_Pak_tyqnue_azbynt_
Tahun 80an saat akuberusia 10 tahun, bermainku selalu bermain dengan alam. Tapi ada satu bermainku malah menantang bahaya. Tiap pulang sekolah dasar aku dan teman sekampungku biasa ke lapangan _skip_ yaitu gudang mesiu yang sekaligus ada lapangan tembaknya. Tujuan kami adalah berubut selongsong peluru kala pak tentara latihan menembak.
Siang itu naas bagi kami, tanpa menghiraukan bahaya kami mendekati pak tentara demi selongsong panas yang terpelanting tiap kali muncong senapan itu memuntahkan memesnya. Kami berebut selongsong peluru demi mendapatkan rupiah . Selongsong yang terbuat dari Kuningan itu kami jual kepada pencari Kuningan ke desa kami.
Adalah Pak Rahman seorang serdadu asal Madura begitu _mangkel_ nya pada kami. Kami biasa mengganggu konsentrasi bapak tentara yang sedang mengeker objek tembak. Dan kalau objeknya tidak kena sasaran tembak, sang serdadu dihukum push up oleh instrukturnya. " _nyimpaaaaang_coooong_ !" Kata pak Rahman sambil memberondong tembakan ke dekat kaki kami.
Demi keselamatan, dengan langkah seribu, kami semua lari tunggang langgang sembari mencari tempat persembunyian. _cilaka_ nya aku dan seorang temanku masuk ke bilik mandi ( padasan ) yang sedang ada janda mandi. ..." _tanteee_tolong_jangan_marah_kami_dikejar_pak_tentara_, _kami_ditembak_". Sumpah demi _ayam_panggang_pedas_ baru kali itu saya melihat orang perempuan yang tak memakai apa apa. _Dilalah_ pak tentara mendekati bilik mandi sembari membentak bentak. " _cong_jhek_ngitek_ " katanya. " _Bukan_pak_tentara_ini_aku_bak_Erna_pacar_komandanmu_itu_" jawabnya sambil pura pura mengguyurkan air. " _Oh_siap_" sambutnya tegas. " . Sungguh ketakutan yang menegangkan.
___
Kaki Argopuro,14 12 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar