Photo source. Instagram Kasishchaudari_05
NENG SARI
Pak Tyqnue Azbynt
Gadis yang sejatinya tomboy ini, masih saja menyembunyikan sifat itu gegara bersembunyi dibalik busananya yang muslimah pol. Tapi bicara yang ceplas-ceplos dan protesnya menyasar siapa saja jika sudah tak cocok dengan pandangannya. Namun hampir semua lawan bicaranya tertunduk dan mafhum padanya. Lho kok?. Ya iya lah, dia kan keluarga pesantren besar, jangankan semua orangnya, kucing dan semua tanamannya pun dihormati orang. Begitulah kalau adat orang pesantren salaf.
Dia masih muridku yang selalu memanja plus protas protes, hingga terasa nyeri-nyeri sedap di benakku. Bersama teman-temanya yang imut-imut dengan gaya santrinya menjadikan nilai plus tersendiri bagi sesiapa yang memandangnya. Jujur saja membersamai mereka aku lebih betah tinimbang anak kelas cowok yang nakalnya minta ampun itu. Dari deretan temannya ada sosok bidadari tak bersayap yang sedang mengagumiku. Dan akhirnya menjadi hidden relationship, cilakanya si Neng Sari yang nyomblangi, karenanya semua santri tak berani komen dan memilih bungkam. Berbekal dari bercinta dalam senyap itulah kuberanikan diri tuk memberi kabar burung pada keluarganya dengan tujuan hendak khitbah. Sedihnya, gayung tak bersambut, gegara aku yang belum mapan dan tak berpenghasilan tetap.
Sebagai lelaki aku memilih hal yang pasti pasti, walaupun hati teriris sembilu. Berat memang dirasa, tapi perasaan harus kukalahkan dengan logika. Dan akhirnya kumemilih berkhitbah dengan seorang gadis yang tak lain masih santri yang ngaji di rumahku, bukan muridku di tempat aku ngajar di pesantren.
Kabar pertunangan ( khitbah) mulai terdengar oleh pihak pesantren begitu juga dengan Neng Sari dan Ganovi teman si Neng yang gagal kupinang karena orang tuanya tak ACC sama sekali.
Menjelang tahun 2000 kami mengakhiri masa lajang. Atik santriku itu resmi menjadi bidadari titipan mertuaku. Kami mengarungi kehidupan baru. Indah terasa, kenangan dengan Ganovi hilang tanpa jejak, begitulah laki-laki yang lebih menggunakan logika tinimbang emosi.
Sebagai keluarga yang masih terbilang masih romantis-romantisnya, kami mendapat hadiah terindah dari Tuhan. Aku diterima sebagi CPNS, dan dalam waktu singkat dipanggil untuk mengikuti Diklat Prajabatan di kota Surabaya selama 21 hari. Di Balai Bandiklat rinduku tak bisa kutahan, hampir tiap malam tak bisa tidur gegara teringat senyum bidadariku.
Ketika waktu Diklat Prajabatan usai, aku pun memilih segera pulang tanpa plessir dan shoping-shoping sebagaimana teman yang lain. Tapi apa yang terjadi saat kutiba di rumah, istriku menyambutku dengan dingin, bahkan sampai lebih 2 pekan dia tak begitu hirau akan aku. Dia memilih pisah tidur dengan alasan lagi halangan.
Hari itu aku kebetulan ngajar di kelas si Neng, hatiku mulai kacau. Teringat si Ganovi, manalagi si Neng nenggojlokku mati-matian, yang membuatku semakin badmood saja. Puncaknya si Neng kemudian mengaku kalau telah berkunjung ke rumahku saat aku di Bandiklat. Dia mengaku sedari dulu cinta padaku, dan menyudutkan istriku. Dibilangnya merebut pak guru idolanya, bahkan dia sampai membuat kopi sendiri di dapurku, dan menganggap istriku tak bisa membuat kopi enak seperti buatannya.
" Bak, Pak Guruku itu tukang buat kopinya saat di pondok ya aku, tak ada yang lain dan memang tak kuperbolehkan. Dia lebih senang buatanku. Makanya separuh gajinya selalu diberikan padaku. Kenapa baknya merebut dariku, awas ya saat di pesantren akan menjadi milikku. Kalau di rumah kuasai sepenuhnya ", begitu dia bercerita padaku.
Mau marah gimana...mau tak marah dada hendak meledak. Aku bekerja di Yayasan pesantren keluarganya.
" Kenapa sampai segitunya sih neng?..makanya pasca prajabatan di rumahku kayak di kuburan aja, ...ini gegara neng", timpalku sedikit marah.
" Yeee si bapak, gitu dong bisa marah, kan asyik, lagian kenapa bapak tak memilih Ganovi yang imut itu?", Katanya tanpa dosa.
___
Bondowoso, 30 Juni 2022
Keren pak
BalasHapusNe kisah nyata sist...
HapusPrank nya kelewat barbar