PETAKA SELEPAS ZUHUR
Pak Tyqnue Azbynt
Entah angin apa yang telah membawa kedamaian kelas IVa dan IVb, mereka begitu guyubnya. Kelas yang selalu bersaing itu, baik tanding kelas, yel yel, adu gaya, atau apapun yang digandrungi bocah-bocah usia SD itu. Rasa-rasanya ada sesuatu yang bakalan terjadi dengan mereka ne.
Darel, Nabhan, dan Mahfudz dari kelas A yang menjadi motornya, sementara kelas B, Ilham, Ubaid, dan Imam yang menjadi penggeraknya. Tak ada kecurigaan dari guru-guru justru keakuran mereka merupakan keberhasilan dari bimbingannya. Di teras utara dekat gedung TK mereka tampak begitu seriusnya membicarakan sesuatu, namun saat Ustaz Subali guru PAI itu lewat di depan perpustakaan yang berdekatan dengan TK , mereka berebut bersalaman sebagai tanda ketakzimannya. Bu Ila dan Bu Melda hanya mesam misem melihat kekompakan mereka.
Nun di ruang musala Ustaz Muhyid, sedang menyiapkan perangkat salat jamaah. Memang sudah menjadi kelaziman di SDN Curahdami, baik di gedung satu maupun gedung dua selalu dirutinkan pulang sekolah selepas salat zuhur dulu. Kebiasaan ini mendapat apresiasi dari wali murid atas pembiasaan itu. Ruang kelas yang dijadikan musala atau bahkan auditorium itu selalu ditata rapi oleh Ustaz Muhyid yang kesehariannya bertugas pokok sebagai penjaga sekolah, namun latar belakang santrinya menjadi penyinergi dengan guru PAI di situ.
Sudah bebeapa hari ini konsentrasi kedua ustaz itu difokuskan untuk membina tatacara salat yang benar untuk murid putri. Rupanya konsentrasi ke salah satu sisi itu menjadi peluang anak-anak cowok untuk sedikit santai dan bahkan sembunyi tidak salat. Ada yang berwudhu di kran depan kelas masing-masing, ada yang di kamar kecil siswa, bahkan kalau terlalu lama antre mereka pun diperkanankan menggunakan kamar kecil guru. Celah ini yang menjadikan peluang bagi anak putra tuk mangkir salat jamaah, ya alasannya tidak nutut waktu.
Konsentrasi pada pembinaan anak putri plus antre yang panjang karena air PDAM yang beberapa hari sedikit turun debitnya telah melahirkan permufakatan mangkir salat. Berbekal bumbu racik yang telah mereka bawa dari rumah, sedikit kerupuk yang dibeli di Bak Hoda sang penjaga kantin, mereka mengadakan pesta ala survivel anak petualang di belakang sekolah. Sekitar 20an anak cowok yang sedang lesehan menikmati sajian pestanya. Gina satu-satunya anak cewek yang terpaksa ikutan gegara memergoki mereka dan dijadikan sandera tuk jangan membongkar permufakatan itu pada guru-guru. Gina si kecil mungil itu terpaksa menuruti mereka tuk berpesta.
Pohon pisang di belakang sekolah menjadi tumbal pesta itu. Dengan bermodal cutter Ubaid dan Nabhan membelah dan mengambil batang-dalam gedebok itu, begitu juga pupusnya yang masih berwarna putih susu. Setelah dicacah bak irisan timun lalu dicocolkan pada bumbu raciknya. Daun pisang dijadikan alas, duduk mengelilingi sajian, wah seru tampaknya. Konon mereka terinspirasi Sang Petualang di tayangan You Tube yang mereka saksikan.
Sakit massal keesokan hari menjadi tanya tanya besar bagi guru kelas IVa dan IV b. Apakah sudah ada wabah lagi? Atau mreka sedang mogok kelas dengan alasan sakit? Hal ini yang menjadi teka-teki saja. Muncul kecurigaan dari pihak sekolah pada kantin Bak Hoda, Mak Siti penjual kudapan di sisi barat sekolah. Apakah sajian makanan yang mereka jual yang menjadi biang keroknya sakit massal itu? Satu persatu anak-anak yang sehat ditanyakan perihal makanan yang dimakan mereka bersama temannya. Setelah melakukan investigasi ke kantin dan lapak Mak Siti, makanannya masih saja seprti yang kemaren.
