_pak_tyqnue_azbynt_
3 anak sekolah dasar itu tampak malu-malu melintas di depan studio DCS yang biasa ditempati mengolah konten cinematography dan konten YouTube. Semula kuacuhkan saja dan kuanggap anak-anak yang hanya ingin dishooting untuk dimasukkan YouTube.
Bocah-bocah kelas 3 SD itu saling dorong tuk mendekatiku yang sedang mixing video. Yaa Allah ternyata dia Si Aida keponakan istriku yang ayah bundanya cerai 6 tahun lalu. Matanya tak bisa membendung air matanya seperti hendak menuturkan sesuatu. Kuajak dia dan teman-temannya ke ruang tamu tuk menemui Bu Liknya ( istriku ). Dari tuturan bocah imut itu kubaru menyadari, dia kurang kasih sayang, ayahnya memperlakukan bagai pembantu saja. Anak sekecil itu sudah disuruh memasak nasi, membuat samabal dll, demi keperluan makannya. Sementara sang ayah memilih beli di warung-warung. Tangisnya kian menjadi saat dia bertutur ingin semangkok bakso dengan pentol yang besar. Sejak 6 tahun itulah dia belum pernah makan bakso, dan katanya saat di sekolah hanya berani mengintip saat teman-temannya baksoan. Kusuruh istriku membeli bakso di kedai bakso Pak Yan di RT sebelah, dan harus pesan pentol yang jumbo. Ya Allah yaa Rabb, saat bakso tiba makannya begitu lahap dan tampak kegirangan dengan teman-temannya. Semua keluhnya tumpah seketika, bahwa dia kurang makan, kurang tidur karena banyak bekerja. Ayahnya berlagak boss di matanya. Dia ingin kembali seperti semula, bagai dulu saat bersama ayah bunda dan kedua adiknya. Perselingkuhan sang ayah, membuat perangainya berubah kasar dan sering memaki-maki dan main tangan. Akhirnya perceraian pun terpaksa dilakukan, dan Aida adalah korban pecahnya bahtera cinta sang orang tua.
Sebelum bergegas pulang Aida meminta sikat gigi untuk membersihkan aroma baksonya, karena takut dipukul sang ayah. "Masa-Allah sampai segitunya kamu duuuk ", kata istriku. Trauma pukulan sang ayah telah menjadikannya sebagai bocah penakut. Padahal dahulu anak itu begitu lincah dan sering mempertunjukkan kelihaiannya menari. Sungguh pertemuan ini telah menyadarkanku, betapa pilu nasip keponakanku yang dulu imut dan lincah itu.
____
Bondowoso, 28 12 21
#true story
Tidak ada komentar:
Posting Komentar