Pict by Ig Naturesmsok
SEPERTIGA MALAM
Pak Tyqnue Azbynt
Bukan. Bukan aku menangis sembari berdoa di atas tikar sembahyangan. Kupilih menuntaskan sisa rokok di tanganku dan kopi kental yang sudah kedinginan didekap malam.
Dulu selepas isya ayahku sering melambungkan asap rokoknya di teras rumah. Bersama bias temaram damar ublik yang pasrah di pojok balai-balai. Tanpa mau diganggu sesiapa. Aku hanya menurut tanpa banyak tanya.
Kini setelah aku menua kurasakan pula apa yang menjajah pikiranku. Melambungkan asap rokok sembari menghitung-hitung hutang kerjaan, hutang tanggung jawab, dan segala hal yang menjajah sukmaku. Di sepertiga malam ini kurasakan betul betapa banyak anugerah yang kusia-siakan. Betapa banyak pula beban yang menjajah isi otak seorang ayah sepertiku. Demi senyum kedua bidadariku dan si sulung jagoanku, kupilih bersenandung lepas berpura-pura tanpa ada beban yang menjajah sukmaku. Di sepertiga malam ini hanya keluh yang bukan berupa dedoa kusampaikan pada-Mu Tuhan Sang Penguasa segala.
_______
Bondowoso, 5 April 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar