Total Tayangan Halaman

Kamis, 14 Juli 2022

ANNEKE en ANNELIESE

 

                        Pict source Google

ANNEKE   en  ANNELIESE

Pak Tyqnue Azbynt


Tuan Baardwijk adalah seorang tuan tanah eks kompeni Belanda yang memilih menetap di sebuah perkebunan kopi miliknya tepatnya di desa  Kluncing kecamatan Ijen Bondowoso. Memperistrikan Minah seorang gadis lokal putri guru ngaji di desa itu. Jadi wajar kalau namanya di sebut dengan sebutan Mak Nyai dan dilalah juga pas dengan sebutan Nyai ( yang oleh orang disebut sebagai istri simpanan kompeni ). Nyi Mina tetap saja kuat dengan keyakinan agamanya walaupun dipaksa konversi agama oleh tuan Baardwijk. Mungkin karena kecantikan alaminya-lah yang membuat sang suami terbelit cinta dan tak bisa memaksakan maunya. Dari jalinan cintanya terlahir dua bocah kembar yang imut-imut ANNEKE dan ANNELIESE. Perhatian Nyi Minah sangat ekstra pada kedua bocah imut itu apalagi kesadarannya sebagai ibu yang mempunyai hak penuh hadhanah ( pengasuhan anak ) dalam Islam adalah pada sang ibu. 


Karena faktor usia Tuan Baardwijk berpulang duluan ketika sang anak masih usia SD yang kemudian harus hijrah ke negeri moyangnya di Belanda. Sementara sang ibu kembali bersama abahnya yang sudah sepuh dan masih tetap membersamai anak-anak santrinya. Alasan itulah yang menjadikan Nyi Minah tak ikut kedua putrinya ke Belanda walaupun sebenarnya teramat berat di dadanya. Akulah yang kebetulan terbiasa dengan sedikit bahasa asing sering berkomunikasi dengan paman dan bibinya di Belanda, karena kedua bocah itu masih dalam dunia bermain. korenpondensi antar negara selalu aku lakukan tuk sekedar memberikan informasi mamanya kedua bocah itu., begitu pun kiriman uang Gulden untuk kehidupan mamanya ( Nyi Minah ). 


Selepas menuntaskan studi S2-ku, kuiseng iseng bertanya tentang program pendidikan di Belanda. Takdir baik menimpaku, tak tahu apa yang harus kuucapkan selain kesyukuran atas karunia Tuhan. Aku dikirimi beasiswa oleh keluarga Annake agar aku bisa ke Amsterdam tuk studi di sana tepatnya di Vrije Universitiet Amsterdam.


Terpaksa kujual sawah sepetak peninggalan kakekku demi mengurus segala persyaratan administrasi dan bea keberangkatan ke Amsterdam.  Singkat kata akupun tiba di negeri kincir itu. Masya Allah di bandara Schiphol Amsterdam kedua bocah yang sudah menjadi gadis itu menyambutku bersama paman dan bibinya. Sumpah demi 7 bidadari kedua gadis itu cantiknya luar biasa dan tetap saja memanggilku dengan panggilan "kakang" seperti ketika masih di Bondowoso dulu. Alhamdulillah saya difasilitasi oleh keluarganya sebelum program beasiswa itu bisa saya claim di kampus baruku. Mereka berterima kasih karena aku telah menjadi konektor korespondensi antara mereka dengan mamanya di Indonesia yang kini kehidupannya sangat layak dari hasil kebun kopinya. " Kakang bisa cari Noni-noni cantik di sini, biar kami tak kesulitan menghubungi kakang di kemudian hari ", pinta Anneliese yang sudah agak kaku berbahasa Indonesia itu. 

____

Bondowoso,14 Juli 2022

2 komentar:

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...