Photo source Wildanz DCS Cinematography
CAPUNG PANTAU
Pak Tyqnue Azbynt
Resign dari tugasnya sebagai guru bukan sebuah pilihan yang damai di hatinya. Wildaz dengan berat hati keluar dari lembaganya gegara gaji yang sudah tak bisa dijadikan kebanggaan, bahkan tak lah cukup untuk beli pakan ayam untuk sebulan. Guru honorer mulia di tampilan sengsara di penghasilan, apalagi dia tak bisa tercover di P3K yang sekarang lagi marak itu. Akhirnya demi mencari cuan buat keluarganya dia memilih menjadi cinematographer dan photographer yang mendapat cuan dari Google dengan memonetasi postingan-nya yang direlease oleh Nasional Geographic. Bekerja freelance lebih membahagiakan baginya.
Waktu sudah melewati tengah hari, mentari mulai condong. Seperti biasa dia mencari object spot yang punya nilai jual. Kawah Wurung menjadi pilihannya, kontur yang hijau ranau menjadi bidikannya, jumbai bunga lalang yang bergoyang digoda angin atau kabut yang sesekali berhelai helai mengajak kita ke dunia lain. Demi mendapat up angle, dia menaikkan drone-nya menyusuri luas Savana yang dibanggakan masyarakat Bondowoso itu. Di lekuk kawah belahan timur tampak beberapa orang yang sedang melukis di kanvas. Itu pun tak luput dari bidikan kamera capung pantaunya. Dilalah yang melukis justru Andhara Zelin gadis yang ia incar beberapa bulan terakhir ini.
Drone pun ditarik kepangkalan. Diambilnya kertas yang dibungkus plastik kecil dan diikatkan pada sebelah kaki drone-nya. Di kertas itu dia tuliskan " Adhara...I love you ". Sang pilot menerbangkan kembali dan dilandingkan dekat Adhara yang sedang melukis itu. Malangnya si Adhara justru menyandra capung pantau itu, yaa terpaksa sang pilot mendatanginya. " Owalaaah mas Wildanz tho....yang kirim, . .gak usah gitu mas, lagian aku juga suka kok sama masnya..., I agree with you", katanya sembari memberikan drone-nya.
___
Bondowoso, 6 Juli 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar