Total Tayangan Halaman

Selasa, 22 April 2025

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI DAN NILAI KEISLAMAN

Teks Pidato

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI DAN NILAI KEISLAMAN

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Segenap Dewan Juri yang kami hormai

Bapak Ibu guru pendamping yang kami hormati dan takzimi

Rekan-rekanita dan hadirin sekalian yang berbahagia

           Assalamu alaikum warahmaullahi wabarakaatuh

           Hamidan Lillah salliman wa mushalliyan ala rasulillah

Puji syukur kepadanya Sang Penguasa jagat Allah Subhanahu wa taala karena atas kuasaNyalah kita bisa bersemuka di tempat ini.

Salawat serta salam senantiasa terhatur untuknya baginda Rasulillah yang telah membawa kita ke alam ilmiyah Islamiyah.

Hadirin yang berbahagia, di kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyampaikan materi pidato saya dengan judul, PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI DAN NILAI KEISLAMAN”

Ada tiga komponen yang akan saya kupas pada kesempaan kali ini, yakni

Pertama: Media Sosial yang kemudian diakronimkan denga istilah MEDSOS

Kedua : Peningkatan Literasi, dan yang

Ketiga : Nilai Keislaman

Bapak, Ibu, rekan-rekanita sekalian yang berbahagia, mari kita sejenak pancangkan pikiran pada apa yag akan saya sampaikan!

Media Sosial atau Medsos merupakan platform media online yang dijadikan penala untuk melakkan interaksi sosial, berbagi, dan berkomunikasi dengan orang lain. Dari media ini kita bisa berbagi pengalaman, pengetahuan, ide-ide brillian bahkan melakukan transaksi ekonomi serta politik kepemerintahan dengan cara yang singkat dan tepat. Tetapi perlu dicatat dari berbagai kemudahan itu muncul pula ekses-ekses yang sangat membahayakan bagi generasi bangsa. 

Media yang berasis online ini degan mudah mengirimkan pesan, tulisan, gambar, suara atau audio, bahkan video. File-file penting, data-data yang jlimet dan rumit pun mudah kita bagikan melalui berbagi platform yang ada seperti: WhatsApp, Tik Tok, You Tube, Twitter, Facebook, OmeTV, Linkdin dan sebagainya. 

Di era yang serba digital ini menjadikan segala sesuatu mudah dilakukan, lebih mudah lebih cepat, lebih tepat. Saking mudahnya bahkan anak kecil pun bisa memanfaatkannya. Di sinilah yang perlu menjadi perhatian dari semua pihak agar otak-otak generasi muda tidak tercemari, tereduksi oleh limbah-limah medsos yang memahayakan. Seperti :

Social Media Addiction (kecanduan Sosmed)

Social Media Dependence (Ketergantungan Medsos)

Social Media Obsession (Obsesi Medsos)

Kecanduan, ketergantungan, dan obsesi medsos tersebut menjadikan kita tak bisa dilepaskan dari media tersebut yang berdampak pada, kemalasan berpikir kreatif, ketergantungan pada karya orang lain, mudah menjiplak yang semua itu belum tentu sesuai dengan budaya kita bangsa keitmuran ini. Munculnya Gen Zie, Gen Alpha semakin menyemarakkan dunia permedsosan ini. Banyak baiknya tetapi banyak pula buruknya, and so kita harus bisa memilah, memilih mana yang harus kita lakukan.

Hadirin yang budiman, selanjutnya saya akan memaparkan tentang Peningkatan Litrasi. And than apa itu literasi? Literasi dimaknai sebagi kemampuan sesorang untuk membaca, menulis dan memahami informasi dalam berbagai bentuk. Itu artinya tidak hanya sebatas membaca dan menulis tetapi mencakup kemampuan untuk memahami, menganalisis dan menggunakan informasi secara efektif. 

Rekan rekanita dan hadirin yang berbahagia, setidaknya ada beberapa jenis yang bisa kita pahami, misalnya:

Literasi Dasar yaitu yang berkaitan dengan membaca dan menulis

Literasi Informasi berupa bagaimana kita mencari, mengevaluasi dan menggnakan informasi tersebut.

Literasi Digital yakni informasi yang berbasis teknologi, dan

Literasi Keislamam literasi untuk memahami ajaran Islam, Islamologi atau Dirasah Islamiyah.

Hadirin, dari sinilah dipandang betapa pentingnya kita mengetahui, kemudian meningkatkan kemampuan berliterasi karena salah satu indikator kemajuan suatu bangsa adalah tingkat atau level literasinya dalam berbangsa dan bernegara. Era keterbukaan medsos ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya.

Bapak ibu dan hadirin yang berbahagia. Pada bagian berikutnya saya akan paparkan tentang Nilai-nilai keislaman. Nilai menjadi acuan bagi kita dalam berprilaku baik atau buruk, benar dan salah. Artinya nilai ini mencakup prinsip-prinsip norma standar yang mengatur prilaku, keputusan dan tindakan. Hal ini akan dipengaruhi oleh: Agama, Budaya, Tradisi, Pendidikan dan Pengalaman Hidup.  

Nah lalu bagaimana dengan Nilai Keislaman? Tentunya tata nilai yang berhubungan dengan aspek keislaman seperi: Tauhid, Ahlak, Keadilan, empati, Amanah, Ihsan dan sebagainya yang tidak lepas dari ajaranajaran Islam. 

Rekan-rekanita, dewan juri dan hadirin sekalian, lalu bagaimana kita menyinambungkan ketiga unsur di atas yakni: Medsos, Literasi dan Nilai Keislaman. Baiklah, berikut ini saya akan sampaikan keterkaitan dari keiganya sekaligus menjadi penyimpul dari pidato saya ini.

Islam merupakan Agama menekankan kekuatan logika bahkan sejak penobatan Kanjeng Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam sebagai Nabi di Gua Hira sudah sejak awal diperintahkan untuk membaca, itu artinya harus berliterasi. Literasi yang bagaimana? Yaa semua aspek dalam kehidupan ini baik yang bersifat Hablum minallah ataupun hablum minannaas, hubungan kepada Allah maupun hubungan dengan manusia. 

Lalu bagaimana dengan Media Sosial? Hendaknya media ini dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan litarsi kita agar bisa menjadi bangsa yang maju, generasi yang smart. Tidak hanya smart dan maju tetapi harus didasari oleh nilai nilai yang Islami. Dengan begitu, adanya media sosial bisa kita jadikan sebagai alat untuk kebaikan dan kemajuan dan paling penting yaitu menyinambungkan dengan nilai Islamiyah dalam kehidupan sehari-hari. Karena Maju suatu bangsa tanpa adanya sentuhan nilai keagamaan hanya akan serupa AI ( artifisial Intelegence atau kecerdasan tiruan) yang pandai tetapi tak punya hati dan perasaan.

Hadirin sekalian demikianlah pidato singkat saya, 

Indah gading pada retaknya, salah tingkah dan kekata ada pada saya sebagai mansia. Mohon maaf atas segala kesalahan. Wallahl muwafiq Ilaa aqwamith Thariq

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabara kaatuh.



Sabtu, 19 April 2025

21 FEBRUARI DI SMA ISLAM MIFTAHUSSAADAH

 21 FEBRUARI DI SMA ISLAM MIFTAHUSSAADAH 

Pak Tyqnue Azbynt 



Pagi buta kulintasi Jalan Pakuwon Km 10  Sukabumi agar bisa kunikmati kenangan indah dulu sebelum aku hijrah ke Bondowoso Jawa Timur. Tekatku hanya tuk menemui Si Cantik Nih R Hayati. Liburan kami sekeluarga, digunakan tuk menemui keluarga yang jauh gegara bapakku pindah tugas ke Jawa Timur. Maklumlah pegawai kemenag memang tergantung dari kewenangan pusat yang harus siap ditempatkan di mana pun di Indonesia ini. Kepindahan kami benar benar menyisakan rindu pada kampung yang damai itu. 


