Total Tayangan Halaman

Kamis, 06 April 2023

GREENY ROAD


Pict source. Instagram Beautydixe

 GREENY ROAD

Pak Tyqnue Azbynt


Ramadhan tiba, geliat kehidupan kian beragam dan bermakna religi. Sudah menjadi kelaziman kami pendidik di sebuah pesantren selalu menyiapkan diri tuk rihlah ilmiyah mengisi semacam Pesantren Ramadhan di sekolah sekolah yang belum terbayangkan sebelumnya. 


Gegara sering pamer program di sosmed akhirnya ada permintaan agar sekolahnya didatangi kami. Tim yang terdiri dari 4 sampai 6 pemateri sebut saja ustaz yang siap melayani ummat. Semula aku menganggap ini adalah tantangan karena lokasinya berada di pedalaman atau bahkan di area gunung. Seorang lelaki bernama Abdullah bin Abdullah yang telah memohon kami agar ke sekolahnya. Nama yang aneh pikirku. Saat kukonfirmasi dia malah menyahihkan nama itu. 


Bermodal motor ayago kami semua menjelajahi jejalan sesuai deskripsi dari Pak Abdullah. Dengan sedikit gas-pol kami tiba pukul 8 pagi. Murid-murid sudah menunggu kami. Saat kami menanyakan nama pak guru Abdullah ternyata tak satu pun yang mengenalinya. Ah, ini pasti salah, atau hanya prank?, Pikirku. Tapi alamatnya sih benar SDN Curahdami 03, dan deskripsinya betul. Berada di lereng pegunungan Hiyang tepatnya lereng Gunung Piramid di area Argopuro. Tapi semua gurunya malah perempuan, gimana sih?


Seorang perempuan dengan wajah innocent mendekati kami. Abaya merah bata berbadu jilbab light grey mengungatkanku wanita wanita di Uzbekistan sana. Imajiku berhenti saat dia menyila kami agar ke kantornya. "Mas Azbynt kan?", tanyanya meyakinkannya. Bincang pun menjadi akrab aku dan 3 temanku menjadi betah seketika manakala dibersamai bu guru yang cantik-cantik, kulit bening  dan senyum yang memenjarakan rasaku. Dari tuturan mereka barulah kami tahu bahwa guru di situ perempuan semua, karenanya lah memohon bantuan pada kami. And aku suka itu. Ah puasa nanti batal, masa sih kesemsem Bu guru cantik.  

" Semoga mas-mas ustaz betah membersamai kami selama sepekan. Lagian menyusuri jalanan dengan dedaun hijau asyik kan? Kami biasa menyebutnya Greeny Road. Sengaja kami menamai itu agar sekolah kami tak terkesan sekolah pinggiran”, papar Bu Aminah. 


Karena sinyal jaringan agak susah untuk laporan ke pesantren aku  harus mencari area yang ada sedikit sinyal. Dibersamai Pak Penjaga Sekolah aku diajak sedikit naik area ke gazebo yang biasa dijadikan photo booth oleh orang-orang yang hiking ke sana. Dari sanalah aku baru tahu kalau Aminah, Aisyah, dan Amera adalah bersaudara. Mereka sama mengabdikan diri sebagai pengajar selepas S1nya di Pesantren Almaliky di bilangan kota Bondowoso. Dan mereka ternyata anak dari Pak Penjaga itu, yang kemudian kutahu namanya adalah Pak Dul.  Dari ketinggian itu akhirnya aku bisa melaporkan kegiatan online ke Pesantren. Sebelum aku turun sengaja kucangklongkan tas pinggang di pagar gazebo itu. 


Pukul 11 kami harus turun dan kembali ke Pesantren. Namun sebelum pulang kutemui Amera Bu guru tertua dan aku titip pesan agar tas pinggangku di ambilkan dan disimpan. " Oh ya Bu guru boleh kok baca-baca itu isinya buku-buku novelet karyaku", heh modusku. Padahal di dalam buku itu ada lembaran yang kutulis " di lereng Argopuro telah kutemukan 3 bidadari, Aminah, Aisyah, dan Amera. Moga salah satunya bisa kupersunting". Begitu memo nakalku. Dan benar saja pas jelang sahur ada pesan masuk via WhatsApp, " mas ustaz boleh pilih salah satu dari kami ", ditimbuni dengan emoji senyum.

___

Kaki Argopuro, 6 April 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...