Desember di Dangau Pantai Grajagan

 Desember di Dangau Pantai Grajagan

_pak_tyqnue_azbynt_

KA Argopuro mendenguskan napasnya, kelelahan dan debu jalanan memahatkan kisah rihlah siang itu. Aku dan kawan kawan kelasku 3 A⁴ MAN Bondowoso sedang asik bercengkrama di gerbong nomor 12 yang sudah sarat dengan penumpang dengan aneka aroma. 

Memasuki terowongan di tanah Blambangan penumpang mulai riuh karena interior lamp di gerbong yang kutumpangi tak bisa menyala. Dan celakanya tak ada yang bawa korek seperti di gerbong sebelah yang banyak bapak bapaknya. Yaa maklumlah gerbong yang kami tumpangi kan hanya untuk teman teman kami yang sudah di _booking_ sebelumnya.  Hebohnya lagi teman temanku lagi _nakalin_ penjual jagung rebus yang sudah disorot  kami sejak di stasiun Kalibaru. Aminah namanya, kami tahu setelah diintrogasi oleh Suryadi temanku. Anak SMP kelas 1 itu imut, dengan kulit kuning dan pipi tembemnya. Naaah pas di terowongan  rame karena dijahili teman temanku. _Dilalah_ dianya jatuh ke pangkuanku. Sementara _jembung_ nya tak lagi di kepala melainkan di angkat oleh Sugiono anak Pakisan yang berencana mengusilinya saat masuk terowongan tadi.

Stasiun Genteng adalah tempat memuntahkan kami dari pintu kereta Argopuro itu. Dengan carry coklat kami menuju  pantai Grajagan. Wa subhanAllah sesampainya di Grajagan ombak Laut Banyuwangi menyambut kami dengan gagahnya. Tanpa diduga hujanpun menambah cerita di spot yang kami tuju.  Akhirnya kemalaman menyandra kami.  Setelah menemui polisi Perhutani kami diijini untuk bermalam di Dangau itu. 

" _oh_ya_adik_adik_ _sekalian_titip_adik_penjaja_jagung_itu_juga_numpang_bermalam_tapi_jangan_macam-macam_karena_aku_ada_di_post_sebelah_ini_. Ya salaam rupanya si Aminah juga terjebak hujan. Wajahnya memerah saat melihatku. Kukenalkan diri, sebagai kenangan kulukis dia dengan pencil  8B dan kertas sketchbook yang selalu aku bawa.  Aminah ...aku ingat kamu Desember ini.

___

Bumi Rengganis, 13 12 2020