Total Tayangan Halaman

Minggu, 11 Mei 2025

TANORA LOVE STORY

 TANORA LOVE STORY 

Pak Tyqnue Azbynt 



Tampias hujan memercik di ubin beranda laboratorium komputer di siang hari. Murid-murid yang bersiap pulang sedari tadi harus mengurungkan niatnya. 11 Mei 2025 ternyata masih saja hujan memesra bumi di Tanjung Morawa. Aku yang baru beberapa bulan praktek mengajar di SMKN 1 Tanjung Morawa menjadi kurang nyaman dengan situasi itu. Bukan, bukan karena aku tak suka maunya alam, tapi ketertutupan akulah yang tak bisa berhabituasi di SMK itu. Apakah karena aku belum siap menjadi seorang guru, atau memang bukan passionku sebagai pendidik? Kurasa tidak juga, nyatanya aku sejak dulu ingin menjadi guru. No debat.


Kadang aku iri pada guru-guru yang begitu profesional dan nyaman di zona itu. Sebut saja Bu Novi Fransiska yang menjadi idola anak-anak yang jumlahnya mendekati seribu siswa itu. Sejak awal telah aku bidik si dia, maksud hati ingin mengetahui tips dan triknya supaya menjadi idola siswa. Berkali aku berusaha mencari momen yang tepat tuk membidik wajahnya tuk kujadikan model lukisan kanvasku.  Tak ada maksud lain, selain ingin mengetahui tips mengajarnya yang smart dan brilliance. Dan lukisan itu kumaksudkan tuk dijadikan persembahan ulang tahunnya. Namun sia-sia belaka usahaku. 


Hujan reda dan anak-anak pun bergegas dan berhamburan pulang termasuk Bu Novi. Dilalah buku Agenda dan Teacher's note nya ketinggalan. Dengan tanpa dosa kuambil dan kubaca semua isinya tanpa terkecuali. Jurnal mengajar dan catatan guru begitu lengkapnya bahkan catatan-catatan rujukan bahan ajarnya. Pokoknya lengkap dan rinci deh bahan ajarnya. Di otakku berkecamuk, ribet benar ya ternyata menjadi guru? Beda catatan guru beda agendanya, ternyata di buku agenda warna hijau tosca itu banyak catatan  romantis yang menghanyutkan rasa.  Diksi-diksi romantis, gaya bahasa yang beragam menjadikan aku nyaman membacanya. Hemmm ternyata dia juga punya catatan hati yang haru biru.

Fasilitas di sekolah itu bisa dikatakan cukup memadai dan representatif tuk menghadapi perkembangan jaman yang serba cepat ini. Satu hal yang tak banyak diminati oleh guru-guru di situ ialah tentang literasi, sepengetahuanku tak ada satu pun yang menjadi penulis, walaupun sebatas sagu sabu (satu guru satu buku). Semestinya Bu Novi bisa membuat buku itu karena tulisan-tulisan nya di agenda layak dijadikan novel atau setidaknya novelet, atau kumpulan cerpen romantis. Di catatan guru pun mestinya bisa dijadikan buku paket, bukankah sumber rujukan pengajarannya sudah lengkap? Ya tinggal utak-atik sedikit kebahasaannya saja. Sayangnya dia tak melakukan itu. 


Sejak membaca agendanya dan memelototi foto-fotonya justru menghadirkan perasaan lain di hati ini. Di sekolah memang sempat diumumkan tentang kehilangan buku Bu guru cantik itu, cctv ruang lab juga diperiksa karena praktikum terakhir sebelum buku itu hilang adalah di lab komputer. Untunglah buku dan agendanya dia tinggalkan di teras sekolah dekat daun pintu yang tak tersorot cctv. Finally buku itu hilang tanpa jejak.

Gaya tulisan ringan yang enak dibaca kuketik rapi dengan font Times New roman ukuran A4. Alur kisah yang ditulis episodik menjadikanku tak perlu out line lagi. Hanya sedikit merapikan ke bahasaannya. And 213 halaman rampung kubuat, kuedit he he, kan dia penulisnya. Kutajuk dengan TANORA LOVE STORY oleh Novi Fransiska. Naskah segera kukirim ke penerbit dengan harapan di Bulan Bahasa bisa release. 

____

Hari terlewati dan bulan pun berlalu. Awal Oktober buku sudah selesai cetak. Selama masa penantian cetak buku, aku selalu menghubungi Bu Novi dengan nomor baru via VPN agar aku tak bisa dilacaknya. Benar saja dia pun tak menaruh curiga padaku walau pun hampir tiap malam kugoda lewan candaan usil. "Bu guru mohon jangan protes dan jangan banyak komentar bila saat upacara Sumpah pemuda ada kejutan dariku, kalau macam-macam foto-fotonya akan aku sebarkan via medsos". Rupanya ancamanku membuatnya sedikit cemas, terbukti dari sikap kesehariannya yang tak seceria sebelumnya. Dan, aku tak mau peduli soal itu. Di sisi lain, Bu kepala sekolah aku kirimi email bahwa ada paket buku atas nama Bu Novi, dan aku mohon untuk dibuka paketnya saat upacara 28 Oktober sebagai kejutan dan penghargaan buat Bu guru itu. Yes, jawaban Bu kepala meng-acc nya. Penerbit mengirimkan paket tersebut atas nama Bu Safriantina Purba kepala sekolah, tertanggal 20 Oktober 2025. Oh ya, untuk Bu kepala dikirimi satu eksemplar edisi Lux sebagai penghargaan, agar beliau lebih dulu mencermati dan membaca buku karya Bu Novi tersebut.

Selasa 28 Oktober 2025 di pagi yang cerah tibalah hari yang mendebarkan bagiku, ingin kulihat ekspresi Bu Novi saat penganugerahan sebagai guru literat oleh kepala sekolah saat bulan bahasa. Panggilan demi panggilan untuk guru berprestasi dari sekitar 70-an terasa begitu delay di otakku. "Dewan guru dan anak-anak muridku sekalian, guru berprestasi berikut adalah di bidang Literasi, kita turut bangga padanya, inilah dia Bu Novi Fransiska, S.Pd yang telah membuat karya novelet remaja dengan judul TANORA LOVE STORY, kepadanya dipersilahkan menuju panggung utama". Dia tampak kebingungan, tapi melangkah jua untuk menerima piagam dari sekolah. 

"Kepada Bu Novi saya minta untuk sedikit memberi komentar atas karyanya tersebut", lanjut Waka kurikulum yang menjadi protokol di acara penerimaan piagam itu. Ah kenapa ada gituan sih, begitu benakku, ini kejutan bisa kacau. 

"Terima kasih bapak ibu sekalian, sampai detik ini saya belum menerima buku itu, dan tak bisa saya komentar lebih jauh", kilahnya. Namun saat kepala sekolah menyodorkan sampel dari buku itu, Bu Novi membuka daftar isinya. Sub judul demi sub judul tak beda jauh dengan catatan di agendanya. 

"Bapak ibu dan anak-anakku yang saya banggakan, detik ini juga saya umumkan, siap pun yang telah menemukan buku agenda saya harap maju ke hadapan saya, karen novelet ini ada di catatan pribadi saya. Jika seorang murid, aku akan hadiahkan netbook jika seorang guru saya akan minta persetujuan hadiah apa yang dimauinya". Peserta upacara saling pandang karena tak ada satu pun yang maju. Namun ketika Bu Kepala yang memerintahkan, akhirnya aku maju jua. Tepuk tangan riuh menjadi penyemarak saat itu. Bu Novi kaget karena ternyata yang merayunya tiap malam adalah saya. 

"Baiklah, untuk bapak saya hadiahkan salam cinta dari saya, karena ternyata dialah yang menjadi manusia misterius di malam malamku"

_____

Bondowoso, 11 Mei 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...