Halte
_pak_tyqnue_azbynt_
Sisa gerimis masih saja membekas di halte tempatku menunnggu bis yang biasa melintas. Sudah setengah jam aku bermain gaway demi mengusir gundah, dan dinginnya kota kecil nan elok ini. Ternyata masih saja awan membekap mentari di ketiaknya.
Tak lama berselang seorang gadis menjajakan tape manis khas Bondowoso. Sepontan saja aku memanggilnya tuk sedikit mengentaskan pinta lidahku. Satu besek kecil cukuplah sudah dan 2000 rupiah kubayarkan padanya. Manis, kesat, ada tekstur yang terasa menjelajah di mulutku. Pantas saja kota ini berjuluk Kota Tape, karena memang tapenya punya cita rasa yang beda dengan tape pada umumnya. Baru sebatang tape kusantap si Lian turun dari bus Akaz di depanku. Tampilannya kian elok saja, kaca mata hitamnya kontras dengan wajah putihnya, kain silky merah maroon menjadikannya tampil begitu istimewa. Gadis new Zealand yang sedang kuliyah di Univ. Negeri Malang ini, memang kenal lama denganku walaupun hanya melalui Ome TV international. Aku yang hanya seorang santri dan mahasiswa di sebuah pesantren ini, juga bukanlah orang asli BONDOWOSO. Baru 1 tahun di kota kecil ini, dan keinginan tuk mengunjungi blue Fire menjdikan kami bersepakat dengan Lian tuk berangkat bareng. Titik temu sebuah halte memang tak cukup bagus dan romantis tuk sua nyata, tapi dia yang orang bule itu spontan saja memelukku tanpa aku kira sebelumnya. Bagi anak santri ini sangatlah tabu, tapi apa boleh dikata begitulah taqdir ceritanya.
....
Go to edit edit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar