Total Tayangan Halaman

Minggu, 19 Februari 2023

SAMPAGUITA

 




SAMPAGUITA

Pak Tyqnue Azbynt


Joko namaku sama sekali tak mencerminkan sebagai sosok dari tanah terluar dari negeri Indonesia tercinta ini. Di Miangas yang lebih dekat dengan Philippina itu justru nama-nama yang berbau Tagalog dan Portugallah yang lebih dominan. Joko namaku konon pemberian dari almarhum ayahku yang seorang nelayan dari Jawa. Menikahi ibuku gegara kepincut kemolekan ibuku yang punya darah Porto itu. 


Sosok ayahku hanya dalam cerita saja, karena beliau berpulang semasa aku di dalam kandungan. Bahasaku Tagalog dan Bahasa Indonesia saja, sedangkan Bahasa Jawa sama sekali tak menguasainya. Mungkin karena sering ke Davao Philippina tuk sekedar berelanja akhirnya aku lebih akrab dengan Bahasa Tagalog. Softdrink, rokok, dan juga Indomie yang buatan Indonesia justru beli di negara lain ini. 


Malam itu aku kecapaian dan tak mungkin pulang ke Miangas, dan terpaksa harus numpang bermalam di tempat yang bisa aku tumpangi. Nasib mujur saat aku ke pos Polisi tuk numpang bermalam, malah bertemu seorang mahasiswi yang justru menawariku tumpangan bermalam. Sampaguita mahasiswi jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia itu juga punya kepentingan untuk mewawancarai kebahasaanku.

Bak gayung bersambut, malam itu kami sekonyong-konyong menjadi akrab gegara kemistri kami begitu padu. Bukan hanya cantik tapi juga smart-nya menjadikan daya pikat tersendiri bagiku. Entahlah kami seperti sudah begitu lama kenal. Hingga larut malam mengobrol yang tak ketemu ujung pangkalnya. Hanya kantuklah yang memaksa aku terlentang di balai-balai beranda depan rumahnya. 


Jelang fajar barulah mataku terbuka. Semua badanku terasa penat terlebih lagi di lengan kananku. Aku tak sadar kalau Samaguita justru tidur bebantalkan lengan kananku. Setelah kubangunkan, dia hanya senyam senyum sembari berujar, " kita macam raja dan permaisuri yang mabok di tengah hutan hingga lupa segala".

" Kaka aku mo bikin kopi morning dulu, biar segar", celetuknya sembari membetulkan sandal di kakinya. Aku hanya bengong menyikapi situasi yang berjalan tanpa prediksi. Kopi panas pun keluar, dengan asapnya yang seakan melambungkan anganku. Saat meletakkan gelas di meja itu, rambutnya luruh bergerai yang tanpa kusengaja secara spontan aku betulkan. Eh malah dia menarik tanganku di letakkan di pipinya. Pagi itu aku seperti kesambet cinta oleh wanita yang baru kukenal. Kucium keningnya sembari berucap, " kopimu telah memenjarakanku di terali hatimu". Dia menggenggam jemariku sembari melepas senyum manis di bibirnya seakan memberi jalan asmara padaku. 


__

Indonesia, 19 2 23

2 komentar:

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...