_Pak_Tyqnue_Azbynt_
Rinai gerimis baru saja usai. Suara kodok bangkung menyela diantara nyanyian kodok jenis lain. Asik sebenarnya, tapi suasana yang remang nyaris gelap di malam Sabtu itu menjadikan kaukus mistisnya sangat terasa. Sesekali kilat masih menyapu dedaunan dengan cahayanya.
Duduk di sebelahku 3 orang lelaki yang sama berbaju hitam. Apalagi yang berkumis lebat itu sorot matanya tajam mengenai wajahku, sementara 2 lainnya sedikit kalem walaupun tanpak beberapa tatto di lehernya. Aku benar benar menyesal ngopi di kedai itu. Kopi kental yang kupesan terasa sepat melewati tenggorokanku. Aku benar benar cemas, bahkan terasa sekali sendiku hendak lepas dibuatnya.
Alhamdulillah merekapun beranjak pergi dengan memberikan segepok uang lima puluh ribuan pada pemilik kedai.
" Nak tak usah cemas.. mereka orang baik kok" kata bok kedainya. Barulah aku menyadari setelah dijelaskan si embok, ternyata mereka adalah para Intel dari kepolisian yang sedang menyelidiki kegiatan pemuda di desa sebelah. Konon katanya telah terjadi kegiatan pencucian otak yang hendak makar di negeri ini. Benar saja pemuda-pemuda di desa sebelah begitu kritis dan sangat berani protas protes terhadap pemerintah. Di kedai kopi itu aku seperti tak mengerti apa apa. Ya entahlah siapa yang benar benar betul dan yang betu betul benar.
___
Warung Kopi Latansa, 2811 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar