Picture source. 123RF.com
Glasses on The railway
Pak Tyqnue Azbynt
Gairah pagi sangat terasa saat keramaian di stasiun KA Bondowoso berjubel para pengais rejeki. Aku yang sedari tadi memerhatikan mereka dengan berbagai gaya dan berbagi kepentingan tumpah ruah di stasiun kota kecil itu. Di peron sebelah Utara tampak olehku dua wanita jangkung yang sama-sama menggendong backpack coklat di punggungnya.
"I 'm Vallery and she is Camela ", katanya pasca aku kenalkan namaku. Ku sengaja menghampirinya karena sepertinya mereka kebingungan dan kesulitan berkomunikasi di stasiun itu, apalagi tak ada guide yang mendampinginya. Aku dan Handi temanku memang terbiasa mengambil objek lukisan di keramaian termasuk di stasiun itu. Karena kereta datangnya masih delay gegara terjadi perbaikan railway di Stasiun Panarukan. Waktu luang itu kumanfaatkan tuk membidik wajah wajah cantik itu. Kupasrahkan pada cat akrilik Greco untuk mencumbu kanvas berukuran 40 x 60 cm itu.
Hampir 2 jam dan 90% lukisanku sudah hampir kelar. Rupanya Vallery mulai merasa kegerahan dan boring menjadi objek lukisanku untungnya hanya butuh sentuhan finishing. Demi menghalau kegalauannya ia mencoba melangkahkan kakinya ke beberapa arah mata angin demi mengusir penatnya. Tapi hal yang terduga saat loncat loncat kecil backpacknya terlepas, dan saat hendak meraih justru kacamatanya terlepas. Cilakanya kacamata itu terpelanting dan jatuh ke railway dan pecah berkeping keping.
Keceriaan dua manusia cantik itu berubah muram durja. Aku merasa bersalah karena terlalu lama menyandra waktunya. "I am so sorry, cause of me ..,...", Jawabku kebingungan. Segera saja kuajak mereka ke Internasional optics yang sekitar 200 meteran dari stasiun itu. Namun sesampainya di optic itu tak ada satupun yang sesuai dengan seleranya. Aku benar-benar merasa bersalah. Vallery lalu menyomasiku dan menyita kacamataku kebetulan sama minus L 50, R 25 yang dilalah ukurannya sama..15 menit kemudian kereta pun mendengus dari kejauhan sambil menjerit memberi sinyal kehadirannya. Rupanya mereka sangat terburu-buru hinngga dengan segera menuju pintu gerbong yang sudah mengaga itu. Kujabat tangannya semabil berucap, " see you....". Tapi saat sudah sampai di dalam gerbong Vallery kembali turun berlagak kebingungan.
" What's the matter ",.tanyaku.
" Oh....see you....", Katanya sambil.me bisanarik tanganku dan dia mencium pipiku dengan nakalnya.
__
Bondowoso, 2 Juli 2022
Aii... selaly beruntung nich 👍
BalasHapusHe he .... begitulah
Hapus