Total Tayangan Halaman

Minggu, 24 September 2023

Cipoh dan Tawon

 


CIPOH DAN TAWON

Pak Tyqnue Azbynt


Entah sudah kali ke berapa sang anak selalu jadi buruan manusia. Sudah kesekian kalinya Cipoh Si Bulung elok berbulu hijau cerah ini harus murung gegara kehilangan bayinya. 


Pernah merajut sarangnya di pohon randu yang rapuh dengan harapana tak dipanjat para kicau mania, namun masih saja diambil anaknya dengan menggunakan joran pancing yang di depannya diberi jaring. Trik pencari burung selalu saja lebih taktis dan canggih. Di tengah kegundahannya datang tawon sambil berdendang, sontak saja si Cipoh marah. Namun tawon itu membujuk agar sabar dan tetap berusaha. Kali ini Cipoh kian marah, rayuan tawon nihil belaka. 

Antara putus asa dan cemas, si Cipoh tetap saja membuat sarang dengan sedikit memaksa, dibuatnya asal-asalan saja. Di dekat sarang itu tawon juga membuat sarang. Cipoh merasa diledek, dan marah-marah. " Tenang kawan aku akan melindungimu". Hari berganti pekan, 2 telur dieraminya dengan tanpa banyak harapan, namun saat anaknya menetas kecemasannya kembali menjadi-jadi. Dan, benar saja banyak pemcari burung telah mengincar anakannya. Kali si Cipoh kian _gupuh_ saat seseroang menaiki pohon itu. Sontak saja kian mengundang perhatian orang, dan benar saja sarangnya diketemukan. Langkan demi langkah dipanjati pohon itu, bahkan sudah tinggal beberap depa lagi sarang itu pasti diraihnya. Namun tetiba sanng tawon menyambar  bolak balik di kepala manusia itu. 'gedebug' dia terjatuh dengan benjolan di mana mana bersarang di tubuhnya. Dia pun terkapar meringis kesakitan. Akhirnya burung itu sadar akan ketulusan kawannya itu.

___

Locare, 24 9 23

Rabu, 13 September 2023

ORKESTRA RASA

 


ORKESTRA RASA

Pak Tyqnue Azbynt


Rehat ke 2 jelang salat Zuhur para ustaz merapat ke kantor, begitu pun aku yang sebenarnya ogah-ogahan ngantor. Bukan karena tak hendak gabung sama mereka, tapi gegara di kelas sudah dibuat badmood oleh para siswa. 


Wall TV nyala sudah, tayangan debat di YouTube kian memusingkan saja. Tapi kedongkolan kubekap saja di benakku, demi bisa membaur sama para budak ilmu. Saat tayangan televisi asyik masyuk tetiba dari ruang komputer muncul salah satu ustaz dengan tentengan beberapa kresek bungkusan nasi jagung beserta kawan-kawannya. 


Aneh, benar-benar aneh perutku malah meronta-ronta tuk segera menyatu dalam orkestra rasa. Nasi jagung disela ikan pindang, muncul tumis kacang panjang, begitu pun sambal yang menjadi peluluh lantak liur. Dan benar saja, dongkolku menjadi hilang, berganti tawa canda sembari mengunyah santap siang ala petani di atas pematang. Lalu, nikmat apa kita ingkari? Yassalam, rasakan, nikmati, syukuri.

__

Bondowoso,13 09 23

Senin, 04 September 2023

BINCANG BUDAYA Bareng Mas Doktor Oemar Faruq

 


BINCANG BUDAYA

Bareng Mas Doktor Oemar Faruq

Pak Tyqnue Azbynt


Mencumbu sajian kopi dan sedikit kudapan adalah saat yang indah bila disela dengan cengkrama. Senyum kecil hingga gelak terbahak menuansai bincang kami. 


Mas Faruq melepas sebuah tanya perihal sapaan 'priyayi' muda di pesantren. Apakah karena egosektoral hingga mereka menggelari kelompoknya dengan sebutan sendiri-sendiri seperti Si Naga Bonar menyematkan gelaran tertentu pada dirinya.


Gus, Mas, Lora seringkali kita temui gelar 'Pangeran' penerus trah pesantren di bilangan Jawa timur. Semula kami menganggap itu adalah panggilan ala ala saja, tapi saat Kang Hanif memberi pencerahan barulah kami tahu. Gus ( Gusti Sayyid ), Mas ( Maulana Syarif ), dan Lora ( Lo olona Oreng Rajjhah) merupakan penanda trah yang sengaja disamarkan demi menghindari penekanan oleh pihak kompeni pada jaman dahulu. Dari sanalah bisa ditilik klan atau marga mereka muaranya, apa Syarif, Sayyid, atau Bendoro ( blasteran Sayyid/Syarif dengan wanita Ningrat lokal, Rara /Roro ). Syarif atau Sayyid bermuara pada Sayyidina Husain dan Hasan cucu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Karena sapaan yang begitu akrab ditelinga maka mereka lebih akrab dengan masyarakat lokal sekitar. Dan inilah yang menjadi kunci kesuksesan Dakwah Islamiyyah mereka di Bumi Nusantara ini.

__

Bondowoso, 4 9 23

Jumat, 01 September 2023

Hampir PUPUS karena PUPUS

 


Hampir PUPUS karena PUPUS

Pak Tyqnue Azbynt


Sekelompok anak SD di dekat lapangan sedang asyik bercengkrama di teras sekolahnya. Pertandingan voli usai sudah dan kelompok mereka menang, para suporter sebagai tim hore begitu sumringahnya, berhura-hura sambil pesta.


Menggelitik penasaranku kudekati saja mereka, karena heboh dan sedikit ramai. Yassalam ternyata mereka sedang rujakan ala surviver di tengah hutan. Pupus ( daun pisang ) yang masih putih susu mereka santap dengan Masako rempah yang dibeli dari kantin sebelah sekolahnya. Semula kukira mereka berkeringat karena kepedasan atau karena terlalu heboh bercanda, namun dari wajah mereka mulai tampak cemas. Bel pulang pun berbunyi lebih awal gegara usai pertandingan.


Benar saja dugaanku ada yang salah dengan pesta anak-anak itu. Dari peguyuban wali murid saling bertanya via WhatsApp, ada apa dengan anak-anak di sekolah sebelum mereka pulang. Curhatan wali murid seperti hampir putus asa karena anak mereka mempunyai keluhan yang sama, mual, muntah, dan lemas. Bu. Kantin jadi sasaran curiga, namun ada seorang anak yang menyampaikan Ikhwal sebelumnya. " Kami rujak pupus dengan Masako, lalu mual beberapa saat kemudian". Usut punya usut ternyata pohon pisang di belakang sekolah memang lama tak pernah berbuah. Rata-rata kering dan menghitam saat buahnya masih muda. Hampir saja mereka pupus harapan gegara rujakan pupus di beranda sekolah.

__

Bondowoso, Premio September 2023

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...