Total Tayangan Halaman

Minggu, 12 Januari 2025

NGEDAI BARENG POK LEHA

 NGEDAI BARENG POK LEHA

Pak Tyqnue Azbynt 




Laju kuda besi GSX-ku mulai oleng sejak memasuki Pal 9 Bondowoso. Tangan mulai kaku dan separuh tubuhku seperti mati rasa, oh aku kena hipotermia, begitu benakku. Mungkin gegara hujan yang sudah mulai menjajah tubuh ini sejak dari kota Proling yang lumayan deras dan tak jeda sekejap pun. Menunggangi GSX S touring memang terasa asik, handing yang enak, larinya yang stabil membuat keasyikan tersendiri. Namun raga yang terjajah hujan menjadikan aku tak bisa mengendalikan dengan nyaman. Dan benar saja di pertigaan menuju desa Locare aku terpelanting, motor masuk parit sedang aku tak bisa berdiri. Ngilu, nyeri dan pikiranenjadi kacau. 


Seorang wanita berpayung biru tosca menghampiri sembari membangunkanku, berat  dan kaku. Payung disingkirkan dan aku dipapahnya menuju gardu kecil pangkalan ojek yang saat itu tak ada sepotong manusia pun di sana. Rupanya wanita itu mengerti kalau aku mengalami hipotermia, ia segera berlari ke sebuah rumah dan membawaku handuk serta pakaian ganti. But how to wear it?. "Duh gimana dong masa mau ganti di sini?" Dia menarikku ke sebuah kedai di pinggir jalan itu yang sedang ada orang menyesap kopi bibir cangkir. Aku disorong ke bilik kecil di kedai itu tuk ganti pakaian. Jamper warna biru, kaos oblong, hot pant cewek dan celana cargo coklat susu. "Pakai saja gak usah ribet" sergahnya dari ruang depan kedai itu. Ya aku memakai pakaian cewek ne, hemm harum aroma fifth Evenue membuatku terasa nyaman, maklumlah pakaian cewek selalu perfect. Sontak saja nyeri dan kaku di tubuh seperti mulai tak terasa. Dan, eng ing eng, aku keluar ke ruang depan. Dia cekikikan melihatku. 


"Heh aneh?" Tanyaku asal saja. "Iya kakang jadi girly kek tante-tante komplek". Tapi tubuhku masih shaking hipo, walau sudah lumayan, namun terasa kaku jua. "Pok Leha, dia tuh masih kedinginan, kasih aja teh manis panas" kata lelaki itu. Teh panas masih belum juga ngaruh. " Keknya dia hipo berat, peluk saja agar bisa pulih" kata lelaki itu sambil menghisap rokonya dalam-dalam. "Aku ini guru olah raga, lakukan saja, " timpalnya. Dan wanita itu melakukannya walau semula malu-malu tapi dia melakukannya dengan perlahan. Sontak aliran hangat dara di tubuhku seperti menyeruak ke seluruh tubuh ini. Kaku mulai hilang perlahan. Anehnya tubuh Pok Leha juga mulai menghangat bahkan terasa panas bak demam saja. Rupanya ada hal lain yang menjajah rasa kami. "Makasih neng, aku sudah pulih," seruku sambil mencuri kesempatan mencium keningnya pura-pura terima kasih sepontan. Aku minta maaf dan ucapkan khilaf, padahal sengaja. "Oh ga papa kang, toh kakang menikmatinya", celetuknya sambil memungkasinya dengan senyum manis plus kerlingan manjanya. Selepas itu aku berbetah-betah duduk di kedai itu menunggu hujan reda. "Gimana dengan baju ini, kalau aku pulang?", "pakai saja biar kakang merasakan hangat tubuhku dari bajuku itu". 

---

Bondowoso, 12 1 25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERJALANAN DI HUTAN PINUS

 PERJALANAN DI HUTAN PINUS  Pak Tyqnue Azbynt  Erkantina wanita yang kuidamkan sejak aku  SMA itu kini benar-benar bersamaku. Momen saat dia...