Total Tayangan Halaman

Jumat, 17 Juni 2022

Di Terminal Kecil




_pak_tyqnue_azbynt_


Hari Ahad Pekan ke-2 di Bulan Mei pukul 04.00, kusibak dingin pagi dengan bermotor listrik agar tak mengganggu para tetangga yang hendak subuhan. Terminal kecil Kota Tape menjadi area singgah pengantaran anak kami ke tempat kostnya di kota Malang. Nida' jelang subuh sudah pada berkumandang di empat penjuru saat kami tiba di terminal itu. Hanya ada 2 bus yang lagi mangkal dengan jurusan searah tapi beda jam dan beda tujuan, yakni Surabaya dan Malang. Tak sampai 10 orang yang lagi membuka pagi di terminal itu, di sampingku seorang bapak-bapak tampan etnis Arab dan di sebelahnya lagi beberapa orang perempuan berjilbab yang sedang bergegas menaiki bus jurusan Surabaya, sementara yang lain masih sibuk dengan HP-nya, khusus para lelaki mencumbui rokoknya tuk.mengusir gigilnya pagi. Seusai azan kubersegera menuju Musala kecil di sisi timur tuk shalat subuh, dan akulah yang didapuk sebagai imamnya oleh lelaki Arab itu, sementara anakku masih menunggui kopornya yang teronggok di peron. Dia lebih memilih bergantian selepas aku shalat. 


Usai shalat kudapati seorang gadis cantik yang berbusana muslimah sederhana sedang asyik memegang android sembari komat kamit dengan sesekali menatap lepas ke depannya. Dia adalah penjaja roti bakar yang sedang menyediakan sarapan tuk para penyintas pagi di terminal itu.  Demi mengganjal perut kosong ku kuberingsut mendekatinya....

"Assalamu'alaikum...Nanda...ini berapaan yaa?".

" Oh ...wa Alaikum salam...seribuan bapak, silahkan pilih ...", Sahutnya sembari meletakkan Androidnya.

" Maaf Nanda...., sepertinya tadi sedang mengaji yaa?".

"Oh iyaa bapak, sedang murojaah, ya hitung hitung mengisi waktu kosong...".

"Nanda Hafizah...?"

" Baru 29 juz ...belum kelar juz 30nya..., Ini sedang dimemori agar nanti pas di Turki tak.ada kendala".

Setelah sekitar 30 menitan barulah aku tahu dia adalah seorang santriwati yang kini pilih berhenti nyantri gegara kekurangan biaya, tapi justru dia mendapat beasiswa ke Turki setelah mengikut lomba Tahfiz..


Sampai di rumah kucoba menhubungi orang tua si penjual roti itu via what's App. Ya Allah yaa Kariem ternyata dia anak pedagang kue di sekitaran masjid At-Taqwa BONDOWOSO, dan ternyata dia juga adik kelasku yang sempat ikut kemah bareng di Pemandian Tasman beberapa tahun silam. 

" Yaaa Kaka, dia itu mauengikuti kakaknya yang tahun ini dah lulus dan berlanjut ke Jerman dengan program beasiswa juga dari Turki",. Jelas dik Ika ibu si penjual roti itu. 

Dari situlah aku baru sadar bahwa perjuangan yang penuh ketulusan dan kesungguhan bisa menembus lintas negara. Aku benar-benar angkat topi pada mereka, yang hanya seorang engayuh becak, dan istrinya seorang penjual jajanan, telah melampaui aku. 

____

KT dungan , 18 5 22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...