Darah di Bendera Palestina
_pak_tyqnue_azbynt_
Irama musik bom dan granat yang menjadi konser keserakahan kembali berdentum kala subuh. Ammar yang sedang terlelap dengan bonekanya terpaksa bangun dengan rasa siksa. Tak seperti biasanya, kali itu dinding tembok kamarnya menganga se _gede_ unta. Debu menyembur ke wajah polosnya. Tak ada suara jerit dan embus napas sesiapa. Yaa Abi Umminya telah hancur bak daging cincang. Rupanya hantaman roket telah meruntuhkan segalanya.
Di pojok ruang tamu berserak lembaran Al Qur an diantara puing reruntuhan rumahnya. Ammar memang terbiasa dengan geram suara roket. Tapi kali itu suara itu menghunjam hatinya. Betapa tidak, di rumahnya hanya tinggal dia sendiri, banjir air matanya mengeringkan telaga harapannya.
Kutemuai Ammar mengorek ngorek puing reruntuhan rumahnya. Dan dipungutinya robekan bendera yang diperciki darah ayahnya.
Subuh itu telah merobek robeh hati anak kecil imut itu.
____
Kaki Argopuro, 14 5 21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar