ASTRAPHOBIA
Pak Tyqnue Azbynt
Tak semua orang menganggap fenomena alam adalah sesuatu yang wajar dan harus disikapi dengan biasa serta ikhtiar sewajarnya. Petir yang biasa terjadi pada musim hujan terutama pada keadaan awan tertentu, yang disertai kilatan cahaya yang menjilati semua yang ada di sekitarnya. Bagi seorang yang menyintas astraphobia atau ketakutan akan petir, ini adalah masalah yang sangat mengerikan baginya.
Di sekolah tempatku mengajar sedang dijadikan tempat adik-adik mahasisa ber-PPL ( Praktek Pengalaman Lapangan ) yang terdiri dari 7 orang wanita dan 2 orang pria dengan jurusan berbeda-beda. Hasanah adalah diantaranya yang begitu intens dan serius menjadi praktikan dan kebetulan saya sebagai guru pamongnya. Hampir tiap hari dia dibersamaiku baik sekedar konsultasi bidang praktiknya, pendidikan bahkan hal yang bersifat privasi. Karenanya aku anggap dia sebagai anakku saja.
Sore itu benar-benar nasip sial bagi Hasanah, motornya tak bisa dihidupkan mesinnya gegara ada trouble di sistim ICU nya. Karena praktikan yang lain sudah pada pulang, akhirnya aku terpaksa menjadi OJOL dadakan pada jarak tempuh 10 kilo meteran. Cilakanya sore itu mendung tebal mengiringi laju motorku. Ada yang kurasakan aneh pada sikap Hasanah. Dia begitu rapat bahkan dengan beraninya memelukku. "Maaf pak aku pegangan erat yaaa ....jangan marah ", pintanya.
" No matter ", jawabku sekenanya.
Tapi kok kian lama kian rapat ya, ada yang tak biasa aku rasakan. Untunglah sampai di Terasnya tak terkena hujan karena baru saja dia sampai hujan langsung saja turun begitu lebatnya. Akupun numpang berteduh di ruang tamunya karena percikan air yang dicumbu angin itu lumayan membasahi terasnya. Harapanku sih ada kopi panas yang dibuat oleh Hasanah, tapi justru dia memelukku erat-erat sambil memanggil-manggil neneknya agar aku dibuatkan kopi. Ternyata dia hanya bersama neneknya karena dia telah ditinggal kedua orang tuanya. Sambil memelukku dia justru meminta meminta peluk balik agar nyaman katanya. Bagiku ini justru super nyaman. Tapi kenapa sikapnya begitu yaa?, bagai remaja gampangan saja. Barulah aku tahu setelah sang nenek bicara bahwa dia phobia awan gelap dan petir gegara saat meninggal ayah dan ibunya waktu terjadi badai petir karena ibunya sakit parah sedang sang ayah meninggal juga karena mendadak serangan jantung.
" Maaf nak ...peluk dia, beri ciuman dikening agar dia nyaman dan merasa terlindungi...", pinta si nenek. Dan, tanpa ini itu langsung saja kulakoni perintahnya itu. Dalam dadaku ada gemuruh petir yang menghentak hentak. Kenapa petirnya masuk ke dadaku yaa?.
____
Bondowoso,19 Juli 2022
Beruntung terus nich
BalasHapusNasip anak baik 🤭🤭
HapusRejeki pak pamong....semoga tak mamong berkelanjutan 😁😁
BalasHapusKakek.shaleh dapat banyak rejaki
Hapus