Salah satu siswi cantik yang menjadi idola di SMA itu adalah Nih.R. Hayati. Wajah oriental bumi Pasundan menyempurnakan keelokannya. Hanya kegilaanku saja yang beling berkorespondensi dengan murid perempuan, padahal di lembaga itu begitu ketatnya. Satu hal yang tak mudah kulupa saat aku memberikan hadiah ultahnya, yang kemudian ketahuan salah seorang ustaz, yang mengakibatkan aku disuruh menghadap di bagian BK. Finalnya saat upacara bendera hari Senin aku didaulat untuk menyatakan permohonan maaf di hadapan siswa siswi yang lain. Mungkin karena aku sudah terlanjur kebelet cinta, sama sekali aku tidak nervous. "Bapak ibu dewan Asatiz wal ustazaad, mohon maaf atas pelanggaran saya yang telah berkhalwat dengan salah seorang siswi yang sedang memberi surprise di ulang tahunnya. Sekali lagi mohon maaf, jika lain kali aku mengulanginya saya siap dinikahkan dengannya”. Entah karena apa, mulut saya berujar begitu, karenanya halaman sekolah menjadi riuh. Cilakanya, Hayati justru semaput tak sadarkan diri. Mungkin karena malu atas ulahku yang dibully peserta upacara. Upacara menjadi kacau. Dan, aku diskorsing selama sepekan tidak boleh masuk sekolah. 


Setelah dipikir-pikir ternyata kekonyolanku memang terlalu gila. Bapakku yang juga sebagai guru di tempat itu terdampak akan ulahku. Mungkin karena itulah beliau mengajukan mutasi ke Jawa Timur tepatnya di Bondowoso tempat tanah lahirnya. Dilalah tak sampai satu bulan, kami pun pindah meninggalkan tanah kelahiran ibu yang asli Sukabumi itu. 


Kali ini aku liburan mengikuti cuti bapak untuk menjenguk nenek sedang sakit parah. Aku sengaja ikut walau pun sekolah masih aktif, apalagi kelas 12 yang harus bersiap asesmen akhir. Ah aku tak pedulikan itu semua. Niatku kembali menemui si cantik, yang sempat menyandera hatiku dulu. Jum at pagi 21 Februari 2025 aku kembali ke sekolah itu setelah satu tahun aku tinggalkan. Aku sengaja memakai masker dan menyamar menjadi pengantar paket. Kutemui kepala sekolah dan guru-guru sembari memohon maaf, aku katakan sebagai alumni di sekolah itu. Masker tetap aku pakai saat membawa paket yang kutulis "Untuk. Nih.R.Hayati kelas 12 IPA". "Mohon maaf bak, mau difoto dulu sebagai laporan". Saat hendak aku foto, kubuka maskerku, terbelalaklah matanya sembari berujar,"Yaa Allah". Sontak saja mengundang perhatian warga sekolah yang saat itu sedang rehat pertama. Dan, sekolah menjadi ramai, teman-temannya melempari kami. Tapi aku segera ke bapak ibu guru sembari meminta maaf setulusnya. Mereka hanya geleng-geleng atas sikapku. Mungkin karena bapakku sempat menjadi teman merekalah yang masih mentolerir gilaku. Sebelum aku pamit pulang kusempatkan menjabat tangan Hayati.  Wiiih lembut cuy, terasa sampai ke ulu hati. Senymnya itu lho yang kini masih kubawa ke Jawa Timur. "Hayati, hidupku” begitulah gumamku saat kulepas jabat tangannya. Getar bibir dan nanar tatapnya menyiksa dadaku. Moga dia tak tersakiti hatinya gegara ulahku. Hayati-hidupku.

____

Bondowoso, 19 April 2025

Sabtu, 12 April 2025

GADIS PENJUAL BUKET

 GADIS PENJUAL BUKET

Pak Tyqnue Azbynt 

12 April 2025 pagi yang begitu dingin menyambutku di kota Malang dalam sebuah gelaran Wisuda 132. Riuh riang membuka pagi itu. Wali wisudawan hilir mudik berswafoto, ber-vlog ria mengabadikan event istimewa itu.


