KELAPA KIRIMAN TUHAN
____
Sore itu sudah mengering air mata, dan perut masih tetap meronta karena sudah tiga hari menahan lapar. Hanya air putih yang menjadi penyapa usus walaupun tanpa dahaga.
Azbynt dan Parmi adalah sejoli yang hidup dengan kepapaan. Makan bak puasa Senin Kamis, lantaran didera hutang karena bangkrut dari usahanya sebagai penjual ikan asin. Modal ludes semenjak tertipu oleh bossnya di pantai Panarukan.
Hari itu benar benar menyiksa bathinnya. Perut yang sudah tak bisa menerima toleransi membuatnya seperti hendak sekarat. Mau hutang tetangga, malu, mau minta ke orang tua apalagi. Tidur dalam keadaan lapar tidaklah melelapkan, justru kian memperkeruh perasaan.
Entah karena apa, Azbynt sang suami mengajak istrinya kesungai tuk pura pura mencuci walaupun sore hari, alasannya biar kelihatan tak ada keluhan apa-apa di mata tetangga. Disamping itu berendam di arus air sedikit melegakan perihnya rasa. Dari hulu tampaklah kelapa kering yang sedan hayut dibawa air. Dengan segera diambilnya dan dibawa pulang. Sesampai dirumah eksekusi pun dilakukan. Golok di dinding dapur menjadi eksekutor. Kelapun dikupas dan dibelah. Seraya berucap syukur, hari itu mereka memakan kelapa pemberian Tuhan. Alhamdulillah tuntas sudah lapar hari itu.
_____
Bondowoso, 8 2 21
#diadopsi dari cerita bapakku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar