Perahu Kecil

_pak_tyqnue_azbynt_

Selepas hujan di akhir Januari kupaksa jua merapat ke bibir pantai. Tak banyak orang beraktifitas karena rinai gerimis masih setia mencumbu bumi. Tak ada bianglala, tak ada burung layang-layang yang bermain di angkasa,  hanya angin pantai yang mendesau mengitamakan alam bersama bisik gerimis yang desah memesra. Kupakasan jua menuju perahu kecil yang tertambat di pokok kayu kering di pojok dekat anjungan, demi sebuah tas kecil Nina yang tertinggal.  Untung saja Capil di perahu itu sedikit melindunginya dari goda gerimis. 

Kesedihan Nina hanya demi tas kecil telah merisaukanku. Wajahnya yang ditekuk-tekuk bak tikar usang itu sedikit menyembunyikan raut manisnya. Apakah ada kartu ATM, atau Id card lainnya, ataukah gawai yang ada di dalamnya?. Semua misteri belaka karena Nina berdiam seribu bahasa. Ya elah....hanya buku memo warna biru yang sampai segitu resahnya. Tapi justru di situ menguak tanya di benakku, ada apakah gerangan?. Ternyata ada catatan kehidupannya semenjak dia SD dulu.

Semula Nina kuanggap sebagi seorang yatim yang ditinggal mati ayahnya, tapi justru sampai detik ini dia tak tahu rimba sang ayah yang telah meninggalkan bundanya pas usia kehamilan baru 3 bulan. Kini usia Nina 18 tahun sudah, dan masih mencari sesosok ayah. Lembar perlembar kubaca curhatannya. Yassalam ternyata di lembar pertengahan kudapatkan foto sesosok lelaki bernama Ahmad Badawi dengan kumis tebalnya yang katanya ayah yang sedang dia cari. Dan aku yakin dia adalah Pak Likku yang sebenarnya bernama Baidawi Ahmad dan kini hidup sebatang kara gegara Bu Lik istri yang di rumahku telah meninggal. 

Saat gerimis usai kuajak Nina ke rumahku untuk kupertemukan dengan Pak Lik. Si Nina terperanjat dan tak sadarkan diri, sementara pak Lik hanya bengong terdiam diri kebingungan. 

Setelah aku jelaskan barurah pak Lik sadar dia telah bertemu dengan anak gadis cantik yang dulu pernah hilang dari catatannya. 

____

Bondowoso,26 1 22