Di mulut pintu Utara kudapati seorang penjual buket yang begitu sopannya. Ah itu memang biasa, tapi tidak juga justru di saat pembeli mulai sepi dia justru membuka kotak tanggung berisi Alquran. Ah itu biasa juga kok, ah gak kok justru bacaan yang indah pelan disertai tetesan air matanya yang mengalir deras. Saat kudekati dan menelisik keberadaannya. Ternyata dia juga seorang mahasiswi di kampus itu. Aku dan istri begitu kagum akan kecintaannya pada Al-Qur'an disela berjualan buket itu.


"Maaf, bapak dan ibu, bolehkah aku berbagi bahagia dengan kalian?" Tawarnya padaku. 

"Oh tentu saja"

Sebentuk buket diberikan padaku, dan aku menolaknya, karena takut membuatnya rugi. Namun dia memaksanya jua.

"Bapak, ibu, saya juga wisudawati yang sebentar lagi mau masuk ruangan. Graha Cakrawala tuk diwisuda juga. Maaf ibu bapak, saya teramat bersyukur karena berkat pekerjaanku sebagai penjual buket ini sebagai penopang dana kuliyahku. Mohon dengan hormat bapak tuk mewakili orang tua saya yang tak bisa hadir karena berada di pelosok Sumbawa. Alhamdulillah saya mendapat summa cumlaude, dan bapak saya mohon mewakili orang tua saya", katanya panjang lebar sembari bercucuran air matanya begitu derasnya.

-----

Malang, 12 April2025

Kamis, 10 April 2025

GLASSES ON THE RAILWAY

 GLASSES ON THE RAILWAY 

Pak Tyqnue Azbynt 



Kereta Parahiyangan mendengus kecapaian saat kujabat tangannya

Seorang sahabat dari kota sebelah. Dadaku berdetak kencang, girang nafsu cinta birahi. Kulit kuning pucat halus membalur sekujur tubuhnya. Ah, aku gila cinta. Tak peduli ia punya rasa atau tidak padaku. Sayangnya otakku telah mati rasa, logikaku terkunci birahi. Walau hanya ingin bermesra bersewajah dalam pandangan. Ah ini birahi cinta yang bisa saja menjurus bencana. Tapi hanya ingin menikmati pandang saja. Titik. Entahlah.


"Maaf bila engkau tak nyaman olehku", hanya itu yang terucap padanya. Sikapku yang tetiba aneh itu, kini terasa oleh otakku. Memang cinta itu gila. Pantas saja dia menjadi tak nyaman. Di tempat umum, bersikap aneh dan membuatnya disorot banyak mata. 


Saat kenekatanku menjadi-jadi, dia hanya mendengus hendak marah yang ditahan. Berusaha bersikap tenang tapi akhirnya marah juga. Saat kucoba meraih lengan kirinya, handbag yang dipegang hampir jatuh. Reflek diraihnya tapi kaki tersangkut di bantalan rel kereta api. Badannya rubuh tersanggah dadaku. Sial, kacamatanya terpelanting jatuh di atas rel, lensa kanan pecah berkeping. Demi tak tambah runyam segera saja kuajak ke Malaway optics. Semua gaji yang baru diambil kubelikan kacamata baru redcerry dengan gagang putih gading saat itu. Dia masih merasa aneh akan sikapku saat kuucapkan "Maafkan kawan aku benar-benar mencintaimu". Tatapannya tajam seperti tak percaya ucapanku. "Ya aku maafin salahmu, tapi tidak dengan cintamu". "And so, artinya ?"

"Maaf, aku tak memaafkan jika kamu mengatakan cinta padaku dengan cara itu, karena cinta memang tak perlu logika"

"Jadi?"

"Jawabanku ada di hatimu", timpalnya mengaduk-aduk isi otakku.

----

Bondowoso,.10 April 2025

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...