KABUT FAJAR
Pak Tyqnue Azbnyt
Satu persatu lampu di kamar rumah para pejabat elit itu mulai benderang saat adzan subuh memanggil- manggil para perindu surga. Begitupun semua personal di keluargaku bergegas menuju rumah Allah di masjid kompleks Mutiara Resident Bondowoso. Sementara Azka anak terkecilku kupasrahkan pada bibi Pur begitu kami memanggilnya pada sosok asistent rumah tanggaku yang mempunyai nama lengkap Purwati Ningsih. Begitulah rutinitas itu berjalan normal dan tanpa ada kesan nyeleneh di benak keluarga kami.
Rupanya keakraban anakku Azka dengan sang pengasuh kian lengket bahkan sudah mengalahkan keakraban dengan seluruh anggota keluarga. Dan istriku merasa mangkel, kesal dengan sikap si ragil anak kami.
Atik : Acha.. ( paggilan akrab pada anakku ) hari ini kami mau ikut abahmu ke Nusa Dua Bali untuk reunian alumni pondok abahmu.....kamu ikut gaaa?
Azka : gak deh maa Acha males, mending besih bersih sama bik Ipung
Atik : laaah mesti deh kamu , ini moment penting lho, mas Avinmu juga Ikut, bak Vatim dan bak Zulva juga ikut sekalian pulang ke Bali , ne kan liburan pondok...
Azka : gak deh ma....Acha banyak tugas ne dari kampus Almaliky tempatku studi, memangnya mama bisa bantuin? .
Memang Azka sudah bukan anak TK lagi, sekarang telah kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Almaliky di Bondowoso. Sekitar 17 belas tahun dia selalu bergaul dengan seorang asisten Rumah Tangga yang bernama bik Ipung atau bik Pur. Bahkan tugas tugas kampusnya selalu dikerjakan dekat bik Pur pembantuku itu.
Entah karena apa Atik istriku mulai menaruh cemburu pada bik Pur yang telah lama merebut simpati anakku. Perlakuan istriku pada bik Pur sudah mulai berubah, bicaranya mulai datar bahkan sering dengan nada ketus. Dan pada saat seperti itulah justru keakraban anakku kian bertambah.
Atik : Yah, aku kok tambah kesel yah dengan sikap si Acha yang sering mencueki aku
: laaah kan itu akibat dari kesibukanmu menjadi guru , justru tak bisa merebut simpati anak kita, tak bisa mendidik anak kita secara langsung , hadlonah kan kewajiban seorang ibu , begitu sergahku.
Atik : ya gak gitu dong, kan ayah sebagai imam di rumah ini, mestinya ayah jelaskan pada semua anak kita tentang kewajiban berbakti pada ibu bapaknya ,....Ayah harus tegas....masa aku kalah sama pembantu di mata anakku
Pada Ahad pagi Atik istriku mengajak semua keluarga tuk sholat subuh di masjid komplek, dan semua ikut tak terkecuali bik Pur dan Acha anak ragilku. Dan aturan baru ini dibelakukan oleh istriku sehingga bik Pur harus bangun pukul 01 dini hari demi mempersiapkan sarapan pagi . Rupa- rupanya anak ragilku sama ikutan bangun awal, yaa tentunya kumarahi agar tak ikut ikutan bik Pur.
Bik Pur : maaf juragan , neng Acha memang sedari dulu bangun pukul 01 bahkan sejak masih SD dulu .
: masya Allah, kenapa kok begitu ? tanyaku
Bik Pur : saya sudah larang juragan, agar jangan ikut-ikutan bibi , tapi tetaaaap saja bahkan sampai detik inipun begitu .
: apa yang dikerjakan anakku jam segitu pagi?
Bik Pur : saya ajari ngaji dn Sholat juragan
: laah kan dah mengaji di musholla kompleks?. Begitu sergahku.
Bik Pur : maaf gan, cara baca dan tajwidnya kurang pas, juragan
: Rupanya gara-gara bik Pur ini anakku tak mau di sekolahkan di Pondok Almaliky, justru hanya mau kuliyahnya di situ...
: bibi terlalu jauh dah, dah overlap dengan tugasnya....
Tiba tiba istriku datang dan mendengar persiteganan kami.
Atik : yaaah bibi sudah sok tahu soal agama, abahnya Acha itu juga alumni pesantren...hanya karena kesibukannyalah yang mengharuskan pasrah ke aku semuanya.
Bik Pur : mafkan saya juragan ...bapak...ibu , saya terlalu lancang.
Acha : assalamu alaikum....Im coming
: wa alaikum salam warahmatullahi wabarkatuh , Acha duduk sini !
Acha : ada apa yaa? Kok serius banget ...
: mulai smester depan kamu harus mundok di pesantren Almalky agar akhlaqmu bisa berubah
Acha : e mangnya sa ya salah apa yaah? Kok tiba-tiba begitu ?
: pokohnya kamu harus ikut policy abah ...tah usah membantah !
Dan akhirnya semua tunduk atas kebijakanku walaupun di mata anakku Acha terasa berat, apalagi ada kata-kata tuk memperbaiki akhlaqnya, dia seperti merasa bersalah besar walaupun tak tahu dimana letak kesalahannya. Lantaran ketegasanku semua tunduk takluk. Kami masih memberi toleransi pada Acha tuk tetap akrab denga Bik Pur. Dan justru sepertinya menjadi kian dekat, mereka bahkan seprti anak dan ibunya. Tapi sebenarnya justru anak ragilku inilah yang paling mandiri dan tidak manja, dan sederhana. Cara berpakaiannyapun sangat sederhana, dengan busana muslimah harga murah tapi tak mengurangi keelokan wajahnya yang hitam manis itu.
************
Libur smester di kampus Acha sudah mulai pekan yang lalu, dan Acha mulai terlihat gundah, sering uring- uringan dan nafsu makannya berkurang , tambah kurus dan pucat. Kami memaklumi mungkin karena stressor yang belum siap tuk mundok.
Masih kuingat saat itu tanggal 20 Januari 2020 seperti biasa di masjid komplek mendatangkan Ustadz dari luar tuk mengisi kuliah Ahad pagi. Kami sekeluarga juga ikut termasuk Acha dan bik Pur pembantuku. Kami sempat adukan pertanyaan tentang ikhwal rencana memondokkan si ragil, pun alasan alasannya kusamapaikan kepada pengisi kuliyah Ahad itu, yang kebetulan diisi oleh Kiyai H. Imam Barmawi Burhan. Rupa- rupanya perbincangan kami diseriusi oleh sang Kiyai hingga berkenan datang ke rumah kami yang hanya berjarak lima puluh meter dari masjid komplek kami.
: mari kiyai silahkan masuk !
KH. Imam : oh yaa, subhanAllah ...besar rumah jenengan ini
: Alhamdulillah ...minAllah kiyai
Setelah bik Pur mempersiapkan srapan pagi ,kami ajak kiyai Imam berjamu sarapan dengan kami. Tiba tiba....
Acha : maaf kiyai . . Acha lancang , boleh minta doa pada kiyai gak, agar abah tidak memundokkan aku ?
KH. Imam : oh yaa ...kenapa anaku...kenapa? abahmu itu sudah benar anakku , dan pasal apa yang menjadikan kamu menolak keingin baik abahmu ?
Acha : soalnya Acha ingin lanjutkan studi di Kairo atau Istambul kiyai
KH. Imam : laah kui kan dah benar abahmu, di Pondok Almaliky ada ghurfah tahfidz dan ghurfah Bahasa Arab sebgai program unggulannya
Acha : kalau itu Acha dah tahu kiyai
Perbincanganpun kian serius hingga emosi Acha anakku memuncak dan menangis sejadi jadinya. Hingga terpaksa kami mendudukkan bareng bik Pur yang kuanggap sebagi biang keroknya. Dan semua menjadi tegang...
Bik Pur : maaf juragan dan juga pak Kiyai, kami hanya mengikuti keingin neng Acha yang begitu kuat, yaa saya dengan ikhlas hai dan suka cita mengikutinya.
Atik : justru bibilah yang merusak moral anakku, dia jadi penyangkal keputusan abahnya.
Bik Pur : maafkan bibi juragan, bibi siap dipecat, tapi tolong loloskan keingin neng Acha tuk studi di luar negeri. Soalnya saya sangat senang kalau neng bisa kuliyah di luar negri seperti Mesir atau Turki juragan
: kuliyah di luar ? sergahku sambil marah .
Bik Pur : iya juragan ...sekarang dia sudah hafal 25 juz, yang saya bimbing sendiri di kamar,. Sebenarnya insya Allah 6 bulan lagi bisa sampai kelar 30 juz, dan pak Kiyai bisa tes neng Acha denga ayat berapapun asalkan 25 juz ke bawah.
KH. Imam menatap tajam pada bi Pur yang sudah tertunduk itu, dan tes dari ayat ke ayat berlangsung dengan lancar. Air mata kami sekeluarga banjir tak bisa kami bendung , haru, syukur dan sebagainya bercampur aduk, begitupun kiayi Imam meneteskan air mata seraya mengucap hamdalah, dan justru beliau betanaya
KH. Imam: maaf ibu ini hafidzah ya?
Bik Pur : injih Romo Kiyai saya temen dari menantu jenengan di pondok al Azhar Banyuwangi dulu.
KH. Imam : ya salaaaam... kalau begitu...ayo jenengan bu yang doa iar kami semua meng amininya.
Kabut pagi di luar griyaku telah menjadi saksi kebahagiaan kami, dan jurtru dari situlah kami sadar bahwa pendidikn yang sukses harus dimulai dari keikhlasan. Dan ternyata seorang pembantu justru sebagai perantara anakku bisa kuliyah di Istambul. Terima kasih ya Allah yaa Rabb.
__
# part dari kumcer Memburu Perawan di Kampung Janda
# dimuat di Majalah MPA_47_422_Nov 2021
Notula kata:
Uring uringan = merasah ogah dan bermalasan sembari dengan sikap kesal
Ghurfah tahfidz = ruang pondok penghafal Al Qur an
Kelar = usai, tuntas, selesai
Hafidzah = wanita penghafal Alquran
Acha 👍👍
BalasHapusAsyik yaah?
Hapus