LORONG KELAS
Pak Tyqnue Azbynt
Rumus-rumus kimia itu telah mengusik ketenangan otak kami. Genk Ceriwis kelas Sebelas IPA dua. Aku, Eeng, Aang, Essa, dan Tien memilih sembunyi di tempat santuy, lorong kelas dekat Laboratorium Bahasa. Saat yang sudah menghabitual kala pelajaran kimia yang diampu Bpk Yudiskoso sang Doktor kimia itu.
Sudah beberapa kali kami selalu aman,di tempat itu. Kami menjulukinya 'The Lord Class' sebagai falsify dari lorong kelas, sehingga tak banyak yang tahu. Tapi yang tak habis pikir kenapa justru hari itu kok ada sidak oleh guru pendidikan olahraga yang menjadi idaman kami-kami geng ceriwis. Sontak saja kami yang biasa biayaan menjadi lumpuh mati langkah di hadapannya.
Gegara si Eeng yang mencoba-coba tuk mengerlingkan matanya pada guru cakep itu, dan anehnya Pak Ega guru itu malah seperti kaget. Sontak saja kami mulai berani menggodanya. Kami persilahkan dia duduk di teras dan membersamai kami. "Pak kami-kami sebenarnya menunggu moment ini tuk bisa bertemu bapak, karena kami fans bapak," celetuk Essa dengan beraninya. Yang lebih ekstrim saat Tien dan Eeng malah bersandar ke bahu kiri kanannya. Kini pak guru itu justru yang tak bisa menahan emosinya, dia sudah kebawa baper apalagi saat cewek-cewek itu malah minta dijajanin. Dan finalnya ternyata kami-kami malam harinya dapat chat darinya walaupun hanya tanya-tanya kabar. Esok harinya kami bawa buket mawar merah dengan beberapa prank yang sudah kami rencanakan. Praktek basketball yang sudah biasa kami lakukan di tiap hari Sabtu menjadi entri pointnya. Namun justru Pak Guru Ega hari itu malah praktek sprint. Namun rencana tetap kami lakukan. Essa harus pura-pura pingsan. Benar saja, acting Essa berjalan lancar, dan Pak Ega menjadi gupuh. Kami bopong Essa ke Health Section, atau UKS, dengan diiringi Pak Ega. Sesampai di ruang itu, kami meminta pak guru tuk bertanggung jawab. Dan Essa kian menjadi-jadi, dia pura-pura kejang, sedang yang lain berlagak panik. Terpaksa Pak guru menyelonjorkan kakinya, saat itulah kami ngerjain pak guru. "Eeeh pak guru kok tegang yaa, pegang kakiku," selorohnya. "Tenang pak aku dan teman-teman ini sudah jinak," katanya. Pak Ega tambah heran kala kami semua memberikan buket mawar merah sebagai tanda hormat kami padanya. "Aduh kena prank aku ne"
___
Bondowoso, 4 8 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar