KANG SARIF
Pak Tyqnue Azbynt
Bekerja sebagai operator di sebuah SPBU merupakan jalan hidup yang mesti dilakoni oleh lelaki kulit gelap bertubuh gempal ini. Nyaris kehidupannya lempeng-lempeng aja, tak banyak tingkah bahkan urusan asmara ditampiknya mentah-mentah. Cukuplah ia menikmati kepenatan tubuhnya dengan gambaran gaji di awal bulan. Kerja terasa sangat mendera jika sudah pas giliran sif malam.
Dingin malam menjajah tubuh lelaki itu dilewatinya hanya dengan sedikit kudapan kecil dan secangkir kopi yang sudah lama dingin. Hampir tiap malam dia dapati Fang Yin cewek mandarin usia belasan itu dalam keadaan sempoyongan gegara terlalu dalam nge_fly dengan teman-temannya. Dan Kang Sariflah yang mengentasnya, dibawanya ke beranda mushalla kecil di SPBU tempat dia kerja. Pekerja yang lain memilih acuh karena si Amoy itu beda agama dengan mereka. Bagi Kang Sarif tak pandang urusan agama, dari pada meracau di gerai kerjanya mending dibawanya ke mushalla.
Ketika malam perayaan Imlek tak didapatinya si Fang Yin itu mabuk di altar depan SPBU itu. Ada yang aneh pada dada Kang Sarif, dia malah gelisah. Khawatir terjadi apa-apa pada Fang Yin. Rupa-rupanya dia telah terjajah rindu pada si Amoy itu. Sekitar pukul 02.00 pagi, dalam keadaan terkantuk kantuk masih saja ada Land Cruiser putih yang hendak mengisi pertamax. Dengan sedikit ogah-ogahan dia melayaninya. Tapi di luar dugaannya justru selesai mengisi BBM seorang lelaki setengah baya memintanya untuk ikut. Semula dia menolaknya takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Tapi setelah diketahui bahwa dia adalah kolega kerja si pemilik SPBU, dia pun mau setelah si lelaki itu menelpon sang Boss. Dibawanya dia ke sebuah rumah kuno milik entnis Tionghoa di kawasan Pecinan kota itu. Dari situlah Kang Sarif didaulat untuk meminang Fang Yin, karena kepeduliannya pada gadis yang sudah kecanduan minuman itu. Antara ia dan tidak, dia meragukan tawaran itu. Apa iya sih orang berkulit gelap and tidak kaya disukai oleh Amoy cantik?. Tapi begitulah kenyataannya Kang Sarif akhirnya nikah dengan Amoy cantik itu, dan pekerjaannya ditinggalkan karena orang tua Fang Yin memberikan warisan kedai tape yang banyak dikunjungi tetamu luar kota sebagai buah tangan dari Bondowoso yang bertajuk Kota Tape sejak jaman kompeni itu.
__
Bondowoso, 22 7 22
Mujur banget
BalasHapusBegitulah🤭
Hapus