Demi tak mengundang curiga, salah seorang guru menyuruh murid tuk membeli berbagai makanan di kantin dan lapak di sekolahnya. Di tanyakan apakah mereka kemaren memakan jenis makan itu? Experied-nya masih aman, dan sebagian besar sama seprti yang dimakan mereka. Kecurigaan pun pada bak Kantin dan Mak Siti hilang sudah, namun yang menjadi tanya besar adalah kenapa hanya kelas IV a dan b saja sedang kelas V aman. Apakah ada yang salah dengan cara mengajarnya guru kelasnya? Semua itu masih berupa misteri.
Ada beberapa siswa yang opname di Puskesmas, dan RSU. Ada yang menuduh keracunan di sekolah, dan menganggap sekolah abai terhadap anak-anaknya. Karena hanya Gina yang cewek kebeulan juga sakit, akhirnya pihak sekolah menelpon walinya tuk menanyakan perihal sakitnya. Namun Ibu Gina hanya menyampaikan muntah-muntah saja, dan sudah mendingan. Karena infonya tak menghawatirkan akhirnya Bu Ila dan Bu Melda sang guru kelas datang membezuk Gina di rumahnya.
Dari mulut Ginalah semua mulai terkuak misteri itu. 99 % diputuskan mereka keracunan gedebok dan pupus pisang di belakang sekolahnya. Pohon pisang setiap berbuah selalu mengering sebelum tua dan daunnya pun ikut membelarak kering. Konon pohon pisang itu memang berpenyakit, dan tak pernah panen buahnya. Sekolah mendadak melakukan rapat penting khususnya para guru di gedung 2. Dipimpin guru seneor Ustaz Subali didampingi guru kelas IV a dan b demi memberikan tindakan yang tepat pada mereka. Kesalahan tak bisa ditujukan pada anak, pada guru PAI, atau guru kelas. Tapi sebuah kejadian haruslah disikapi dengan bijak tetap memberi keputusan yang adil dan edukatif. Dewan guru sudah menentukan tindakan terukurnya saat semua siswanya telah pulih dan kembali ke sekolah.
Sepekan berlalu sudah dan pas hari Sabtu mereka sudah kembali ke sekolah semuanya. Berlanjut hari Senin pihak sekolah telah membuat rencana istimewa yakni Upacara Bendera khusus. Upacara pun berlangsung seperti biasa, namun saat amanat pembina, satu persatu dipanggillah anak yang baru pulih dari keracunannya.
Ilham, Ubaid, Imam, Darel, Nabhan, dan kawan-kawan yang kemaren sakit bersamaan silahkan kedepan, begitu panggil dari pembina upacara.
Dikeluarkan bebarapa piring, sajian seperti yang disantap oleh mereka. Ada dua meja yang sebelumnya sudah disiapkan, sajian itu ditata dengan menarik di atas meja.
Nabhan, Darel, kenama senyam senyum?
Imam, Mafudz, Ubaid, dan Ilham, maukah kalian makan sajian lezat ini? tak satu pun dari mereka berbicara.
Ginaaa kamu satu satunya yang perempuan, maukah kamu makan ini?
Tidak pak saya pun beberapa hari yang lalu ikutan makan karena diledek mereka. Pas pulang muntah-muntah, kepala pusing, dan mincret
Oke anak-anakku, ada beberpa hal yang perlu kalian ketahui yaitu: satu, kalian telah meninggalkan salat jamaah zuhur. Kedua, kalian makan yang bukan haknya. Ketiga, kalian tidak memperhatikan higienisnya makanan. Yang terakhir, jangan gampang menerima info-info sebelum tahu kebenarannya, selepas itu pererta upacara yang lain misam-misem menanggapi kelucuan an kesalahan tingkah mereka.
_____
*******