Pict Source @ detikNews
BALADA CINTA DI WARUNG POJOK SEKOLAH
Pak Tyqnue Azbynt
Kabut pagi masih betah brmai diantara dedaunan yang kedinginan semalam menahan tumpukan embun yang memaksanya dera dalam kesegaran pagi. Keciap burung Pleci riang mandi embun di lembaran daun jambu . pertanda geliat kehidupan mulai beranjak.
Satu persatu murid mulai berdatangan sembari mampir di warung pojok milik Pok Mumun walaupum hanya sekedar teh hangat pagi itu. Tak banyak camelan yang dijual , paling hanya gorengan, dan beberapa snack kesukaan murid murid, dan menjadi favorit anak anak adalah rujak cingurnya yang menggoda selera, dan tak lupa kopi jahe ( zanjabil ) kesukaan para guru.
Tak ada yang sangat menarik di warung Pok Mumun selain kudapan sederhana tuk warga sekolah. Semuanya serba biasa, tapi tidaklah demikan bagi Mang Eksan si tukang Jaga Sekolah. Warung Pok Mumun bagaikan kedai serba indah dan serba lengkap. Semua hidangan di etalase bagaikan pizza, hamburger ataupun beefburger dan makanan ala Eropah. Tak tahulah apa makud mang Eksan selalu memuja mujanya. Apakah karena harganya yang murah dan sajiannya yang lezat?..mungkin saja. Tapi rasa rasanya ada penilaian lain bagi si mamang. Pok Mumun di matanya adalah seorang pramu saji yang super istimewa.
Seperti biasa selepas menyapu lingkungan sekolah, mang Eksan selalu menyempatkan diri ngopi di warung si mpok. Seruputan demi sruputan kopi selalu dinikmatinya. Sesekali menyeka peluh diantara candaan renyahnya.
Mang Eksan : Mun bulan puasa ne. apa kau hendak pulang ke Semarang ?...kan liburan smester ini berbarengan dengan libur bulan puasa dan libur lebaran...
Pok Mumun : oh iyya kang...aku lebaran kemaren kan gak pulang, habisnya gak ada ongkos sih
Mang Eksan : hemmm boleh ikut gaaak ? sembari misam misem
Pok Mumun : huss ngawur aja...kayak anak kecil Pok Mumun pura pura tak tahu maksud dari mang Eksan. Padahal mereka sudah lama menjalin cinta dengan gaya dan cara mereka. Apapun cara dan gayanya, dunia serasa milik berdua. Jalinan cinta merka bak simbiosis mutualistis.
Tiap hari mang Eksan dapat segelas kopi hitam kesukaannya dengan gratis, sementara warung pojok pok Mumun tiap hari dibersihkan dan dirapikan olehnya.
Di sela sela santainya, sering candaan mereka menjadi bullyan warga sekolah . Tapi cinta mereka sudah terlalu dalam dan tak peduli apapun yang terjadi they heart will go on. Cuek aja dengan apa yang terjadi di sekitar. Yaa maklumnya lagi kesandung virus cinta.
Rupa-rupanya kisah cinta meraka tercium oleh kepala sekolah. Lah bagaimana tidak , jalinan cinta mereka sering di bully dengan sebutan kisah Cinta Qais dan Laila di Kampus Biru begitulah julukan yng disematkan pada kisah cinta mereka. Ke viralan kisah cintanya membuat attensi tersendiri bagi kepala sekolah, dan karenanya kepala sekolah memanggil mereka berdua ke kantor, tapi dengan cara yang tanpa mereka sadari.
****
Hari itu hari Sabtu, pasca pelajaran usai, pak Kepala Sekolah memesan 20 puluh bungkus rujak cingur tuk dewan guru. Yaa tentu saja mang Eksan yang turut mengantarnya. Mereka tak menyadarinya bahwa akan diinterogasi pak kepala sekolah.
Pak Kasek : maaf mang Eksan dan pok Mumun kalian ikutan gabung di sini
Mang Eksan : i....iya ..tapi kalau boleh tahu untuk apa bapak ? tanya si Mamang mulai curiga atas tindakan pak kasek.
Tapi rupanya trik pak kasek itu benar benar jitu. Betapa tidak..., pok Mumun diberi santunan modal warung tuk dikembangkannya, sementara mang Eksan dapat kenaikan honor bulanan;
Pak Kasek : pok Mumun dan mang Eksan...kalian saya minta untuk saling membantu demi kebaikan warga sekolah. Tak tahulah bagaimana caranya yang perting kerjasama kalian sangat berarti bagi warga sekolah. Untuk perbaikan warung si mpok biar mang Eksan yang melakoninya dan untuk tampilannya biar pak Tikno guru SBK yang membantu penegcatannya.
Pok Mumun : enjih bapak timpal si mpok misam misem.
Pak Kasek : oh yaa.. gimana maang mau gak bantuin si mpok ?
Mang Eksan : siap pak jawaban si mamang mantap
Pak kasek : pok..... apa benar si mamang cinta ma mpok ?
Pok Mumun : heee... tau tuh si mamang sembari memepermainkan ujung kebaya jingganya.
Pak kasek : piye mang ? sergah pak kasek senyum senyum penasaran .
Mang Eksan : he he iya pak ...blan puasa mendatang ne saya akan melamarnya “
Pak kamad : memang apanya yang menarik si mpok ?
Mang Eksan : he...habisnya bahenol dianya pak sambil misam misem malu.
Pak kasek : gimaa pok..? memangnya mau sama si mamang ?
Pok Mumun : hmmm injih pak..saya sudah janji sama si mamang...
Pak Kasek : apanya sih yang menarik dari si mamang ?
Pok Mumun : kumisnya itu lo pak ...kayak suaminya bak Inul artis sih
Suansana di paseban kantor menjadi riuh saat introgasi pak kasek terhadap mereka, sementara guru guru ikutan menimpalinya sembali menikmati rujak cingurnya.
Hari Senin warung pojok sekolah menjadi perhatian murid murid, dan menjadi perhatian warga sekolah dan benar benar menjadi surprise bagi mereka. Bagaimana tidak, warung pojok itu diusili pak Tikno dengan diberi markah WARUNG POJOK POK LAILA MAJNUN . Maklumlah kisah cinta mereka dianggap sebagi kisah Qais dan Laila oleh warga sekolah.
**************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar