Total Tayangan Halaman

Rabu, 02 November 2022

Beranda Kantin

 


BERANDA KANTIN

Pak Tyqnue Azbynt


Riuh rendah suara murid saat rehat pertama bermula, di halaman penuh dengan keceriaan ala anak-anak sekolahan. Karena tak ada program mengajar hari itu kusempatkan ngopi kental buatan bibi kantin.   Goreng pisang plus kripik talas garing renyah  melengkapi suasana di beranda yang ditata ala cafe sekolah.


SMP Islam As Syuhada 45 begitulah nama sekolah itu. Sebuah lembaga di bawah naungan Yayasan Karya Dharma milik Ligiun Veteran RI di kotaku. Sebagai sekolah yang berada di bawah naungan Ligiun Veteran, ia banyak menekankan nilai kejuangan dan patriotisme. Sejatinya sekolah itu adalah merupakan tetenger sebuah palagan yang terjadi di tempat itu. Kini tempat kejadian perkara sejarah itu dibangun gedung yang kami tempati untuk berjuang di bidang keilmuan.

 Belumlah sempat aku menyeruput kopi tahu-tahu ada kunjungan dadakan dari pengurus LVRI Pusat. Ada 6 orang yang turun dari mobil Jeep warna hijau tua, bergegas menuju sekolah kami. Tak hanya aku, semua dewan guru, bahkan Kepala Sekolah kaget ketika mendapat kunjungan dadakan itu. Tampak seorang wanita yang membawa kamera sedang membersamai rombongan itu. Samar-samar tergambar di mata pikiranku, sepertinya aku pernah kenal. Yap, Karmila dia adalah anak komandan Kodim yang dulu sekampus denganku di UGM. Masih tampak cantik gadis yang dulu pernah kutembak dengan kekata cinta, tapi aku ditolaknya karena sudah berpacaran dengan seorang kopral di kesatuan 514 Raider.  Perasaanku hancur bak dibombardir AK47 saja. Sejak saat itu aku perlahan menjauhinya dan menghilangkan semua mimpiku untuk bisa menjadi imamnya. Duh kenapa dia yang datang, perasaanku menjadi kecut seketika, apalagi Karmila justru yang menjadi juru bicara rombongan itu. Kuposisikan diriku sebagai orang tak kenal dengannya. Dia yang menjadi juru bicara sekaligus juru foto, lebih aktif dalam kegiatan kunjungan itu. 

Karena di beranda kantin suasananya Instagramable menjadi spot foto, ya aktifitas jeprat jepret banyak di tempat itu. Tetiba ia memesan 2 gelas kopi kental, sementara yang lain ada di auditorium bersama kepala sekolah dan dewan guru yang sedang dijamu dengan tape manis khas Bondowoso. 

"Bak tolong 2 gelas kopi kental ", katanya. Sementara aku pura-pura membaca buku kumpulan cerpen Pak Tyqnue Azbynt dengan judul yang menggodaku ' Memburu Perawan di Kampung Janda'. Tahu-tahu dia menarik lengan bajuku " Sini doooong jangan acuh gitu! ", pintanya. 

" Hari ini bulan November  bulannya para pahlawan kita, .. mereka telah berjuang untuk menunjukkan harga diri bangsa, trus ...kamu sebagai lelaki jangan Cemen dong. Masa baru ditolak sekali, lalu menjauh, mana sikap patriotismemu?, tunjukkan dong, senyampang aku lagi jomblo sebab mas Arya telah gugur saat tugas di Sudan sebagai pasukan Garuda ". Celotehnya panjang. 

Karena aku merasa tertantang dan seperti ada peluang, kucari saat yang tepat untuk mengeksekusinya dengan kekata cinta. Dan saat para tamu itu keluar auditorium kumanfaatkan moment yang hanya sekian menit itu.

" Bapak-bapak yang kami hormati, bapak kepala sekolah, dewan guru serta anak-anakku semuanya... bulan ini adalah bulan November bulannya pehlawan kita yang telah berani menantang resiko melawan penjajah. Walaupun saya bukan seperti mereka, tapi hari ini kuakan menyatakan keberanianku, ijinkan saya menyatakan cinta pada sang juru potret cantik ini, ijinkan saya mencintaimu Miss Karmila ". Para tamu dan semua warga sekolah bingung dengan situasi itu. 

" Mohon maaf bapak ibu sekalian, mas ini dulu teman kuliahku di UGM yang sempat kutolak cintanya...tapi untuk kali ini, mohon maaf sekali lagi ... , Akuuuu me...nerima dan siap menjadi permaisurinya ", jawabnya tegas sembari mencium punggung tanganku.

____

Bondowoso, 2 11 22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...