah.
__
Bondowoso, 25 8 22
Keren pak guru
BalasHapusTengkiyu ..cah ayu
HapusCerita yang menarik.
BalasHapusTerasa gejolak pertarungan jiwa di situ
Terima kasih atas hadirnya Bu...hatur tengkiyu
HapusLanjutkan pak, mantul dalam berkarya sastra.....ngomong2 beli domain sekalian biar gak ada blogspotnya pak jd bisa kaya website pro nanti☺🙏
BalasHapus