SUNGAI
Pak Tyqnue Azbynt
Mendengarkan canda air ada perasaan tenang di hatiku. Riak-riaknya saat mencumbu batu dan bibir sungai itu selalu saja berkecipak lagukan damai. Dulu aku sering mengadukan keluh kesahku pada aliran air di sungai itu.
Bertahun-tahun sudah aku tak bermain di sungai gegara kesibukan yang mendera-dera. Tapi kali itu aku benar-benar ingin melepaskan semua kesibukan yang menyanderaku. Aku harus pulang kampung tuk bertemu dengan sungai tempatku dulu melepaskan segala gundah. Sesampai di kampung kutemui sungai itu, kupandangi kelok tubuhnya, bibirnya yang selalu basah dicumbu air. Tak banyak berubah, bahkan cenderung rerumputannya tambah lebat, sementara beberapa pohon dipinggirannya sudah hilang entah kemana. Kutemui kembali dia tuk melabuhkan segala rasa.
Sudah tak banyak orang mencuci ke sungai karena sudah tiap rumah ada MCK, walaupun ada di pedesaan. Namun airnya masih bening seperti dulu. Wajarlah khas pedesaan yang berada di kaki gunung.
Entah sudah berapa lama aku menikmati belaian angin dan celoteh riak air, pandanganku tertuju pada seorang wanita yang dengan tenangnya menyusuri bantaran sungai itu. Andai saja dia Nawang Wulan maka kan kupaksa aku menjadi Jaka Tarub, lalu mengintip dari semak-semak dan kunikmati kemolekan tubuhnya. Aaah hayalku terlalu jauh, dia orang biasa kok; tapi kok cantik jelita?. Perlahan kufokuskan pandanganku, ternyata dia Jamilah anak Haji Syukri yang pernah ngaji selanggar denganku. Yassalam wajahnya tetap saja ayu alami bagai dulu saat sering kuusili. Aku pura-pura saja tak melihatnya lalu kulemparlan batu sekepalan tangan dan memerciklah padanya.
" Astaghfirullah..., Kang Dullah yaaa?...huh tetap aja nakalan kayak dulu..", gerutunya sembari melempari aku dengan kerikil. Saking nafsunya sampai dia tercebur jatuh ke sungai, dan kakinya kramp karena terbentur batu. Terpaksalah aku dapat bidadari yang terjatuh. Dengan pura-pura menyesal atas kelakuanku, dia kugendong menuju rumahnya. Ternyata sungai yang kurindu mempertemukan aku dengan bidadari teman ngajiku dulu.
___
Bondowoso, 6 Agustus 2022
Keren pak tiq
BalasHapusIye kah?
Hapus